Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kalimat bahwa bahagia itu sederhana sudah gak asing lagi di telinga kita. Memang, sih, bahagia tidak menuntut terlalu banyak syarat. Namun tetap saja, bahagia kadang rumit dan gak semudah itu.
Ada hal-hal yang akhirnya menghambat kita untuk merasakan kebahagiaan secara sempurna. Rasa bahagia yang seharusnya meluap, justru surut akibat situasi seperti di bawah ini. Meski begitu, kebahagiaan harus tetap disyukuri, ya!
1. Sumber kebahagiaan kita boleh jadi sumber kesedihan orang lain
ilustrasi menutupi wajah (pexels.com/Vie Studio) Kadang kala kita seperti merebut kebahagiaan orang lain tanpa sengaja. Misalnya, terpilihnya kita menjadi juara kompetisi berarti kesedihan untuk peserta lain yang kalah. Di antaranya mungkin ada teman kita.
Tentu saja kita gak perlu selalu mengalah dari orang lain. Antara tega dan tidak, semua orang sudah punya nasib masing-masing. Bagaimanapun, kita juga layak atas kemenangan itu.
2. Saat kita bahagia, orang terdekat tengah berduka
ilustrasi bersedih (pexels.com/Mikhail Nilov) Sumber kebahagiaan kita berbeda dengan sumber kesedihan orang lain. Walau demikian, ini tetap membuat suasana kurang menyenangkan. Kita tak mungkin mengekspresikan kebahagiaan ketika orang terdekat sedang sangat sedih.
Ada tanggung jawab moral buat kita berusaha menghibur sahabat atau saudara yang tengah berduka. Bahkan sebisa mungkin kita tidak menampilkan kebahagiaan pribadi dulu demi rasa solidaritas. Kita bukannya berpura-pura sesedih dia, tetapi memang harus mengembangkan empati.
Baca Juga: 5 Sisi Negatif Mengukur Kebahagiaan Hanya dari Segi Materi
3. Bahagia sering butuh modal
ilustrasi berbelanja (pexels.com/Tim Douglas) Uang tidak menjamin kebahagiaan. Namun, nyatanya bahagia tanpa punya uang sama sekali juga tak mungkin. Materi tetap diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan setidaknya sebagian keinginan.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Bila keinginan yang paling sederhana saja tak pernah tercukupi, batin kita juga akan tertekan. Terlebih kalau kita harus berhemat dengan sangat ketat dalam waktu panjang. Bukannya bahagia, kita malah stres.
4. Mengekspresikan kebahagiaan justru dicap pamer
ilustrasi ekspresi kebahagiaan (pexels.comAllan Mas) Kebahagiaan tentu tidak layak terus ditutupi atau disambut dengan sikap dingin. Sekalem apa pun kita pasti akan secara otomatis mengekspresikan kebahagiaan. Apalagi kebahagiaan itu diraih dengan susah payah.
Sayangnya, sebagian orang kadang salah menangkap ekspresi rasa senang kita. Bukannya ikut bahagia atau minimal biasa saja, mereka malah menuduh kita tengah pamer. Pandangan negatif pun bisa tak henti-hentinya ditujukan pada kita.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Mendapatkan Kebahagiaan Meski Sedang Bersedih