TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Menghindari Konflik, Pikirkan Ini Masalahmu atau Bukan?

Jangan berpihak kecuali tahu kebenarannya

ilustrasi konflik (pexels.com/Gustavo Fring)

Berada dalam pusaran konflik pastinya bikin siapa pun stres. Energi dan emosimu tersedot oleh pertikaian tersebut sehingga kamu kesulitan memberikan perhatian untuk hal-hal lain. Konflik yang teramat hebat bahkan dapat berujung perkelahian yang berakibat fatal.

Oleh sebab itu, makin cepat konflik diselesaikan akan makin baik. Kalaupun penyelesaian konflik tak dalam kewenanganmu, paling tidak kamu sendiri bisa lekas membebaskan diri dari situasi yang gak kondusif seperti itu. Berikut langkah-langkah yang dapat kamu ambil untuk menghindari konflik.

1. Identifikasi masalah sebenarnya dan pihak-pihak yang berkonflik

ilustrasi konflik (pexels.com/Yan Krukov)

Saking seringnya kamu berinteraksi dengan sekelompok orang, terkadang masalah utama yang menimbulkan konflik sampai terasa kabur. Aksi satu orang selalu diikuti oleh reaksi orang-orang di sekitarnya dan terus seperti itu sampai sumber persoalannya menjadi tidak jelas lagi.

Berhentilah sejenak dari ribut-ribut dan lihat kembali ke belakang. Lakukan pendataan atas persoalan apa saja yang mengemuka. Kemudian pisahkan masalah inti dari masalah-masalah yang hanya merupakan akibat dari problem utama tersebut.

Jika masalah inti telah ditemukan, mudah pula untukmu tahu siapa saja yang sejak awal terlibat konflik. Kamu mampu melihat dengan jelas siapa bermasalah dengan siapa. Di luar mereka, orang-orang hanya ikut terseret. 

Baca Juga: 5 Cara Cowok Melindungi Diri dari Konflik Pertemanan, Cari Aman?  

2. Jika konflik tidak berhubungan langsung denganmu, sebaiknya kamu mulai memisahkan diri

ilustrasi konflik (pexels.com/RODNAE Productions)

Setelah kamu tahu persoalan utama serta dua pihak yang berkonflik, sekarang posisimu ada di mana? Kalau kamu cuma termasuk dalam orang-orang yang terseret antara dua orang, lebih baik segera menghindari dari konflik tersebut.

Sebelum ini kamu barangkali terprovokasi sehingga masalah orang lain seakan-akan menjadi masalahmu juga. Kamu ikut berkomentar bahkan bertengkar. Namun kini dengan dirimu menyadari bahwa masalah inti sebetulnya tidak berkaitan sama kamu, menjauh akan lebih baik.

Soalnya, makin banyak orang yang terlibat dalam konflik makin runyam nantinya. Masalah bakal tambah sukar dipecahkan dan adanya dua kubu besar membuat pertengkaran kian sengit. Tak ada yang mau mengendalikan diri apalagi mengalah ketika sudah menyangkut ego kelompok.

3. Boleh membela salah satu pihak hanya jika kamu tahu pasti siapa yang benar

ilustrasi konflik (pexels.com/Vlada Karpovich)

Apakah saran untuk menjauhi konflik yang tidak berhubungan langsung denganmu tampak sebagai tindakan tak bertanggung jawab? Kamu mungkin merasa cuma mencari selamat buat diri sendiri. Tenang, masih ada hal lain yang dapat kamu lakukan, kok.

Ini merupakan bagian dari intervensimu ke dalam situasi konflik. Kamu harus melakukannya dengan sangat berhati-hati sebab bukan tanpa risiko buat dirimu. Yaitu, kamu memberikan pembelaan pada salah satu pihak. Tentu dasarnya harus jelas.

Kamu membelanya semata-mata karena fakta kebenaran yang kamu ketahui. Bukan sekadar pengakuan salah satu pihak atau lantaran kalian berteman dekat. Apabila sikap berpihakmu tidak berdasarkan kebenaran yang dapat dibuktikan, konflik bakal tambah panas dan kamu ikut diserang oleh pihak lain tanpa ampun.

4. Boleh juga coba menengahi kalau konflik belum terlampau besar

ilustrasi bersalaman (pexels.com/Thirdman)

Tidak dalam setiap konflik ada pihak yang jelas benar dan jelas salah. Konflik yang dipicu oleh kesalahpahaman misalnya, tak ada yang salah atau benar. Bahkan terkait persoalan benar salah pun, dua pihak yang bertikai masih bisa coba didamaikan.

Apakah kamu ingin mengambil peran sebagai penengah konflik? Bila ya, selain kamu kudu paham betul duduk perkaranya, pastikan kamu mampu bersikap adil serta bijaksana. Juga ukur tingkat keparahan konflik yang terjadi.

Sebab meski secara umum air mampu memadamkan api, setetes air mustahil mampu menjinakkan kobaran si jago merah. Maka lihat kemampuanmu menjadi penengah kalau dibandingkan dengan besarnya konflik. Untuk konflik yang melebihi kemampuanmu menengahi, barangkali ada orang lain yang lebih tepat buat tugas itu.

Baca Juga: 5 Hal Buruk yang akan Terjadi jika Kamu Sering Menghindari Konflik 

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya