TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penguat buat Kamu yang Merasa Ditinggalkan Semua Orang saat Gagal

Waktunya kamu fokus dan tumbuh dalam hening

ilustrasi pria di tengah jalan (pexels.com/Dana Cetojevic)

Ketika kamu gagal, semua orang rasanya menyingkir. Teman dekat bahkan saudara pun tega menjauh, padahal kamu sedang sangat membutuhkan dukungan. Kamu menjadi makin terpuruk dan sulit sekali untuk bangkit dari kegagalan itu.

Walaupun kamu merasa kesal dengan sikap orang-orang di sekitarmu, jangan biarkan itu mengaburkan fokusmu. Saat ini, yang terpenting adalah kamu mampu menolong diri sendiri. Kami coba bantu kuatkan kamu dengan lima hal berikut ini, ya. Mari disimak.

1. Mereka meninggalkanmu atau kamu yang berubah tertutup dan menjauhi semua orang?

ilustrasi pria terpuruk (pexels.com/Mathias P.R. Reding)

Perasaanmu bisa dilatarbelakangi peristiwa yang benar terjadi maupun tidak. Ini perlu diwaspadai agar kamu tak salah mengambil kesimpulan tentang semua orang. Seolah-olah mereka tidak peduli padamu, padahal bisa jadi kamu yang terlalu menutup diri setelah mengalami kegagalan dalam hal apa pun.

Kamu dikuasai rasa malu dan kekecewaan berat. Ini mendorongmu untuk menjauh dari semua orang, bukan mereka yang menjauhi kamu. Coba ingat-ingat lagi, berapa dari mereka yang benar-benar mengetahui kegagalanmu lalu bersikap menjaga jarak?

Barangkali sebagian besarnya justru tidak tahu apa-apa soal kegagalanmu. Atau mereka tahu dan berusaha menghiburmu, tetapi kamu terlalu malu buat menerimanya sehingga memilih menghindar.

Baca Juga: 5 Sikap yang Berkontribusi Menyumbang Kegagalan, Wajib Dihindari!

2. Kamu bisa memilih membenci mereka atau justru memakluminya

ilustrasi pria sedih (pexels.com/MuntasirMahdi)

Katakanlah, perasaanmu tentang orang-orang yang meninggalkanmu saat kamu mengalami kegagalan benar adanya. Pilihanmu sekarang ada dua. Pertama, kamu membenci mereka atas sikap tidak setia kawan mereka. Kedua, kamu malah belajar untuk memaklumi sikap mereka yang tidak sesuai dengan harapanmu. Alasannya simpel, di mana-mana orang yang berhasil memang terlihat lebih menarik daripada orang yang gagal, kan?

Walaupun sikap mereka yang meninggalkanmu membuat kamu sedih, barangkali dirimu juga bakal bersikap sama pada orang lain. Dengan atau tanpa kamu sadari, kamu pernah menjauhi teman yang gagal serta merapat pada teman yang berhasil dengan dalih mencari inspirasi.

3. Tidak apa-apa, ini waktumu tumbuh dalam hening

ilustrasi pria bekerja di rumah (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Ditinggalkan orang-orang di tengah beban kegagalan memang membuatmu merasa kesepian dan bertambah sedih. Kesepian dan sedih, kombinasi yang pas untuk membuatmu lemah apabila kamu tak mewaspadainya. 

Namun, coba lihat dari sisi lain yang lebih positif. Dalam kondisi tidak terlalu banyak orang di sekitarmu, bukankah kamu justru akan lebih fokus? Kamu pasti lebih mudah menjaga konsentrasimu pada hal-hal penting yang harus dilakukan setelah kegagalan ini.

Manfaatkan momen kesendirianmu ini dengan sebaik mungkin. Tunas kecil yang semalam baru dihantam badai memang kerap terlupakan. Akan tetapi, kelak ketika ia tumbuh makin tinggi dan kuat, orang-orang pasti terkejut melihatnya pada suatu hari yang cerah.

4. Biarkan teman-temanmu terseleksi secara alami

ilustrasi perempuan tertekan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Memang tak semua teman layak buat dipertahankan apalagi diberi kepercayaan sebagai bagian dari orang-orang terdekatmu. Akan sulit untuk kamu menyeleksi orang sebanyak ini tanpa bantuan alam. Salah satunya, melalui kegagalan yang menimpamu.

Bukankah sekarang semuanya menjadi jelas? Kamu tinggal melihat siapa saja yang menjauhi kamu karena kegagalan itu dan siapa yang bertahan bahkan makin merapat buat mendukungmu. Dengan teman-teman yang terseleksi secara ketat, ke depan kamu menjadi lebih nyaman di tengah mereka serta mudah berkembang.

Baca Juga: 5 Tips Tetap Bangkit saat Impian Terasa Terlalu Sulit Diraih

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya