TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Orang Menggiring Opinimu, Tidak Terasa seperti Memaksa

#IDNTimesLife Dia berusaha memengaruhimu secara halus

ilustrasi percakapan (pexels.com/Antony Trivet)

Menggiring opini sebenarnya juga bentuk lain dari memaksakan pandangannya kepadamu. Hanya saja, ketika pemaksaan pendapat akan kamu rasakan sebagai sikap yang frontal, kasar, dan tak menyenangkan; penggiringan opini justru bisa tidak kamu sadari. Ini seperti cara halus untuk mencapai keinginannya.

Dia tahu bahwa usaha memaksamu agar sependapat dengannya justru akan berbuah penolakan. Sementara itu, bila ia memengaruhimu perlahan-lahan, kamu akhirnya setuju dengannya bahkan memberinya dukungan penuh. Orang yang menunjukkan sikap seperti di bawah ini perlu kamu waspadai.

1. Menghalangimu meminta klarifikasi dari pihak lain

ilustrasi percakapan (pexels.com/Anna Shvets)

Ketika dia berusaha menggiring opinimu tentang seseorang, pasti ia juga akan membatasi interaksimu dengan orang tersebut. Maksudnya adalah supaya kamu tidak punya kesempatan untuk meminta klarifikasi langsung darinya. Sebab adanya klarifikasi bisa membuatmu lebih memercayai orang tersebut.

Sebab orang yang sedang menggiring opini tidak mungkin asal melarangmu meminta klarifikasi atau kamu akan mencurigainya, caranya juga kurang kentara. Alih-alih berkata, "Kamu tak perlu meminta penjelasannya," dia barangkali bakal menempel terus padamu. Ia mengikutimu ke mana-mana sehingga kamu gak sempat menemui atau menghubungi orang yang sedang disudutkannya.

Baca Juga: 5 Hal yang akan Terjadi jika Kamu Memaksa Saat Memberi Saran

2. Mempersulit aksesmu ke sumber-sumber informasi yang tepercaya

ilustrasi percakapan (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Bila temanmu hendak menggiring opini tentang suatu permasalahan yang bukan pribadi seseorang, ia akan menutup aksesmu terhadap sumber informasi yang akurat. Contoh, soal kondisi keuangan kantor yang menurutnya sedang tidak baik-baik saja dan sebaiknya kamu bersiap untuk resign ketimbang di-PHK. 

Apabila ia tak memiliki maksud tersembunyi, tentu dia bakal menunjukkan data-data yang sesuai dengan pendapatnya. Misalnya, penurunan penjualan yang terus terjadi, biaya operasional kantor yang jauh lebih besar dari pendapatan, tunggakan pembayaran, dan sebagainya.

Namun karena dia semata-mata ingin menggiring opini, data-data ini justru seperti disembunyikannya darimu. Kalaupun dia menyodorkan data, itu cuma sebagian kecilnya. Bersikaplah hati-hati sebab kamu tak dapat mengambil kesimpulan hanya dari apa yang kamu dengar. Pun itu cuma berasal dari satu orang yang tak mampu menunjukkan data penunjang yang menyeluruh.

3. Terus memberikan pernyataan yang menyudutkan seseorang

ilustrasi percakapan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apakah kamu pernah melihat penggembala menggiring itik-itiknya agar berjalan tertib dalam barisan dan menuju suatu tempat? Penggembala tersebut bakal terus mengarahkan itik-itik dengan tongkat dari sisi kanan dan kiri barisan itik.

Hal serupa juga dilakukan temanmu yang tengah berupaya menggiring opini. Ia tidak akan membiarkanmu terjeda dari pengaruh-pengaruh perkataannya. Kamu dapat merasa dia berisik sekali akhir-akhir ini karena mengulang-ulang pernyataannya yang menyudutkan pihak lain. Bahkan setiap hari ada tambahan kesalahan yang dituduhkannya pada seseorang.

4. Memintamu untuk memercayainya saja

ilustrasi percakapan (pexels.com/Ron Lach)

Kepercayaan seharusnya tidak diminta, melainkan secara otomatis akan diberikan seseorang bila ia tak meragukan sesuatu. Namun temanmu seperti tidak sabar menunggu kamu menetapkan hati. Maka ia mencoba menjemput kepercayaan itu.

Bukannya sekadar memaparkan kesaksiannya, ia seperti meminta belas kasihan supaya kamu mau memercayainya. Padahal kalau kamu dihadapkan pada seseorang yang playing victim, dirimu mudah iba lalu memilih percaya saja. Sebenarnya, ia cuma memainkan kehalusan perasaanmu.

Baca Juga: 5 Alasan Jangan Biarkan Opini Orang Lain Menguasai Hidupmu

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya