TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kebiasaan Negatif saat Memberi Hadiah, Ikhlas Gak, sih?

Bikin penerimanya gak nyaman, lho

ilustrasi memberi hadiah (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Hadiah bisa diberikan kapan saja, tak melulu ketika seseorang berulang tahun atau menikah. Kamu juga dapat memberikan hadiah sebagai bentuk ikut senang atas keberhasilan orang lain atau semata-mata karena rasa sayang.

Pemberian hadiah juga berguna untuk mempererat hubungan antara pemberi dengan penerima. Namun, supaya hadiah yang diberikan mendatangkan manfaat untuk kedua belah pihak, hindari kebiasaan buruk seperti di bawah ini, ya.

1. Memberi hadiah sesuai selera sendiri

ilustrasi memberi hadiah (pexels.com/Mikhail Nilov)

Hadiah dipersiapkan buat orang lain. Jadi, sudah semestinya yang menjadi prioritas ialah kebutuhan atau kesukaannya. Bukan selera diri sendiri yang barangkali malah berlawanan dengan selera calon penerima hadiah.

Pun bila kamu memberikan hadiah yang cuma mengikuti seleramu, bisa-bisa orang lain ogah menggunakannya. Kalau ini sampai terjadi, kamu dilarang merasa kecewa apalagi menganggap penerimanya telah menyia-nyiakan pemberianmu.

Baca Juga: 5 Hampers Skincare dan Produk Grooming yang Cocok untuk Hadiah Lebaran

2. Memberi hadiah semurah mungkin karena sifat pelit

ilustrasi tukar kado (pexels.com/Karolina Grabowska)

Prinsip tentang yang penting memberi bisa kurang baik apabila mengubahmu menjadi pribadi yang pelit. Sekalipun kamu sebenarnya mampu memberikan hadiah yang lebih bagus untuk orang lain, pilihanmu selalu jatuh pada benda yang termurah.

Akibatnya, kamu bakal menoleransi kerusakan-kerusakan pada barang itu dan tetap menjadikannya sebagai hadiah. Gak boleh begini, ya. Gembirakanlah hati orang lain dengan hadiah yang layak supaya rezekimu juga baik.

3. Memberi hadiah melebihi kemampuan demi jaga gengsi

ilustrasi memberi hadiah (pexels.com/Gustavo Fring)

Ini justru kebalikan dari poin kedua. Kamu sengaja memberikan hadiah yang semahal mungkin cuma demi jaga gengsi. Kamu rela terjerat utang hanya untuk menghadiahi orang lain daripada memilih hadiah yang lebih sesuai dengan kondisi kantongmu.

Seharusnya, kamu gak perlu sampai seperti ini. Pun di sini tujuanmu bukan lagi menyenangkan penerima hadiah melainkan semata-mata menjaga gengsimu sendiri. Padahal, orang-orang baik di sekitar kamu tak membutuhkan hadiah semahal itu. Cukup sebagai tanda kamu care saja.

4. Selalu sekadar mengoper hadiah yang pernah diterima dari orang lain

ilustrasi memberi hadiah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu barangkali pernah menerima begitu banyak hadiah dari orang-orang. Kemudian sebagiannya tak pernah digunakan. Jika kondisinya masih bagus, boleh saja kamu memberikannya sebagai hadiah untuk orang lain.

Namun, pastikan penerima tidak tahu bahwa itu hadiah lama. Nanti dia kecewa dan merasa cuma diberi barang bekas sekalipun kamu belum pernah menggunakannya. Cegah pula niatmu buat menghindari adanya barang sia-sia di rumah berkembang menjadi sifat pelit. 

Apabila hadiahnya memang sudah kurang layak karena terlalu lama disimpan, modelnya kurang kekinian, atau tidak sesuai dengan selera calon penerimanya, belilah hadiah yang baru. Memberikan hadiah yang pantas juga penting untuk menjaga nama baikmu, kan?

Baca Juga: 5 Tips Kasih Hadiah Ulang Tahun buat Si Dia

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya