TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Orang Gak Gengsi Pakai Barang Bekas

Pintar memilih dapat yang tak kalah bagus

ilustrasi pakaian bekas (pexels.com/Karolina Grabowska)

Barang bekas masih banyak diminati oleh masyarakat. Keberadaannya selalu mendapat tempat di tengah barang-barang baru yang terus diproduksi. Mulai dari fesyen, perabot rumah tangga, sampai kendaraan bekas masih kerap diburu.

Apakah pemilih barang-barang bekas tidak merasa gengsi? Kenapa juga mereka perlu merasa gengsi? Baik mesti mengeluarkan uang atau betul-betul diberi secara gratis, banyak orang tetap senang dengan barang second.

Ini memang bukan pilihan semua orang. Akan tetapi, dalam situasi tertentu kadang kita juga perlu bersikap lebih fleksibel soal kebaruan barang yang hendak dibeli. Berikut alasan seseorang gak gengsi pakai barang bekas. Sesekali perlu ditiru, lho.

1. Efektif buat menekan pengeluaran

ilustrasi merakit meja (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika kita baru memiliki rumah pribadi misalnya, banyak tabungan kita sudah dipakai buat membayar uang muka rumah. Cicilan bulan-bulan berikutnya pun perlu disiapkan. Apalagi jika kita membeli rumah tanpa kredit, tentu tabungan bertahun-tahun terasa ludes.

Padahal, kita masih memerlukan banyak perabot untuk mengisi rumah. Bisa saja kita mencicil membelinya satu per satu, tetapi butuh waktu lebih lama sampai semua perabot lengkap. Bakal lebih hemat kalau sebagian perabot yang dibeli merupakan barang bekas.

Harga belinya bisa jauh lebih murah daripada perabot baru. Makin untung kalau ada orang yang memberikannya secara cuma-cuma. Kita dapat membuatnya tampak baru lagi dengan sedikit memolesnya.

2. Barangnya masih dalam kondisi bagus

ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/Ron Lach)

Entah baru atau bekas, kondisi barang tentu menjadi pertimbangan utama sebelum kita memilihnya. Menemukan barang bekas dengan kondisi masih amat baik seperti mendapatkan berlian. Siapa yang ingin menyia-nyiakannya?

Dengan kondisinya yang masih bagus, masa pakainya juga lama. Sebenarnya sekarang menemukan barang bekas yang masih dalam keadaan baik juga tidak terlalu sulit. Seiring dengan sikap konsumtif sebagian orang, makin banyak barang bekas berkualitas yang dijual dengan harga miring atau bahkan diberikan pada siapa pun yang mau.

Toh, membeli barang baru pun bukan tak ada risiko cacatnya. Ini berarti membeli barang bekas juga bisa menjadi pilihan tepat asal pandai memilih. Beberapa orang bahkan dapat enggan memakai lagi suatu barang begitu tidak terasa nyaman ketika dikenakan sehingga masih sebaru saat ia membelinya.

Baca Juga: 8 Alasan Orang Gak Sering Beli Pakaian, Hidup Minimalis!

3. Orang lain juga gak tahu itu barang baru atau bekas

ilustrasi memilih pakaian dan alas kaki (pexels.com/Ron Lach)

Kecermatan orang biasanya lebih ke membedakan barang asli atau palsu. Itu pun hanya berlaku buat mereka yang mengenal berbagai ciri produk asli dari merek-merek yang berbeda. Orang yang gak punya keahlian ini tetap sukar memastikannya.

Apalagi tentang suatu barang dibeli dalam keadaan baru atau telah pernah dipakai orang. Selain kendaraan, barang-barang lain sulit terdeteksi kecuali kondisinya sudah agak rusak. Apalagi sekarang barang bekas dapat dibeli secara online sehingga orang lain makin tidak mampu mengamati dari mana kita membeli sesuatu.

Orang yang sebenarnya malu jika ketahuan membeli barang bekas pun menjadi lebih percaya diri. Selama kita tidak menceritakannya ke mana-mana, orang lain biasanya tak bertanya itu barang baru atau second. Kita bukannya sedang menipu orang lain dengan penampilan, tetapi apa perlunya juga membicarakan segalanya pada mereka?

4. Pemakaian barang gak terlalu pribadi

ilustrasi tumpukan buku (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dilihat dari kepemilikannya, semua barang yang dipunyai seseorang tentu disebut sebagai barang pribadi. Namun, dari segi pemakaiannya barang yang amat pribadi bisa menyimpan data seseorang atau bersentuhan dengan bagian tubuh tertentu. Barang yang menyimpan data pribadi misalnya laptop.

Itu pun data di dalamnya dapat dipindahkan semuanya sebelum laptop dijual sehingga baik penjual maupun pembelinya sama-sama merasa nyaman. Sementara itu, pakaian dalam cukup jarang diminati orang buat dikenakan. Berbeda dengan barang lain yang penggunaannya gak terlalu pribadi seperti buku-buku.

Meski tadinya bagian dari koleksi seseorang, buku bisa dibaca oleh siapa saja. Buku dan berbagai barang yang pemakaiannya tak terlalu pribadi juga kecil kemungkinannya untuk menularkan penyakit. Oleh karena itu, orang tidak merasa gengsi buat memanfaatkannya.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Dilakukan Sebelum Memakai Pakaian Thrifting

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya