TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Melatih Diri agar Terbiasa Memberi, Resapi Rasa Bahagia

Mulai dari pemberian yang paling mudah bagimu

ilustrasi memberi bibit tanaman (pexels.com/Anna Shvets)

Semua kebiasaan baik perlu dilatih pelan-pelan. Orang yang hari ini terkenal sebagai kaya dan dermawan tidak menjadi murah hati dalam semalam. Mereka sudah belajar menyisihkan rezekinya untuk orang lain bahkan sebelum menjadi orang kaya. Tanpa latihan sejak dulu, saat seseorang kaya malah akan lebih mudah lupa diri.

Dahulu ia gak pernah memperhatikan kebutuhan orang-orang di sekitarnya, apalagi setelah kaya raya. Kesibukannya boleh jadi hanya menyenangkan diri sendiri seakan-akan tidak pernah merasa puas dengan materi yang dimiliki. Oleh sebab itu, bila kamu ingin menjadi orang yang dermawan, latihannya mesti sejak sekarang.

Jangan merasa tidak ada yang bisa dirimu lakukan untuk orang lain. Pahami dan lakukan kelima tips melatih diri agar terbiasa memberi di bawah ini. Jadikan memberi adalah kebiasaan positif dan tak lagi terasa memberatkanmu. Cegah tanganmu memberi, tetapi hatimu belum ikhlas serta masih sibuk berhitung untung ruginya.

1. Jangan iri kalau orang lain diberi, sedangkan kamu tidak

ilustrasi menerima hadiah (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Siapkan terlebih dahulu mentalmu untuk gak menerima sesuatu dari orang lain. Jika ada orang yang memberimu hadiah atau apa pun, tentu dirimu wajib menerimanya dengan baik serta berterima kasih. Akan tetapi apabila kamu sedang bersama sejumlah orang dan mereka diberi sesuatu sedangkan dirimu tidak, jaga hatimu agar tak iri.

Selama pemberian itu murni belas kasih orang lain dan bukan hakmu seperti bayaran atas pekerjaanmu, dia berhak memilih siapa saja penerimanya. Jika kamu dikecualikan, penyebabnya macam-macam. Misalnya, hubungan kalian tak terlalu dekat.

Kedua, anggarannya terbatas sehingga dia mesti membuat prioritas penerima. Ketiga, kamu sudah dianggap tidak memerlukan pemberian itu bahkan mungkin mampu memberi sesuatu yang lebih mahal daripada isi bingkisannya. Ikutlah senang melihat orang-orang di sekitarmu memperoleh pemberian itu. Alih-alih berpikir negatif, tekankan pada dirimu supaya termotivasi buat suatu saat nanti juga dapat berbagi.

Baca Juga: 5 Langkah Menerapkan Self Compassion dalam Kehidupan Sehari-hari 

2. Punya tabungan khusus buat kegiatan sosial

ilustrasi memberi bingkisan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Untuk pemberian berupa materi tentu sedikit banyak kamu tetap membutuhkan dana. Kalau dana buat kegiatan sosial tak dipersiapkan dengan baik, mungkin niat berbagi pun tidak kunjung terlaksana. Apalagi dengan banyaknya kebutuhan serta keinginan, kegiatan sosial bakal makin tersingkir.

Kegiatan sosial di sini gak terbatas pada bederma pada kaum yang tidak mampu. Mereka harus diprioritaskan, tapi terkadang kamu juga perlu memberikan oleh-oleh atau hadiah pada teman serta saudara sebagai bentuk perhatian dan penyambung silaturahmi. Semua ini memerlukan biaya dan sebisa mungkin tak mengganggu kebutuhanmu sehari-hari.

Kamu bisa membuat anggaran untuk kegiatan sosial di luar berbagai iuran wajib di lingkungan tempat tinggal. Misalnya, Rp150 ribu per bulan yang digunakan buat menyumbang ke panti asuhan atau membelikan hadiah untuk teman yang berulang tahun. Berapa pun anggarannya, itu memudahkanmu untuk berbagi. Tanpa anggaran khusus, rasanya kamu berat untuk mengambil uang dari pos lain hanya untuk diberikan pada orang.

3. Membalas pemberian dengan pemberian juga

ilustrasi memberi hadiah (pexels.com/RDNE Stock project)

Kalau kamu masih belum termotivasi dengan kuat untuk memberikan sesuatu pada orang lain, jadikan pemberian orang lain sebagai alarm buatmu secepatnya membalas. Terlalu merasa tidak enak pada orang lain memang gak baik. Namun, rasa tak enakan kadang juga perlu ditumbuhkan supaya dirimu gak kadung nyaman hanya menjadi penerima.

Misalnya, teman kantor membawakanmu oleh-oleh sepulang dari luar kota. Langsung saja traktir dia makan siang atau makan malam sepulang kerja. Begitu pula bila seseorang memberimu hadiah ulang tahun. Ingat-ingat bahwa ketika dia berulang tahun, dirimu juga mesti membelikan kado.

Kalau menerima segera diikuti dengan memberi lama-lama akan menjadi kebiasaan yang baik. Suatu saat nanti tanpa didahului oleh pemberian orang lain pun, kamu bakal lebih mudah buat berbagi pada sesama apa pun konteksnya. Hati yang sudah tergerak akan terus bergerak.

4. Jangan fokus pada pemberian materi saja

ilustrasi relawan (pexels.com/RDNE Stock project)

Seandainya pun pendapatanmu benar-benar gak cukup buat berbagi dalam bentuk materi, nonmateri juga tak apa-apa. Banyak kegiatan sosial membutuhkan relawan guna menyalurkan bantuan. Kamu dapat memanfaatkan hari liburmu buat ikut bergabung.

Atau, yang lebih mudah lagi adalah memberi hal-hal positif melalui media sosial. Contohnya, kamu berbagi pelajaran berharga dari suatu pengalaman. Meski kesannya dirimu cuma bercerita, sesungguhnya kamu sedang mengedukasi orang lain berdasarkan pengalaman tersebut.

Orang yang membacanya menjadi dapat lebih berhati-hati agar pengalaman buruk serupa tidak menimpanya. Untukmu yang punya suara bagus juga bisa membagikan video nyanyianmu. Buatmu, menyanyi hanya hobi dan bakat. Tidak untuk mencari uang. Namun, boleh jadi banyak orang yang sedang bersedih menjadi terhibur oleh suara emasmu.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya