TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Ciri Orang yang Suka Mengambil Kesempatan dalam Kesempitan

#IDNTimesLife Biasanya negatif meski ada kalanya justru baik

ilustrasi percakapan (pexels.com/Werner Pfennig)

Ada satu kepandaian yang biasanya dikaitkan dengan sifat buruk, yaitu pintar mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dalam peribahasa, sifat ini mirip dengan memancing di air keruh. Orang-orang di sekitarnya biasanya akan menjadi korban.

Tipe orang seperti ini wajib diwaspadai. Jangan gampang percaya pada sembarang orang kalau-kalau dia punya maksud tertentu dengan memanfaatkan kesulitanmu. Kenali sosoknya dari ciri-ciri di bawah ini agar kamu bisa lebih hati-hati.

1. Setiap ada masalah, dia mendekat tanpa memberikan bantuan nyata

ilustrasi diskusi (pexels.com/Alena Darmel)

Ini memang bukan tanda paling utama dari seseorang yang gemar mencari kesempatan dalam kesempitan. Sebab orang yang hanya mendekat kala ada masalah dan gak membantu apa-apa dapat saja kemampuannya memang terbatas. Problem itu lebih besar dari kemampuannya mencari solusi.

Akan tetapi, orang yang suka mengambil kesempatan dalam kesempitan juga sering bersikap demikian. Bukan karena skill-nya kurang, melainkan tujuannya mendekat memang bukan buat membantu orang lain mengatasi suatu persoalan. Ia punya misinya sendiri.

Dia mendekati orang-orang yang tengah dipusingkan oleh sesuatu cuma buat mencari celah yang dapat dimanfaatkan untuk dirinya. Wataknya egois sehingga melibatkan diri dalam penyelesaian problem orang lain bukanlah hal yang disukainya. Bahkan bila orang lain meminta peran aktifnya, ia berpura-pura gak bisa demi fokus pada tujuannya sendiri.

2. Pandai memanfaatkan kepanikan dan rasa percaya orang lain

ilustrasi percakapan (pexels.com/AlphaTradeZone)

Kepandaiannya ini yang membuat orang mudah percaya saja padanya. Dalam situasi yang panik dan tidak tahu harus melakukan apa, kehadirannya dapat terasa sebagai penyelamat. Ia terlihat meyakinkan sekali seolah-olah hendak membantu kawannya.

Namun, ternyata dia hanya berusaha mengambil keuntungan dari rasa panik mereka. Begitu ia memperoleh kepercayaan, dia menggunakannya buat memuluskan tercapainya tujuan pribadi. Cara kerjanya halus sekaligus cepat sehingga orang lain tidak segera mengetahui akal liciknya.

Biasanya, mereka baru menyadari cuma dikelabui setelah dia berhasil mendapatkan keinginannya. Mereka ditinggalkan dalam keadaan rugi besar atau persoalan yang dipercayakan padanya belum juga teratasi. Konsekuensinya, pribadi yang suka mengambil kesempatan dalam kesempitan sulit memperoleh lagi kepercayaan dari orang yang sama.

Baca Juga: 5 Contoh Tindakan Manipulatif yang Jarang Disadari, Jangan Terjebak!

3. Kalau keinginannya sudah tercapai, ia pergi

ilustrasi percakapan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Karakter berikutnya adalah sama sekali tidak punya loyalitas. Ia selalu datang dan pergi dalam kehidupan orang lain. Kalau situasi sedang tidak bisa dimanfaatkan olehnya, ia cenderung menjauh.

Nanti begitu ada sesuatu yang dapat bermanfaat baginya, ia bergegas merapat. Setelah keperluannya selesai, jangan harap dia bertahan di sana. Pasti ia cepat-cepat menyingkir untuk mencari situasi sulit lain yang bisa dimanfaatkannya.

Oleh sebab itu, orang dengan kesukaan mengambil kesempatan dalam kesempitan tidak baik dijadikan kawan dekat atau tempat bergantung. Kamu hanya akan dikecewakannya. Dia gak bakal ada untukmu ketika dirimu sangat memerlukannya.

4. Hidupnya banyak diuntungkan

ilustrasi percakapan (pexels.com/Felicity Tai)

Seiring dengan kemahirannya mengambil kesempatan dalam kesempitan, hidupnya makin beruntung. Banyak hal diperolehnya. Akan tetapi, jangan sampai kamu ingin meniru sepak terjangnya.

Ingat, bahwa cara yang dilakukannya tidak baik. Sering kali dia harus menebus keberuntungan dalam hidupnya dengan berbagai ketidakenakan. Salah satunya, hubungan yang dangkal dan tak harmonis dengan orang lain.

Ia terkenal sebagai orang yang curang sehingga lambat laun kian dijauhi. Lama-kelamaan ia merasa kesepian dan tidak bisa menikmati apa-apa yang didapatkannya dari memanfaatkan kesempitan orang lain. Semua keuntungan yang pernah dicecapnya akhirnya tak sebanding dengan kerugian yang ditanggungnya seorang diri.

5. Kreatif, tetapi kurang berperasaan

ilustrasi percakapan (pexels.com/cottonbro studio)

Untuk bisa mengambil kesempatan dari kesempitan dibutuhkan banyak akal. Kemampuannya dalam berpikir kreatif pasti tinggi. Sayangnya, emosinya malah cenderung tumpul.

Ia mudah memperoleh berbagai ide, tetapi kurang peduli pada sesama. Bahkan kepedulian pada orang lain akan menjadi penghambat dalam usahanya mencari kesempatan di tengah kesempitan. Oleh karena itu, ia pun berupaya untuk makin tak ambil pusing dengan orang lain.

Dia tidak peduli apakah orang-orang bakal sakit hati dengan caranya memanfaatkan kesusahan mereka atau gak. Penilaian kejam dan tak punya rasa setia kawan bahkan kemanusiaan pun tidak mudah mengusiknya. Ia tetap menjalankan gagasan-gagasannya demi keuntungan pribadi.

Baca Juga: 5 Tanda Temanmu Punya Sifat Manipulatif, Segera Jauhi!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya