TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Ajak Orangtua Makan di Luar, Sesuaikan dengan Selera Mereka

Lakukan minimal sebulan sekali habis gajian 

ilustrasi makan bersama (pexels.com/Denys Gromov)

Mumpung kamu sudah bekerja dan masih tinggal bersama orangtua atau tak jauh dari rumah mereka, luangkan waktu buat sesekali mengajak keduanya makan di luar. Sama seperti dahulu ketika dirimu sering diajak makan di luar oleh orangtua, saat mereka masih lebih muda dan belum pensiun. Mereka dapat saja diam-diam kangen makan di luar, tetapi malas bila tak ada yang mengajak.

Bisa juga mereka mesti lebih berhemat setelah pensiun dan kurang mengerti tempat makan baru atau langganan mereka yang sudah pindah. Mereka merasa payah untuk membawa kendaraan sendiri dan tidak tahu cara memesan makanan secara online. Kalau kamu mengajak orangtua makan di luar, mereka tinggal ikut saja dan tak usah pusing memikirkan ini itu.

Namun, terkadang niat baikmu mengajak mereka menikmati hidangan yang berbeda dari menu rumahan juga ada hambatannya. Orangtua dapat tampak ragu untuk menerima ajakanmu. Yakinkan serta bikin mereka nyaman selama bersantap di luar dengan enam tips di bawah ini.

1. Sejak awal sampaikan rencanamu agar orangtua tak perlu memasak

ilustrasi memasak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Meski orangtua sudah gak makan dalam porsi yang banyak biasanya mereka tetap suka memasak di rumah. Alasan pertama, tentu demi penghematan daripada membeli makanan di luar. Alasan kedua, lebih bisa disesuaikan dengan selera serta pantangan mereka.

Alasan ketiga, biar kamu selalu sempat makan sebelum berangkat kerja atau bisa membawa bekal. Alasan berikutnya, supaya nanti dirimu pulang dalam keadaan capek dapat langsung makan dan beristirahat. Sejak dirimu masih kecil, orangtua biasanya paling gak mau kamu jajan sembarangan karena selain boros juga bisa kurang higienis.

Karena memasak sudah menjadi rutinitas orangtua di rumah selama bertahun-tahun, pastikan kamu menyampaikan rencanamu buat mengajak mereka makan di luar. Kalau perlu katakan berkali-kali agar mereka tidak lupa. Tekankan supaya hari ini orangtua gak usah memasak daripada tak termakan atau rencana kalian makan di luar menjadi batal. 

2. Berangkat sesuai jam makan orangtua

ilustrasi menikmati minuman (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak muda sering makan kapan saja mereka menginginkannya. Kamu pun mungkin begitu yang berakibat jam makanmu tidak teratur. Dirimu dapat meniadakan sarapan lantaran tergesa-gesa, tetapi nanti ke kantin sebentar sebelum jam makan siang.

Lalu makan siang digabung sekalian dengan makan malam karena kamu masih kenyang. Bila menjelang tidur dirimu lapar lagi, kamu tak ragu buat mengambil sesuatu di dapur atau kulkas sebagai pengganjal perut. Orangtua umumnya tidak bisa begini soal makan.

Mereka sudah mengalami beberapa gangguan kesehatan sehingga harus disiplin menjaga pola makan. Maka dari itu, jangan mengajak mereka untuk makan di luar sesuai dengan keinginanmu saja.

Atur waktu keberangkatan kalian supaya nanti tiba di tempat makan dan menu dihidangkan mendekati jam makan orangtua. Terlalu cepat atau lambat dari itu biasanya orangtua menjadi kurang berselera.

3. Menu lebih lengkap lebih baik

ilustrasi makan bersama (pexels.com/Liza Bakay)

Harapannya, banyaknya menu yang ditawarkan di suatu restoran memberikan keleluasaan untuk orangtua memilih. Apalagi kalau seleramu dengan selera orangtua cukup berbeda. Kamu perlu survei dulu mengenai tempat makan yang menyediakan menu kesukaan orangtua dan favoritmu.

Kecuali, dirimu dapat mengikuti saja selera orangtua. Pasalnya jika mereka yang mesti mengikuti seleramu biasanya gak mudah. Kamu sekarang terbiasa makan makanan Barat misalnya, sedangkan orangtuamu terbiasa dengan hidangan khas Indonesia.

Nanti mereka malah gak mau makan dan cuma menemanimu. Padahal, tujuan utamamu ialah menyenangkan orangtua. Jika orangtuamu suka icip-icip berbagai menu tentu kamu lebih bebas mengajak mereka berpetualang rasa. Namun, bila mereka gak fleksibel soal makanan, jangan asal mengajaknya ke tempat makan yang lagi viral tapi menunya asing buat orangtua.

Baca Juga: 5 Manfaat Makan Bersama dengan Anak, Eratkan Bonding!

4. Hindari tempat yang terlalu ramai

ilustrasi bersama orangtua (pexels.com/Chien Sihi)

Buat kamu, makin ramai tempat makan mungkin makin bagus. Itu tandanya menu yang dijual enak dan harganya gak terlalu mahal. Dirimu juga bisa bersantap sambil mengamati para pengunjung. Kamu terbiasa nongkrong dengan teman-teman sehingga tak merasa terganggu dengan keramaian.

Namun, seiring bertambahnya usia boleh jadi orangtuamu lebih sensitif daripada dulu. Adanya banyak orang dan situasi yang riuh membuat mereka tidak nyaman. Jauh lebih enak makan di rumah dalam suasana yang tenteram sehingga mereka dapat sepenuhnya menikmati hidangan.

Pun banyaknya pengunjung berpotensi bikin waktu memasak pesanan kalian lebih lama. Orangtua bisa gak sabaran dalam menunggu. Waktu makan jauh lebih sebentar ketimbang antrenya. Makanya, mending mengajak orangtua makan di luar pada hari kerja daripada di akhir pekan dan puncak liburan yang membuat mayoritas restoran penuh.

5. Cari ruang yang bebas asap rokok

ilustrasi bersama ibu (pexels.com/cottonbro studio)

Kecuali orangtuamu juga perokok, ajak mereka makan di tempat yang menyediakan ruangan bebas asap rokok. Ini penting sebab berkaitan langsung dengan kesehatan orangtua. Jangan sampai orangtuamu batuk-batuk terus sepanjang acara makan karena banyaknya asap rokok.

Mereka juga bisa terlihat sangat tidak nyaman dan kamu menjadi gak enak pada pengunjung yang lain. Meski orang yang merokok tidak merasa ada yang salah dari melakukannya di dekat lansia. Lebih baik dirimu mengantisipasinya dengan memilih ruangan ber-AC.

Artinya, tempat makan yang dipilih biasanya juga bukan tongkrongan anak muda. Lebih ke restoran yang ditujukan buat keluarga karena kebutuhan serta kenyamanan anak-anak dan lansia akan lebih diperhatikan. Jangan sampai acara makan di luar berujung orangtua sesak napas karena dikepung asap rokok sekitar 1 jam. 

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya