TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips biar Tetap Rendah Hati meski Punya Banyak Prestasi

Tirulah ilmu padi, makin berisi makin merunduk

Pexels.com/chris-howard-229664

Kalau gak punya prestasi apa-apa tetapi sombong, namanya gak tahu malu ya? Namun bagaimana jika kita punya prestasi segunung? Apakah itu artinya kita boleh menjadi sombong?

Memang sih, mau menjadi orang yang tinggi hati pun itu hak kita. Namun sebaiknya kita meniru tanaman padi. Makin berisi makin runduk. Gak mudah karena kita punya modal besar untuk menjadi congkak, tetapi lima tips ini akan sangat membantu. Catat ya!

1. Selalu buka wawasan biar tahu masih banyak orang yang lebih hebat daripada kita 

Pexels.com/olly

Kalau gak mau menambah wawasan, kita gampang merasa sudah paling hebat. Sebaliknya dengan membuka wawasan, kita akan sadar kalau prestasi kita belum ada apa-apanya dibanding prestasi orang lain.

Bukan biar kita minder atau jadi gak bangga dengan pencapaian diri sendiri. Namun agar kita terhindar dari sifat jemawa. Kita perlu selalu mengingatkan diri dengan, ‘Kalau yang lebih hebat daripada aku bersikap biasa-biasa saja, kenapa aku malah lebay banget? Malu dong!'

Baca Juga: 5 Tanda Ini Menunjukan Kamu adalah Orang yang Rendah Hati

2. Sadari bahwa prestasi yang diraih bukan semata-mata karena kehebatan kita 

Pexels.com/rodnae-prod

Ada banyak sekali orang yang ikut berperan dalam setiap pencapaian kita. Keluarga dan teman yang selalu memberikan dukungan, mentor yang mengajari kita banyak ilmu, juga orang yang memberi tahu kita tentang peluang yang bisa dimanfaatkan.

Dan lebih dari semuanya, tentu saja izin Tuhan. Sebab kita berusaha sekeras apa pun, jika Tuhan belum mengizinkan, prestasi itu gak akan tergenggam. Jadi, buat apa menyombongkan diri?

 3. Ingat, roda kehidupan selalu berputar

Pexels.com/joshua-mcknight-442355

Jangan menjadikan hal ini sebagai pembenaran untuk menjadi sombong mumpung masih ada yang bisa disombongkan. Kelak tiba waktunya prestasi kita menurun dan ada banyak orang yang mengungguli, kita akan malu sendiri.

Kita akan mudah merasa terintimidasi oleh pencapaian orang lain. Rasanya ingin sekali mengejar ketertinggalan dan mengembalikan kejayaan, tetapi ternyata gak semudah membalik telapak tangan. Kita syukuri saja setiap ‘titipan’ prestasi tanpa perlu menjadi tinggi hati.

4. Rayakan setiap keberhasilan sebentar saja lalu ‘lupakan’ 

Pexels.com/cottonbro

Jika prestasi yang diraih sama sekali gak dirayakan, tentu sayang ya? Bagaimanapun, kita juga sudah berusaha dengan sungguh-sungguh sampai bisa meraihnya. Lagi pula, perayaan itu mungkin bisa menginspirasi orang lain.

Namun gak perlu berlebihan dalam merayakannya. Apalagi terus mengungkitnya seolah-olah berharap orang-orang selalu mengingatnya dan mengagumi kita.

Ketimbang heboh terus dengan suatu prestasi lebih baik fokus menyiapkan diri untuk kesempatan emas berikutnya. Setel lagi diri kita di posisi nol, biar kita masih mau belajar seserius sebelum suatu prestasi teraih.

Baca Juga: 5 Perbedaan Antara Rendah Hati dengan Rendah Diri, Kamu yang Mana?

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya