TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Kamu sedang Dibuntuti, Cepat Cari Bantuan!

Baik berkendara maupun berjalan bisa terjadi

ilustrasi merasa dibuntuti (pexels.com/Gustavo Fring)

Bepergian seorang diri memang lebih berisiko untuk keselamatanmu. Apalagi pada malam hari ketika kondisi jalan makin sepi. Namun, jangan lengah karena kamu juga dapat diikuti oleh orang asing pada saat hari masih terang.

Kejadian seperti ini dapat terjadi di mana saja, apa pun jenis kelaminmu, serta baik dirimu berkendara atau hanya berjalan kaki. Bahkan, saat kamu berpindah-pindah kendaraan umum pun bisa menjadi target kejahatan. Selama dalam perjalanan, dirimu harus selalu waspada.

Walaupun kamu kudu memperhatikan jalan di depanmu, pekalah dengan situasi di sekitarmu secara keseluruhan. Jangan asyik dengan smartphone yang dapat mengurangi fokusmu. Kalau lima tanda kamu sedang dibuntuti berikut ini kamu rasakan, mari tingkatkan kewaspadaanmu, ya!

1. Kamu menepi dan memelankan laju kendaraan, tapi dia gak menyalip

ilustrasi merasa dibuntuti (pexels.com/JÉSHOOTS)

Dari posisi kendaraannya yang dekat sekali dengan bagian belakang kendaraanmu, awalnya kamu mengira ia ingin mendahului. Maka dirimu menepi dan mengurangi kecepatan supaya ada ruang yang cukup untuknya tancap gas. Namun, apa yang terjadi kemudian?

Lajur kanan untuknya menyalip sudah tak ada hambatan, tetapi pengendara di belakangmu gak juga mendahului. Bukannya tancap gas, ia malah ikut pindah ke belakangmu lagi. Perilakunya ini sudah tergolong sangat aneh dan kamu harus waspada.

Peringatan keras untukmu jika setelah pindah agar sejalur lagi denganmu, ia juga memainkan lampu kendaraannya berkali-kali. Itu tanda bahwa dia sedang mengancammu untuk membuatmu merasa takut. Lihat apa yang terjadi selanjutnya ketika kamu kembali mencoba pindah ke lajur kanan berikut ini.

Baca Juga: 3 Kunci Survive Saat Karier Merosot, Percaya Diri untuk Bangkit Lagi!

2. Kamu menambah kecepatan, ia pun segera menyusul

ilustrasi merasa dibuntuti (pexels.com/Thirdman)

Setelah kesempatan untuk menyalip yang sudah kamu berikan diabaikan, dirimu pun menambah kecepatan dan kembali ke lajur kanan. Betapa menjengkelkannya karena kamu mendapati pengendara tersebut juga tancap gas dan mengekor. Ini jelas usahanya untuk menjaga jarak denganmu.

Dia gak mau kalian terlalu jauh sehingga sewaktu-waktu ia bisa kehilangan jejakmu. Tindakannya ini juga akan terasa sebagai provokasi untukmu. Ia pengendara yang menjengkelkan, tetapi kamu harus tetap tenang agar bisa memperhatikan situasi di depanmu.

Bila ada kesempatan untuk menyalip kendaraan lain, lakukanlah. Bergeraklah lincah mendahului satu demi satu kendaraan dengan tetap memperhatikan batas kecepatan dan jarak aman untuk menyalip. Targetmu hanyalah kamu dan dia dijaraki oleh sebanyak mungkin kendaraan.

Kalau ini sangat sulit dilakukan karena kondisi jalan lengang dan tak mungkin buatmu mengebut, segera berhenti di SPBU atau rest area terdekat. Berlama-lamalah di sana sampai mustahil untuknya terus menunggumu keluar. Kamu juga dapat menghubungi petugas keamanan untuk memastikan pengendara tersebut tidak mengikutimu lagi.

3. Selain di lampu merah, dia ikut berhenti setiap kamu berhenti

ilustrasi merasa dibuntuti (pexels.com/cottonbro studio)

Selalu perhatikan kendaraan yang berada persis di belakangmu. Kalian sama-sama terhenti oleh lampu merah tentu wajar. Namun, setelah sekian lama berjalan dan dia selalu ada di belakangmu, cobalah menepi dan berhenti. 

Kamu bisa memilih tempat yang acak selama gak sepi, seperti depan pertokoan. Seharusnya, pengendara itu terus melaju dan meninggalkanmu. Cukup aneh kalau dia juga ikut berhenti beberapa meter darimu.

Memang bisa saja tempat tujuannya kebetulan dekat dengan titik berhentimu. Akan tetapi, kalau kamu gak kunjung turun dari kendaraan dan ia pun melakukan hal yang sama, ini berarti ia bersiap-siap mengejarmu lagi bila sewaktu-waktu dirimu pergi. Karena kamu memang hanya pura-pura berhenti, tak usah turun dulu guna memperhatikan apa yang dilakukannya.

4. Jika kamu mampir ke suatu tempat, tahu-tahu dia di belakangmu lagi

ilustrasi merasa dibuntuti (pexels.com/David Kouakou)

Bila kamu merasa tidak aman dan diikuti oleh seseorang, saran selanjutnya adalah masuk ke suasana yang lebih ramai. Adanya banyak orang bikin penjahat urung beraksi karena terlalu berisiko. Dirimu dapat masuk ke toko atau rumah makan, misalnya.

Kedua tempat tersebut membuatmu dapat berlama-lama dengan harapan orang yang mengikuti telah pergi. Walaupun kamu gak bisa memastikan arah kepergiannya, secara logika ia sudah jauh darimu setelah dirimu berhenti 30 menit hingga 1 jam. Baik kalian berjalan kaki atau berkendara, seharusnya gak mungkin kalian bertemu kembali.

Maka potensi bahaya membesar apabila setelah kamu keluar dari toko atau tempat makan, tak lama kemudian dia sudah ada di belakangmu lagi. Bahkan ketika kamu buru-buru masuk lagi ke tempat lain yang ramai, ujung-ujungnya nanti ia masih mengikuti. Ini tak mungkin sekadar kebetulan.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya