TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Orang Menghapus Unggahan di Medsos, Bikin Penasan 

Menghapus unggahan di medsos bisa karena masalah pribadi

ilustrasi membuka medsos (pexels.com/SHVETS production)

Menghapus unggahan di medsos atau media sosial biasanya dilakukan dengan sengaja. Kamu yang sempat melihat unggahannya heran karena tak mendapatinya lagi tidak lama kemudian. Sampai-sampai dirimu mengira keliru melihat unggahan itu.

Kenapa seseorang sampai merasa perlu menghapus unggahannya sendiri? Apakah dia tidak berpikir panjang sebelum mengunggah sesuatu? Sudah berpikir pun tak menjamin seseorang gak berubah pandangan terkait unggahannya sendiri.

Terkadang juga ada pengaruh dari orang lain yang baru muncul setelah ia mengunggahnya. Keputusan buat menghapusnya boleh jadi lebih baik. Berikut alasan orang bergegas membersihkan media sosialnya dari satu atau lebih unggahan.

1. Sedang bermasalah serius dengan orang yang foto-fotonya dihapus

ilustrasi pasangan berkonflik (pexels.com/Alex Green)

Jika unggahan yang dihapus konsisten tentang foto atau videonya bersama seseorang, hampir bisa dipastikan mereka sedang ada masalah. Persoalan itu tergolong berat sehingga mengancam kelanjutan hubungan mereka. Misalnya, masalah rumah tangga yang serius dan bikin seorang suami atau istri menghapus foto-foto kebersamaan dengan pasangan.

Tindakan ini tak hanya memancing tanda tanya pengguna media sosial yang lain. Akan tetapi, juga dapat mengarah pada akhir hubungan. Dengan menghapus foto dan video kebersamaan, seseorang ingin kembali dilihat sebagai individu yang bebas dari bayang-bayang pasangannya.

Dia tidak mau kembali dikaitkan dengan pasangannya. Kalau kamu telah melihat temanmu melakukannya, hindari bertanya tentang pasangannya. Hubungan mereka sepertinya sedang mengalami krisis yang hebat dan tunggu saja ia curhat padamu atau seperti apa akhirnya nanti.

2. Unggahan melenceng dari personal branding-nya

ilustrasi membuka medsos (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagian orang ingin menggunakan media sosial untuk personal branding. Misalnya, menciptakan label diri sebagai pengusaha sukses. Selama ini unggahannya mengenai usaha-usahanya dan berbagi tips buat pemula yang ingin mengikuti jejaknya.

Namun, manusiawi bila terkadang dia juga ingin mengunggah hal-hal pribadi dalam kehidupannya, seperti liburannya. Walaupun untuk sementara ini terasa menyenangkan, nanti biasanya dia berpikir seharusnya hal itu tidak perlu diunggah. Postingan itu terasa kurang relevan dengan personal branding-nya selama ini.

Dia mau fokus lagi ke unggahan-unggahan yang seperti sebelumnya. Ia tidak ingin orang lebih memperhatikan unggahannya di luar urusan usaha. Seseorang bakal makin cepat menghapus apabila unggahannya berkebalikan dari diri yang dicitrakannya.

Baca Juga: 7 Manner Penting dalam Menggunakan Media Sosial, Jaga Privasi Diri!

3. Sadar unggahannya menyinggung, tak pantas, atau bikin kegaduhan

ilustrasi kesal melihat medsos (pexels.com/imustbedead)

Respons orang lain atas unggahannya memang terkadang gak bisa diprediksi di awal. Seseorang semula berpikir tak ada salahnya mengunggah sesuatu karena merasa punya hak untuk mengemukakan pendapat. Akan tetapi, beberapa waktu kemudian unggahan itu ternyata memicu kontroversi.

Orang-orang meributkan statusnya bahkan sampai terpecah menjadi kelompok pendukung serta pencela. Situasi yang memanas begini tentu membuatnya gak nyaman bahkan takut akan terjadi hal-hal yang lebih buruk dari sekadar perdebatan di dunia maya. Maka ia memilih menghapusnya saja.

Begitu pula bila ia tidak bermaksud menyindir seseorang melalui unggahannya, tetapi kesan itu memang begitu kuat. Begitu ia menyadari atau ada orang ketiga yang menegurnya, dia tak perlu berpanjang-panjang memberikan penjelasan. Mending unggahan itu langsung dihapus biar gak bisa lagi dilihat oleh orang yang merasa tersentil.

4. Unggahannya didorong oleh emosi yang lagi gak stabil

ilustrasi membuka medsos (pexels.com/cottonbro studio)

Ia menghapus postingan karena dorongan penyesalan atas luapan emosinya. Dia mungkin tengah marah atau sedih hebat ketika membuat unggahan. Nanti selepas emosinya kembali tenang, ia sadar unggahannya kurang baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain yang melihatnya.

Kata-katanya barangkali cenderung kasar. Dia marah pada seseorang, tetapi unggahannya terasa seperti mengomeli semua orang yang membacanya. Pun itu tidak hanya dalam satu unggahan, melainkan banyak sampai berturut-turut dan semuanya panjang lebar.

Selain merasa malu setelah perasaannya lebih tenang, ia juga yakin seluruh unggahannya sudah bikin orang lain gak nyaman saking banyaknya. Dia pun cepat-cepat menghapusnya satu per satu bahkan tanpa membalas komentar di setiap postingan. Ke depan ia bakal belajar lebih berhati-hati lagi dan mengendalikan emosinya.

5. Tidak sengaja mengunggahnya

ilustrasi anak menggunakan HP (pexels.com/ShotPot)

Unggahan berupa tulisan biasanya dibuat secara sengaja. Orang perlu memikirkan setiap kata yang dirangkainya. Namun, unggahan berupa foto lebih mudah keliru. Apalagi ketika ia hendak mengunggah beberapa foto sekaligus. 

Dia bisa saja kurang cermat memilih foto dari galeri dan telanjur diunggah. Bila fotonya terlalu memalukan, orang menjadi panik. Ia menghapus seluruh unggahannya dan bukan cuma satu foto yang salah.

Tidak sengaja mengunggah juga dapat terjadi ketika smartphone dimainkan oleh anak-anak. Anak cuma asal-asalan menyentuh layar, tetapi ternyata berhasil mengunggah sesuatu. Apa pun yang diunggah gak jelas maksudnya sehingga lebih baik dihapus saja daripada teman-teman mengira akunnya diretas.

Baca Juga: 4 Tips Minimalkan Kecanduan Media Sosial, Jaga Keseimbangan Hidup

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya