Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Menyenangkan orang lain barangkali terdengar sebagai niat yang mulia. Namun, itu tergantung dari tujuanmu yang sebenarnya dan bagaimana dampaknya.
Namun jika kamu harus melakukan kebohongan demi orang lain senang, beda lagi ceritanya. Kebohongan tetaplah kebohongan. Tidak ada orang yang menyukai hal ini, sekalipun terasa menyenangkan di awal.
Seperti lima kebohongan di bawah ini yang sebaiknya tidak kamu lakukan.
1. Memuji meski dalam hati membenci
ilustrasi bersama sahabat (pexels.com/tirachard-kumtanom-112571) Tidak berarti lebih baik kamu memaki-maki orang yang kamu benci. Baik memaki-makinya maupun memberinya pujian palsu sama buruknya. Cara pertama cuma lebih keras dan langsung, ketimbang yang kedua.
Namun perlu kamu ingat, pujian palsumu bukannya gak bakal diketahui oleh orang lain, lho. Lawan bicaramu atau orang-orang di sekitar kalian sangat mungkin bisa membaca raut wajah atau nada ketidaktulusanmu ketika memuji.
Apalagi bila di belakangnya, kamu senang memburuk-burukkannya. Kelihatan banget kalau kamu tipe orang yang bermuka dua. Setiap orang yang mengetahui sifat palsumu itu pasti bakal mencibirmu.
2. Mencintai hanya karena kasihan
ilustrasi pura-pura cinta (pexels.com/joymarino) Kamu mungkin telah berkali-kali menolak cinta seseorang. Akan tetapi, dia sangat gigih sehingga kamu merasa tidak tega untuk kembali menolaknya.
Terlebih saat kamu tahu kehidupannya kurang bahagia atau dia sakit keras. Kamu khawatir penolakanmu untuk kesekian kalinya bakal membuatnya kehilangan semangat hidup.
Pertanyaannya, mampukah kamu terus bersandiwara? Bagaimana kalau di tengah hubungan palsu kalian, kamu jatuh cinta pada orang lain?
Coba pikirkan, kamu berhak mencintai orang itu, sedangkan 'pacarmu' juga berhak mendapatkan cinta yang asli. Maka lebih baik, kamu gak memaksakan perasaanmu dan biarkan dia terus belajar menerima kenyataan.
Baca Juga: Berhenti Katakan 5 Kebohongan Ini Pada Diri Sendiri jika Mau Bahagia
3. Menutupi kabar buruk lantaran tak tega
ilustrasi mengobrol (pexels.com/karolina-grabowska) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Kamu cuma gak ingin orang terdekatmu terguncang. Namun, bagaimana jika ia malah mengetahui kabar buruk itu dari orang lain? Orang lain yang belum tentu bisa menyampaikannya sebaik kamu.
Pun nanti dia pasti akan menyalahkanmu, sebab kamu juga tahu itu, tetapi tidak segera mengabarkan padanya. Walau niatmu baik, dia malah menjadi merasa dibohongi olehmu.
Sebagai orang yang lebih mengenal sifat-sifatnya, sebaiknya kamu tetap mengatakan yang sesungguhnya. Kamu pasti tahu kapan waktu yang cocok dan pilihan kalimat yang lebih mudah untuk dia terima.
4. Meremehkan tingkat kesulitan tugas yang harus dihadapi seseorang agar ia tenang
ilustrasi mengobrol (pexels.com/gabby-k) Misalnya, sebagai senior, kamu gak mau juniormu panik bila kamu memberitahukan tingkat kesulitan tugas yang akan dihadapinya. Kamu berkata, "Santai, gak sulit kok. Sambil menutup mata saja kamu pasti bisa."
Pikirmu, ketenangan selalu menjadi kunci keberhasilan. Betul, ketenangan memang penting karena kepanikan akan membuat siapa pun sulit berpikir dengan jernih.
Hanya saja, jangan lupakan kunci keberhasilan yang lain yaitu persiapan. Apabila sejak awal kamu sudah memberinya gambaran tingkat kesulitan tugas dengan apa adanya, dia dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Baca Juga: 5 Akibat Kamu Suka Tutupi Kebohongan Lewat Kebohongan Lainnya!