TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal yang akan Membongkar Kebohonganmu, Jujur Lebih Baik

Tak ada sandiwara yang berlangsung selamanya

ilustrasi percakapan (pexels.com/Jack Sparrow)

Berbohong kerap dilakukan oleh orang yang merasa takut dengan kebenaran. Barangkali kebenaran itu mengancam kepentingannya sendiri sehingga ia berusaha untuk memanipulasinya.

Apakah kamu juga sedang berbohong tentang sesuatu atau sudah sering melakukannya dengan berbagai alasan? Berhati-hatilah sebab tidak ada sandiwara yang berlangsung untuk selamanya. Cepat atau lambat, kebohonganmu bakal terbongkar oleh hal-hal di bawah ini.

1. Nuranimu sendiri

ilustrasi penyesalan (pexels.com/MIXU)

Setiap kali kamu melakukan perbuatan yang tidak baik, nuranimu akan bersuara. Selirih apa pun suaranya, kamu tak dapat mengabaikannya. Terlebih saat dirimu dengan sengaja membuat kebohongan.

Nuranimu akan terus mengingatkanmu tentang kesalahan yang sedang diperbuat. Ini tak cuma membuatmu merasa bersalah dan tertekan, tetapi lambat laun membentuk penyesalan yang kuat. Ketika penyesalan sudah muncul dan bertambah besar, kamu pasti membuka sendiri kebohonganmu guna meluruskan kebenaran.

2. Keceplosan

ilustrasi percakapan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu bisa memikirkan berbagai strategi kebohongan. Akan tetapi, lidahmu terkadang sulit dikendalikan. Sehati-hati apa pun kamu berusaha mengatur ucapan, respons orang lain yang di luar dugaan dapat membuatmu panik.

Akibatnya, kamu pun bereaksi secara spontan. Tanpa sadar, jawabanmu justru memberi petunjuk pada orang lain tentang kebenaran suatu peristiwa. Kamu yang dalam kondisi panik tidak menyadari hal ini. Akan tetapi, orang lain yang tenang dan fokus menjadi cermat sekali pada setiap perkataanmu.

3. Ceritamu yang tidak sesuai dengan bukti atau fakta

ilustrasi percakapan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dalam upayamu menutupi kebenaran, kamu bisa merekayasa cerita apa saja. Namun, semua ceritamu akan dimentahkan oleh bukti atau fakta di lapangan. Orang-orang berpegang pada bukti atau fakta, bukan apa yang kamu katakan.

Sekalipun kamu berusaha mengaburkan fakta atau menghilangkan barang bukti, usaha ini biasanya juga bakal meninggalkan bukti yang lain. Misalnya, kamu berusaha menghilangkan suatu dokumen penting. Namun dari rekaman CCTV, kamu didapati pernah berjalan menuju ruangan yang tidak seharusnya dimasuki oleh sembarang orang, termasuk olehmu.

Baca Juga: 5 Kebohongan Seseorang yang Bertahan di dalam Toxic Relationship

4. Kesaksian orang lain

ilustrasi percakapan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jika pun kamu mampu menghilangkan bukti atau orang lain belum bisa menemukannya, ini tidak berarti posisimu aman. Ada satu orang saja yang memberikan kesaksian berbeda dari ceritamu, semua perhatian akan tertuju padamu.

Mereka niscaya terus mengejar, mengapa sampai ada dua kesaksian yang berbeda? Kesaksian siapa yang benar? Lalu baik kamu maupun saksi itu diminta untuk menunjukkan bukti-bukti yang mendukung kesaksian masing-masing. Kian banyak saksi yang berbeda cerita darimu atau mereka punya bukti yang kuat, posisimu kian tersudut.

5. Waktu

ilustrasi percakapan (pexels.com/cottonbro)

Kamu mungkin saja berhasil membohongi semua orang saat ini. Namun, jangan menyangka kebohongan itu tak akan terungkap. Segalanya bisa saja terjadi, bahkan ketika kamu berpikir semua orang sudah memercayai kebohongan ciptaanmu.

Selain beginilah cara semesta membuka kebenaran, ada penjelasan logis dari kemampuan waktu membongkar kebohonganmu. Pertama, kamu sendiri mulai lengah dalam menjaga kebohongan tersebut. Kamu mungkin tidak sengaja menyinggung kebenarannya ketika berbicara dengan orang lain.

Kedua, bukti yang selama ini disembunyikan ditemukan oleh orang lain. Ketiga, saksi kunci yang sejauh ini diam karena takut akhirnya memilih membuka mulut dan mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi. Mana pun yang akhirnya membuka kebohonganmu, waktu tidak membiarkan dusta berlangsung selamanya.

Baca Juga: 5 Kebohongan yang Sering Dilakukan Ini Ternyata Berdampak Baik

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya