TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Melemahkan Keinginanmu untuk Punya Rumah Sendiri

Meski gak murah, rumah layak diperjuangkan

ilustrasi memandangi rumah (pexels.com/Kindel Media)

Menurut kamu, memiliki rumah sendiri itu penting gak, sih? Untuk kamu yang masih berpikir rumah bukanlah kebutuhan yang perlu diprioritaskan, pikirkan ulang, deh. Sulit rasanya buat kamu bisa hidup tenang ke depannya bila tak juga tinggal di rumah milik sendiri.

Bahkan seiring pertambahan usia, kamu dapat merasa malu di lingkungan pergaulanmu. Oleh karena itu, kamu perlu terus menguatkan keinginanmu buat punya rumah sendiri. Jangan biarkan keinginan tersebut perlahan-lahan padam oleh sebab-sebab di bawah ini.

1. Berpikir masih ada rumah orangtua atau mertua, kamu jadi bisa numpang deh

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alena Darmel)

Sekalipun orangtuamu senang-senang saja kamu tinggal bersama mereka, pikirkanlah beberapa tahun mendatang. Apabila kamu memiliki sejumlah saudara dan orangtuamu meninggal dunia, rumah itu menjadi bagian dari harta warisan.

Saudara-saudaramu memiliki hak atas rumah tersebut. Kecuali, orangtua sudah terlebih dahulu memberikannya padamu. Bila tidak, kamu bakal bingung kalau saudara-saudaramu sepakat buat menjual rumah tersebut.

Sedang jika kamu tinggal bersama mertua, ketidakcocokan mungkin bakal mewarnai hari-hari kalian. Di samping itu, kamu malah harus berhadapan dengan saudara-saudara iparmu. Cegah konflik antarsaudara seperti ini dengan berjuang buat punya rumah sendiri meski kecil. 

Baca Juga: 5 Tips Menata Rumah untuk Menyambut Lebaran agar Terkesan Nyaman

2. Buat apa memiliki rumah sendiri kalau belum menikah?

ilustrasi melihat desain rumah (pexels.com/Ivan Samkov)

Orang yang telah menikah memang disarankan agar memiliki rumah sendiri. Dengan demikian, ia dapat lebih mandiri dan kehidupan rumah tangganya minim campur tangan dari keluarga besar. Namun, punya rumah bukan cuma urusan orang yang sudah atau akan menikah, lho.

Kamu yang masih single pun perlu memikirkannya sejak sekarang. Terlebih saat kamu telah memiliki penghasilan lumayan. Daripada uangnya banyak digunakan untuk bersenang-senang saja, cantolkan ke rumah. Uangmu menjadi tidak hilang.

3. Lebih baik uangnya digunakan untuk hal-hal lain, seperti beli mobil dan jalan-jalan

ilustrasi menyimak penjelasan (pexels.com/Alena Darmel)

Pemikiran seperti ini biasanya timbul mengingat harga tanah dan bangunan yang kian tahun kian mahal saja. Mengeluarkan uang ratusan juta untuk sebuah rumah sederhana rasanya sayang sekali. Kamu membayangkan uang sebanyak itu bisa buat beli beberapa mobil dan jalan-jalan ke mana pun.

Membeli mobil barangkali penting juga kalau kamu memang membutuhkannya untuk kegiatanmu sehari-hari. Jalan-jalan juga perlu biar kamu gak stres. Akan tetapi, menghabiskan seluruh uangmu untuk kedua hal itu dan kesenangan lainnya hanya akan membuatmu menyesal di kemudian hari.

Kelak ketika kamu sudah bosan tinggal di rumah kontrakan atau menumpang di rumah orangtua maupun mertua, tabungan untuk membeli rumah belum siap. Jangankan membeli lunas, uang muka untuk pembelian secara kredit saja kamu masih harus berjuang dari nol.

4. Jika kamu perempuan, masih yakin rumah adalah tanggung jawab suamimu kelak

ilustrasi perempuan yang lelah (pexels.com/RODNAE Productions)

Tidak ada syarat jenis kelamin saat kamu hendak membeli rumah. Jadi, membebankan kebutuhan akan rumah ke pundak calon suamimu kelak juga kurang logis. Bukankah pada akhirnya kalian akan menghuninya bersama-sama?

Maka dari itu, jika kamu juga mampu, tak ada salahnya membeli rumah sendiri selagi kamu lajang. Nanti bila kamu menikah dan suamimu pun sudah punya rumah pribadi, salah satu rumah dapat disewakan atau dijual.

Dengan menyewakan rumah, kalian jadi memperoleh pendapatan pasif. Kalaupun harus dijual, harganya pasti telah berlipat-lipat dari ketika rumah tersebut dibeli. Apa pun pilihannya, gak ada ruginya, kan?

Baca Juga: 5 Pertimbangan Penting sebelum Membeli Rumah Pertama, Jangan Asal!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya