Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jika orang lain gak merespons kemarahanmu dengan cara yang negatif, jangan uji kesabarannya. Hindari tambah bersikap semena-mena padanya atau mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Seharusnya, kamu justru cepat mengendalikan emosi dan berintrospeksi.
Jangan mengartikan diamnya orang lain sebagai tiadanya keberanian untuk melawanmu. Kamu wajib menghargai dan belajar dari kesabarannya. Lebih jelasnya, berikut alasan selengkapnya seseorang tak terprovokasi oleh kemarahanmu.
1. Kasih kamu kesempatan untuk mengeluarkan semua unek-unek
ilustrasi kemarahan istri (pexels.com/Timur Weber) Bila kamu sudah emosi tingkat tinggi, tak ada cara terbaik selain membiarkanmu mengeluarkan seluruh beban di hati. Kemarahanmu pasti ada sebabnya. Apabila semua unek-unek yang selama ini dipendam berhasil dikeluarkan, kemarahanmu akan reda.
Satu sisi, kamu merasa lega. Di sisi lain, teman atau pasanganmu jadi lebih mudah memahami perasaanmu. Cukup dengan ia sabar mendengarkan unek-unekmu sekalipun cara penyampaiannya diwarnai nada tinggi.
2. Tahu kamu tipe orang yang gak bisa dilawan dengan ucapan
ilustrasi kemarahan pasangan (pexels.com/RODNAE Productions) Jika seseorang menanggapi kemarahanmu, kamu pasti tambah jengkel. Apa pun yang dikatakannya nanti, dirimu tak bakal berhenti marah-marah dan menerimanya. Emosimu justru dapat kian tersulut.
Bila ia ingin melawanmu, lebih efektif langsung dengan tindakan. Misalnya, meninggalkanmu yang masih mengomel atau membatalkan rencana yang membuatmu kesal. Itu bakal bikin kamu tak bisa lagi berkata-kata.
3. Merasa bersalah
ilustrasi dimarahi ibu (pexels.com/Karolina Grabowska) Perasaan bersalah membuat seseorang memilih untuk mengalah. Segalak apa pun kamu padanya, dia akan diam saja. Sering kali ia juga cuma menunduk serta tak berani beradu pandang denganmu.
Mungkin nanti dia bakal meminta maaf. Akan tetapi, ia menunggu emosimu turun dulu. Jika sekarang juga dia meminta maaf atau mencoba membela diri, takutnya kemarahanmu tambah hebat.
Baca Juga: 5 Alasan Kamu Sulit Meredakan Kemarahan pada Diri Sendiri
4. Kamu memang suka mengomel, tetapi kemarahanmu cepat berlalu
ilustrasi kemarahan istri (pexels.com/Keira Burton) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Kamu cuma seperti hujan deras yang berlangsung sesaat. Orang lain jadi gak cemas ketika dirimu mulai marah-marah. Sekalipun untuk beberapa waktu suasana menjadi sangat tak nyaman, sebentar lagi juga berhenti sendiri.
Bahkan setelahnya kamu dapat tampil seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dirimu tak pernah mendendam pada siapa pun. Bahkan kamu bisa menjadi yang pertama mengajaknya mengobrol.
5. Tidak mau terjadi pertengkaran
ilustrasi kemarahan istri (pexels.com/RODNAE Productions) Pertengkaran membutuhkan partisipasi orang lain. Apabila hanya ada satu orang yang marah-marah, ini tidak dapat disebut telah terjadi cekcok. Biar saja kamu marah-marah sendiri, yang penting kalian tak terlibat adu mulut.
Ada alasan orang berprinsip begini. Misalnya, untuk melindungi kehormatannya sendiri di depan orang lain. Atau jika kalian suami istri, ia tak mau anak menyimpulkan bahwa orangtuanya bertengkar. Lebih baik anak hanya tahu ayah atau ibunya sedang marah daripada keduanya bertengkar hebat.
6. Kedudukannya di bawahmu
ilustrasi kemarahan atasan (pexels.com/Yan Krukau) Sedikit sekali anak buah yang berani melawan kemarahan bosnya. Inilah pengaruh besar dari perbedaan kedudukan. Selain soal sopan santun, tentu ada kekhawatiran tentang konsekuensi bila seseorang melawan orang yang kedudukan lebih tinggi.
Hal serupa pun terjadi jika kedudukanmu lebih tinggi daripada orang lain dalam berbagai hal. Contohnya, secara ekonomi kamu jauh lebih mampu daripada orang yang dimarahi. Perbedaan kedudukan membuat satu pihak merasa kuat, satu lagi di posisi yang lemah.
Baca Juga: 5 Tips untuk Menyambut Jodoh yang Baik dengan Kesabaran