TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sikap Bikin Orang Merasa Disalahkan, Batinnya Tertekan!

Dengarkan dia dan cari tahu kebenarannya

ilustrasi merasa disalahkan (pexels.com/Dih Andréa)

Perasaan sedang disalahkan oleh orang lain memang subjektif. Kamu bisa gak merasa melakukannya. Namun, orang lain ternyata berpikir dirimu tengah menyudutkannya dan meminta tanggung jawabnya atas suatu peristiwa.

Dalam suasana yang genting, responsmu sebetulnya lebih dipengaruhi oleh spontanitas. Namun, akan lebih baik jika dalam situasi seperti apa pun, kamu bisa menjaga diri dari sikap-sikap seperti di bawah ini. Dirimu bakal lebih mampu menjaga perasaan orang.

1. Terus ditanya, "Kenapa kamu tidak...?"

ilustrasi merasa disalahkan (pexels.com/JESSICA TICOZZELLI)

Kalau baru ditanyakan sekali, seseorang tentu masih maklum. Dia tahu bahwa kamu hanya mencari keterangan. Ada tindakan yang lebih tepat, tetapi anehnya ia tak melakukannya dan memilih cara berbeda.

Namun jika pertanyaan dengan kata 'kenapa' terus berlanjut, orang mulai merasa dipojokkan. Batasi pertanyaan seperti ini. Makin banyak pertanyaanmu yang diawali dengan 'kenapa' menandakan kamu gak bisa atau tidak mau belajar memahami situasinya saat itu.

2. Ada yang bilang, "Seandainya kamu... pasti..."

ilustrasi merasa disalahkan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pengandaian tak lagi berguna saat masalah telanjur terjadi. Bahkan berandai-andai cuma menambah rasa kecewamu sekaligus bikin orang lain merasa disalahkan. Perlu kamu pahami bahwa begitu banyak peristiwa terjadi di luar perkiraan.

Siapa pun dapat kekurangan waktu dan kesulitan berpikir jernih. Tindakan yang diambil mungkin kurang dipertimbangkan sehingga ada akibat yang tidak diinginkan. Lebih baik fokus pada apa yang bisa dilakukan sekarang daripada kembali ke masa lalu dan berandai-andai saja.

Baca Juga: 5 Cara Hadapi Guilt Trippers, Jangan Mau Disalahkan Terus!

3. Mendiamkannya terus

ilustrasi merasa disalahkan (pexels.com/Jacob M)

Sikapmu yang mendiamkan seseorang ketika terjadi persoalan mengesankan adanya kemarahan. Wajar dia menjadi bertanya-tanya, apakah menurutmu ia yang bersalah atas suatu peristiwa? Kalau ya, apa yang kamu inginkan darinya?

Tentu saja dirimu belum tentu bermaksud begitu. Barangkali kamu cuma sedang berpikir keras. Setelah mengetahui sikap begini bisa bikin orang lain salah paham, ingatkan diri agar tetap mengajak seseorang bicara meski suatu masalah melibatkannya.

4. Cepat-cepat menggantinya dengan orang lain

ilustrasi merasa disalahkan (pexels.com/lesha tuman)

Maksudmu mungkin baik, cuma ingin menyegarkan suasana dengan menghadirkan orang baru. Atau, kamu melihat orang tersebut punya kemampuan untuk mengatasi masalah saat ini. Akan tetapi, bagaimana dengan perasaan orang yang dicopot dari posisinya secara mendadak?

Tentu saja ia merasa sangat kaget dan kecewa. Penggantian dirinya dengan orang lain seperti penegasan atas penilaianmu. Kamu yakin dia salah dan gak bisa memperbaiki keadaan. Sebelum main ganti orang dari suatu posisi, pastikan sudah ada investigasi dan evaluasi menyeluruh.

Baca Juga: Takut Disalahkan! 5 Penyebab Anak Sulit Terbuka dengan Orangtua

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya