TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Membuatmu Sulit Menahan Keinginan Berbelanja, Awas Bokek

Hayo, kamu begini juga?

Unsplash.com/joshrh19

Memang gak ada larangan untuk siapa pun berbelanja. Pada dasarnya, kamu boleh membeli apa saja dengan cara apa pun. Dibayar lunas atau kredit juga sah-sah saja.

Masalahnya, kalau hasrat berbelanjamu sudah keterlaluan, ini jelas akan buruk sekali untuk kesehatan keuanganmu. Jangan sampai sensasi nikmatnya berbelanja cuma kamu rasakan sesaat, selebihnya justru penderitaan panjang.

Makanya, perlu untukmu mengenali kondisi-kondisi psikis yang membuat keinginanmu berbelanja sukar dikendalikan. Baca terus sampai tuntas biar kantongmu gak jebol lagi, ya!

1. Berpikir terlalu simpel, 'Toh, uangnya ada.'

Unsplash.com/freestocks

Bahkan sekalipun uangnya benar-benar ada, kamu sebaiknya gak menggunakannya dengan sembarangan. Ingat, hidupmu masih panjang. Kamu bakal butuh banyak uang untuk kebutuhan-kebutuhan besar di masa depan.

Seperti, memiliki rumah sendiri. Kalau rumah saja belum punya atau belum terbayar lunas, lebih baik uangnya disimpan untuk membeli atau melunasi rumah.

Bahkan gak usah jauh-jauh bicara rumah deh. Kapan pun, kesehatanmu bisa terganggu atau ada kebutuhan mendesak lainnya. Punya simpanan yang cukup akan sangat membantumu.

Baca Juga: 5 Tips Belanja Kebutuhan Pokok secara Online 

2. Kalaupun gak ada uang, pakai kartu kredit juga beres

Unsplash.com/byadoniaa

Inilah cara berpikir yang sangat menjebak kebanyakan orang yang menjadikan kartu kredit sebagai solusi. Kartu kredit dibuat tentu bukan gak ada manfaatnya. Namun ingat, bijaksanalah dalam menggunakannya.

Meski sekarang rasanya enak karena tinggal gesek kapan pun butuh, pada akhirnya kamu juga tetap harus membayarnya, kan? Bahkan lebih besar ketimbang bila kamu berbelanja dengan uang tunai atau kartu debit. Jangan sampai kamu terjerat kesulitan keuangan di kemudian hari. 

3. Kalau ada masalah atau lagi kesal gak dibicarakan dengan orang lain

Unsplash.com/joshrh19

Semua orang pada dasarnya butuh menyalurkan emosinya. Entah dengan langsung curhat, berkarya, maupun ekspresi-ekspresi lainnya. Kalau kamu sebenarnya butuh curhat tetapi berusaha terlalu keras menahannya, otomatis kamu akan menyalurkannya dengan cara lain.

Masih bagus kalau kamu menyalurkannya dengan menghasilkan karya apa pun. Namun bagaimana jika pelarianmu adalah berbelanja? Makin berat masalah atau kekesalan yang dipendam, makin banyak dan mahal barang yang dibeli.

Nanti akhirnya kamu cuma menyesal. Barang-barang yang telanjur dibeli ternyata gak dibutuhkan. Mau dijual lagi, belum tentu ada yang berminat. Kalaupun ada, mungkin ditawar di bawah harga belinya. Nyesek banget gak tuh?

4. Kalau gak sering belanja, khawatir dibilang orang susah

Unsplash.com/joshrh19

Cara berpikir seperti ini wajib buat kamu rombak total. Kalau masih ada orang yang menilai makmur atau susahnya orang lain dari seberapa sering mereka berbelanja, itu urusannya. Urusanmu adalah kamu gak perlu mengikuti cara berpikir seperti itu.

Tebal tipisnya kantongmu cuma kamu yang benar-benar mengetahuinya kok. Lebih baik dari luar kelihatan biasa-biasa saja tetapi dompet aman, gak ada utang konsumtif, dana darurat tersedia, dan tabungan untuk masa depan juga ada daripada tampak mewah di luar tetapi ternyata kondisi keuangannya gak keruan.

Baca Juga: 5 Tips Sederhana untuk Belanja Hemat Tanpa Tergiur Promo, Ingin Coba?

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya