TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tanyakan 5 Hal Ini pada Diri sebelum Meniru Gaya Orang Lain

Bagusnya, kamu memang tetap jadi diri sendiri

ilustrasi perempuan mempertimbangkan sesuatu (pexels.com/Ono Kosuki)

Gaya yang bisa disontek dari orang lain tak cuma soal penampilan. Gaya berbicara, gaya menulis, gaya kepemimpinan, bahkan gaya hidup orang juga dapat ditiru. Biasanya, keinginan meniru muncul karena kita berpikir gaya itu keren.

Masalahnya, semua gaya orang lain dapat terlihat lebih menarik ketimbang gaya asli diri sendiri bila kita kurang percaya diri. Nah, supaya kita gak salah menyontek gaya, pikirkan dulu jawaban untuk lima pertanyaan berikut ini.

1. Apakah itu sesuatu yang baik?

ilustrasi bercakap-cakap (pexels.com/Mike Jones)

Contohnya, gaya hidup yang melampaui kemampuan kita. Gaya hidup tersebut sebenarnya bukan masalah untuk orang yang kemampuan finansialnya tinggi. Namun jika kita asal menirunya, kondisi keuangan kita bakal kacau balau.

Gaya lainnya yang kurang baik untuk ditiru misalnya memanggil orang yang lebih tua langsung dengan namanya. Dalam budaya Timur seperti di masyarakat kita, hal tersebut tentu dianggap sangat tidak sopan.

Baca Juga: Dibebankan Ekspektasi Tinggi, 5 Penyebab Stres Kehidupan Anak Bungsu

2. Apakah kita merasa nyaman dengan gaya tersebut?

ilustrasi perempuan berdandan (pexels.com/Adrienn)

Munculnya rasa tidak nyaman saat meniru gaya orang lain hanya berarti dua hal. Pertama, gaya tersebut memang kurang baik. Kedua, gaya itu tidak sesuai dengan kepribadian kita.

Misalnya, gaya dalam berdandan dan berbusana. Kita yang berkarakter kalem pasti merasa tidak nyaman bila harus berbedak tebal dan menggunakan pewarna bibir merah menyala.

Gaya berpakaian pun demikian. Semenarik apa pun gaya berpakaian orang lain, belum tentu cocok untuk kita. Padahal apabila suatu gaya tak mewakili kepribadian kita, itu justru berpengaruh buruk pada kepercayaan diri.

3. Apakah situasinya tepat?

ilustrasi perempuan dan bayangannya (pexels.com/Dani Mota)

Gaya santai seorang kawan barangkali menginspirasi kita untuk menjadi seperti dirinya. Rasanya, kehidupannya menjadi jauh lebih tenang daripada kebanyakan orang berkat gaya santai yang diterapkannya. 

Akan tetapi, kalau gaya ini diaplikasikan dalam situasi yang menuntut keseriusan tinggi atau sedang ada sesuatu yang urgen, kita justru bakal membuat orang-orang kesal. Kita terkesan menyepelekan urusan dan dikira pemalas.

4. Apakah perbedaan gaya menimbulkan efek yang lain pula?

ilustrasi minum sambil berpikir (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Jika kita mengubah gaya maupun tidak juga tak berpengaruh apa-apa terhadap sesuatu, berarti perubahan tersebut gak ada urgensinya. Atau perubahan tersebut malah memberikan efek negatif?

Kalau iya, berarti suatu gaya harus dihindari. Bahkan meski suatu gaya tak mengakibatkan efek negatif, perubahan gaya selalu menuntut adaptasi baik dari diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kita.

Oleh karena itu, bila tak ada manfaat atau tujuan yang jelas, perubahan gaya sebaiknya tidak dilakukan. Soalnya, kegagalan siapa pun dalam beradaptasi terhadap gaya yang baru diterapkan juga berakibat kurang baik.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Sering Meniru Tingkah Laku Orang Lain

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya