Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jajan sudah menjadi bagian dari kehidupan begitu banyak orang. Dengan membeli minuman dan makanan di luar baik camilan maupun makan besar, kamu juga membantu perputaran roda ekonomi. Kalau tidak ada orang yang suka jajan, para pedagang makanan dan minuman akan kesulitan memperoleh nafkah.
Namun, kesukaan jajan ini gak boleh berlebihan. Dampak buruk dari tak mampu mengontrol kebiasaan jajan berpengaruh sekali pada kondisi keuangan bahkan kesehatanmu. Ada delapan hal yang menandakan hobi jajanmu perlu direm. Yuk, cari tahu di bawah ini.
1. Demi jajan, makan besar diirit bahkan ditiadakan
ilustrasi jajan (pexels.com/George Pak) Kamu paling suka membeli aneka minuman serta makanan kudapan. Kesenanganmu terhadap camilan membuatmu gak tertarik lagi pada makan besar di pagi, siang, serta malam hari. Padahal, kandungan nutrisi dalam jajanan jauh dari lengkap, seperti hanya banyak mengandung karbohidrat dan gula.
Pun demi bisa jajan terus, kamu mengambil keputusan keliru dengan memotong biaya makan besar atau bahkan meniadakannya sekalian. Meski semua jajanan itu rasanya dapat membuatmu kenyang, kebutuhan gizimu tak terpenuhi dengan baik. Utamanya kebutuhan protein dan serat yang sering kurang sekali dalam jajanan.
2. Setiap habis jajan ada penyesalan
ilustrasi jajan (pexels.com/Ketut Subiyanto) Penyesalan merupakan alarm adanya hal yang seharusnya tidak kamu lakukan. Apabila kebiasaan jajanmu wajar, habis menikmatinya pasti malah merasa senang. Kalau dirimu menyesalinya, berarti ada kontrol diri yang jebol.
Entah karena kamu menjadi sangat boros atau melanggar pantangan yang mestinya diperhatikan guna menjaga kesehatanmu. Dengarkan kata hatimu yang sedang diliputi penyesalan supaya ke depan kamu lebih mampu menahan diri. Jangan malah mengabaikannya yang membuat hobi jajanmu kian tak terkendali.
3. Kesulitan keuangan di akhir bulan gara-gara kebanyakan jajan
ilustrasi jajan (pexels.com/Mikhail Nilov) Ini bukan kali pertama kamu mengalaminya. Hampir setiap bulan terjadi hal yang sama, yaitu kondisi keuanganmu kritis di minggu ketiga atau keempat. Pasalnya, di awal bulan dirimu sangat ugal-ugalan dalam membelanjakan uang buat jajan.
Penghasilan yang seharusnya bisa dipakai untuk sebulan pun menjadi ludes dengan cepat. Padahal, di akhir bulan kamu mungkin masih punya sejumlah tanggung jawab keuangan seperti cicilan yang mesti dibayarkan. Dari bulan ke bulan, dirimu senantiasa dibuat kelimpungan cuma gara-gara kesukaan jajan.
4. Setiap hari harus jajan meski gak habis dimakan atau diminum
ilustrasi jajan (pexels.com/cottonbro studio) Lihat rumah atau kamar kosmu. Sisa makanan dan minuman memenuhi meja makan. Setiap hari ada makanan dan minuman hasil kamu jajan yang berakhir di tempat sampah.
Bisa juga, justru kulkasmu yang seakan-akan berubah fungsi menjadi tempat pembuangan akhir. Semua jajanan yang gak habis dikonsumsi otomatis dimasukkan ke sana. Padahal, kamu juga tidak bakal menikmatinya lagi karena besok sudah datang jajanan-jajanan lain yang lebih menggoda selera.
Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Anak yang Gemar Jajan, Harus Diminimalisir!
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
5. Jajan buat jaga gengsi dan menunjukkan eksistensi
ilustrasi jajan (pexels.com/Kampus Production) Seharusnya jajan dilakukan hanya saat kamu lapar di antara dua waktu makan atau memang gak sempat memasak di rumah sehingga mesti membelinya. Akan tetapi, bagimu jajan lebih dari sekadar kebutuhan perut. Namun yang terpenting untukmu malah menjaga gengsi serta membuktikan eksistensimu.
Makanya, kamu sangat memperhatikan harga serta tempat jajan sekalipun sesungguhnya melebihi kemampuanmu. Kamu juga selalu mengambil foto ketika jajan lalu mengunggahnya di media sosial dengan menonjolkan kesan berkelasnya. Dirimu tidak betul-betul menikmati hidangannya, melainkan hanya mengharapkan pengakuan dari orang-orang bahwa kamu mampu membeli semua itu.
6. Berkali-kali jatuh sakit akibat jajan sembarangan
ilustrasi jajan (pexels.com/RDNE Stock project) Tanda dari jajan berlebihan tak cuma dari segi pengeluaran yang membengkak, melainkan juga akibatnya pada kesehatanmu. Jika kamu sampai sakit berkali-kali gara-gara jajan sembarang tetapi tetap saja mengulanginya, ini maknanya kamu kesulitan melepaskan diri dari sebuah kebiasaan buruk. Sama dengan hal-hal buruk lain, jajan secara tidak bijak juga perlu segera dihentikan.
Setiap kali jatuh sakit, kamu mengeluarkan uang yang tak sedikit buat berobat dan kehilangan produktivitasmu. Kalau semua itu dihitung dengan cermat, kamu sebenarnya rugi banyak. Sudah keluar uang buat jajan, bukannya dirimu tambah sehat malah sakit-sakitan.
7. Tetap jajan meski utang menumpuk atau justru utang buat jajan
ilustrasi jajan (pexels.com/Tima Miroshnichenko) Utang merupakan perkara besar yang wajib segera dibereskan. Segala cara perlu dilakukan selama halal supaya utang dapat segera terlunasi. Salah satunya dengan mengerem kesukaan jajan.
Namun, kamu malah santai saja terus melakukannya. Padahal, setiap uang yang dikeluarkan buat beli jajanan bisa dikumpulkan dan dipakai buat mencicil utang. Toh, tanpa jajan dirimu masih dapat kenyang dengan makan di rumah.
Bisa juga kamu memang sering berutang dengan tujuan yang tidak jelas dan akhirnya hanya habis buat jajan. Termasuk di dalamnya berpiknik dengan keluarga sambil kulineran. Akan sulit sekali buatmu membayar utang yang habis cuma untuk jajan.