TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Akur dengan Tetangga meski Sama-sama Buka Usaha di Rumah

Jangan sengaja bikin dagangannya gak laku

ilustrasi tetangga (pexels.com/Alejandra Villa)

Baik kamu maupun tetangga sama-sama perlu mencari uang buat biaya hidup sehari-hari. Caranya bisa macam-macam, salah satunya dengan membuka usaha di rumah. Keputusan ini tentu banyak manfaatnya, seperti menyediakan kebutuhan orang-orang yang tinggal di sekitarmu.

Pun kamu sendiri menjadi lebih mudah menjalankannya sebab tak perlu menyewa tempat. Membangun usaha dari rumah cocok sekali bagimu yang baru memulai, gak memiliki banyak modal, dan harus merawat anak atau lansia di rumah. Namun, bagaimana kalau tetangga dekat juga buka usaha?

Kira-kira bakal jadi masalah atau tidak bila kamu melakukan hal yang sama? Jangan-jangan akan terjadi persaingan yang tak sehat dan merusak hubungan baikmu dengannya. Biar itu gak terjadi dan usahamu maupun tetangga sama-sama berjalan baik, simak dan terapkan kelima tips berikut.

1. Jual produk yang berbeda

ilustrasi berjualan (pexels.com/Robert So)

Sebaiknya, kamu menjual produk yang berbeda dari tetangga. Apalagi kalau tetangga telah terlebih dahulu membuka usaha tersebut, kamu jangan terkesan hendak menyainginya. Jika tetangga menjual makanan siap santap, misalnya, kamu dapat menawarkan bahan pangan seperti sembako.

Atau, masih sama-sama makanan matang tetapi beda jenisnya. Seperti tetangga menjual nasi sayur, sedangkan kamu khusus nasi kuning atau nasi goreng. Perbedaan produk yang dijual bikin tetangga tak merasa keberadaanmu sebagai ancaman.

Demikian pula bila kamu membuka usaha di bidang jasa, sebisa mungkin berbeda. Misalnya, tetangga mempunyai usaha cuci dan setrika, sedangkan kamu usaha fotokopi. Produk yang sama persis lebih aman dijual kalau jarak rumahmu dengan tetangga cukup jauh.

Baca Juga: 5 Keuntungan Berhubungan Harmonis dengan Tetangga, Bisa Saling Tolong

2. Produk sama, standarkan harga

ilustrasi berjualan makanan (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Kalaupun kamu merasa hanya mampu menjual produk yang sama dengan produk yang dijual tetangga dan rumah berdekatan bahkan bersebelahan, minta izin dulu padanya. Sekalipun sebenarnya kamu bebas membuka usaha apa saja, ini persoalan etika. Jika tetangga tidak keberatan, samakan harga produk di tempatmu dengan di tempatnya.

Jangan malah kamu menjualnya lebih murah meski hanya selisih Rp500 sampai Rp1000. Perbedaan harga sekecil apa pun dapat memicu perselisihan dengan tetangga. Lagi pula, tetangga yang lain biasanya langsung memilih warung yang menawarkan harga lebih miring.

Apalagi kalau produk yang dijual merupakan kebutuhan sehari-hari. Selisih harga sekecil apa pun akan membantu penghematan sehingga warungmu lebih diminati. Sekalipun ini menggiurkan, kamu mesti tetap menjalankan usaha secara etis mengingat ada tetangga yang telah lebih awal memulainya.

Dia gak melarangmu menjual produk yang sama persis saja sudah bagus. Kamu juga tak boleh seperti mencuranginya dengan menurunkan harga. Apabila kamu ingin menjual produk tersebut lebih murah, cari pasar yang berbeda baik dengan membuka usaha di tempat lain atau menjualnya hanya melalui marketplace.

3. Rekomendasikan warung tetangga kalau stokmu habis

ilustrasi melayani pembeli (pexels.com/RDNE Stock project)

Selain harga yang setara untuk produk yang sama persis, kamu juga mesti menunjukkan sikap yang mendukung usaha tetangga. Apabila stok produk yang dicari pembeli telah ludes, segera rekomendasikan warung tetangga.

Bukan kamu malah berpura-pura gak tahu di mana ia bisa memperoleh barang tersebut, atau bahkan merekomendasikan tempat lain yang lebih jauh, demi mencegahnya pergi ke rumah tetangga.

Jangan takut kalau-kalau dia ke depan akan selalu pergi ke warung tetangga dan tidak lagi membeli apa pun darimu. Pembeli sering kali tak hanya datang buat menebus sejumlah produk, melainkan melihat sikap penjualnya. Jika kamu bersikap baik bahkan tanpa rasa dengki pernah merekomendasikan usaha tetangga, dia justru merasa respek karena terbantu.

Sangat mungkin lain waktu ia tetap kembali untuk membeli sesuatu darimu. Tinggal kamu makin memperhatikan ketersediaan barang supaya gak sering kehabisan dan bikin calon pembeli kecewa. Rezekimu tidak akan tertukar dengan rezeki orang lain.

4. Jangan berpikir negatif saat usaha tetangga lebih ramai

ilustrasi jual beli (pexels.com/Rossella Fasoli)

Sekalipun produk yang dijual dan harga yang dipatok sama, boleh jadi usaha tetangga lebih ramai daripada usahamu. Jaga hati dari perasaan iri serta pikiran-pikiran yang buruk tentang tetangga serta usahanya. Gak usah menyiarkan desas-desus bahwa tetangga menggunakan ilmu hitam biar usahanya lebih laris atau menutup usahamu.

Seperti dijelaskan di poin sebelumnya, pembeli tak cuma datang demi sejumlah kebutuhan. Boleh jadi cara melayani tetangga lebih baik dan ramah sehingga mereka merasa senang. Bisa juga kamu sering tak berjaga di depan, sehingga tidak mendengar saat pembeli memanggil-manggil, kemudian mereka bergeser ke warung tetangga.

Bila pun usahamu benar-benar kalah dari usaha tetangga, mending mengubah produk yang dijual. Jika produknya sudah berbeda tetap saja kurang berkembang, barangkali perlu tempat yang lebih strategis. Cari dan benahi kemungkinan penyebabnya, bukan asyik menyalahkan tetangga.

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Bisa Mengganggu Kenyamanan Tetangga, Hindari!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya