TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Waktu yang Gak Cocok buat Menikmati Film dan Novel Thriller

Bikin tambah tegang saat kamu depresi

ilustrasi membaca buku (pexels.com/cottonbro studio)

Kisah thriller baik dalam bentuk film maupun novel memang bisa bikin ketagihan. Bagian-bagian cerita dalam genre ini biasanya paling sulit dilewatkan. Semuanya mesti ditonton atau dibaca dari awal sampai akhir supaya kamu gak bingung dengan alurnya.

Akhir ceritanya juga kerap tak tertebak sehingga memberikan kesan yang mendalam di benak penikmatnya. Dalam kisah thriller terdapat penggabungan antara misteri dan sering kali juga isu kesehatan mental. Sepanjang alur kisahnya, kamu akan dibuat makin tegang oleh adegan-adegannya. 

Sekalipun seru sekali, genre thriller gak cocok dinikmati di waktu-waktu tertentu. Dirimu perlu melihat-lihat keadaan dulu sebelum memutuskan untuk menyaksikan atau membaca kisah yang menegangkan ini. Sebaiknya tunda dulu rencanamu kalau situasinya seperti di bawah ini.

1. Kamu sedang cemas

ilustrasi menonton film (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika kamu cemas oleh apa pun, yang dibutuhkan ialah mengurangi kecemasan tersebut. Kamu perlu merilekskan diri dengan berjalan-jalan atau menikmati tayangan dan bacaan yang bisa mengalihkan pikiran dari sumber kecemasan. Paling efektif adalah film atau novel bergenre komedi, religi, petualangan di alam, serta motivasi.

Keempatnya dapat menurunkan kecemasan yang dirasakan. Sementara itu, film atau novel thriller justru meningkatkan rasa cemas. Ketika dirimu menikmatinya seperti teralihkan dari persoalan yang sedang dihadapi, tapi kecemasan yang dirasakan tetap berlanjut. Bahkan kecemasan itu menjadi-jadi jika ceritanya sangat menegangkan.

Selesai menonton atau membaca, perasaanmu bakal kian tidak nyaman. Pikiranmu bercampur aduk antara bayang-bayang masalah nyata yang membuatmu cemas dengan isi cerita yang baru disaksikan atau dibaca. Nikmati kisah-kisah menegangkan disaat kamu dalam keadaan cukup santai untuk menerima rangsangan psikis yang kuat.

2. Lagi marah dan benci sekali pada seseorang

ilustrasi menonton film (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Cerita thriller hampir selalu melibatkan adegan-adegan kekerasan bahkan dengan brutal. Itu adalah bentuk dari kemarahan dan kebencian tokoh yang melakukannya. Apa akibat terburuk jika kamu menyaksikan atau membacanya ketika dirimu memiliki masalah serius dengan orang lain?

Dampak yang paling dikhawatirkan adalah dirimu justru terinspirasi oleh cerita tersebut. Tadinya kamu sekadar marah dan benci pada seseorang, tapi gara-gara menikmati kisah thriller di waktu yang gak tepat, dirimu malah menjadi ingin meniru perbuatan sadis dalam film atau novel.

Jangan buru-buru bilang tak mungkin karena energi kemarahan dalam dirimu juga sedang besar. Energi itu mendesak buat dikeluarkan sehingga film atau novel thriller bisa memprovokasimu. Walaupun tujuanmu hanya mencari hiburan, waspadai potensi bahayanya ketika emosimu gak stabil.

3. Merasa putus asa dan kesepian

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Anna Tarazevich)

Bagian yang menimbulkan ketegangan dalam film atau novel thriller ialah usaha menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Di poin sebelumnya, genre ini bisa menginspirasimu buat bertindak jahat pada orang yang dibenci. Namun, bukan berarti diri sendiri bebas dari bahaya.

Apabila kamu sedang merasa putus harapan serta kesepian akut, tenggelam dalam cerita thriller dapat membuatmu kian terpuruk. Dirimu pun bisa mengambil keputusan yang keliru seperti ingin mengakhiri hidup. Terlebih kamu baru melihat dengan cukup detail cara tokoh dalam film atau novel yang melakukannya dengan sukses.

Keadaan mentalmu yang tengah kalut bisa saja membuatmu mengikutinya tanpa berpikir panjang. Ketika dirimu merasa hopeless dan lonely, justru dianjurkan buat tidak menyendiri apalagi mengurung diri sambil menikmati film atau novel thriller. Keluarlah dan cari teman bicara yang bisa mengubah pandanganmu terhadap hidup yang sedang begitu negatif.

Baca Juga: 5 Film Thriller Korea Paling Menegangkan, Deg-degan dan Geregetan

4. Baru pindah ke lingkungan yang asing

ilustrasi menonton film (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Lingkungan yang asing tentu menimbulkan ketidaknyamanan yang kuat. Bahkan sekalipun kamu lagi senang punya rumah baru atau diterima di universitas dan memulai kehidupan sebagai anak kos. Di minggu-minggu pertama, dirimu akan tetap merasa waswas terhadap orang-orang baru di sekitarmu.

Kewaspadaanmu tentu diperlukan sampai kamu mengenal mereka dengan lebih baik. Namun jika kewaspadaan itu ditambah dengan menyaksikan atau membaca kisah thriller, ketakutanmu pada mereka dapat berlipat-lipat. Selain membuatmu gak kerasan di rumah atau kos-kosan, kamu pun mengambil jarak yang terlalu jauh dari orang-orang yang seharusnya didekati dan diajak berteman.

Dirimu khawatir mereka sejahat tokoh dalam cerita thriller. Meski lambat laun kamu dapat memercayai mereka, lebih cepat memperoleh kawan di lingkungan baru akan lebih baik. Tunda dulu keinginan menonton atau membaca genre ini sampai dirimu merasa cukup nyaman dengan lingkungan yang sekarang.

5. Butuh istirahat yang berkualitas

ilustrasi tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Ketegangan yang ditimbulkan dari film atau novel thriller bisa amat memengaruhimu. Apalagi bila kamu menikmatinya mendekati waktu tidur. Selain sulit terlelap, dirimu juga dapat sering terjaga dan bermimpi buruk sepanjang malam.

Mimpimu seperti bersambung sekalipun kamu sudah mengubah posisi tidur. Pada pagi hari, dirimu bukannya merasa fresh tapi malah letih. Ini bisa mengganggu kegiatanmu sepanjang hari. Makanya, cek dulu aktivitasmu besok sebelum menyaksikan atau membaca kisah thriller. 

Lebih baik melakukannya pada akhir pekan dan jangan mepet dengan jam tidur malam biar ada waktu untuk kembali menurunkan ketegangan yang dirasakan. Jangan pula menonton atau membacanya ketika kamu kurang enak badan. Selain mengganggu kualitas istirahat, dirimu pun sukar mengikuti jalan cerita yang butuh konsentrasi tinggi.

6. Terlalu sering melakukannya dalam minggu-minggu ini

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Karl Solano)

Frekuensi dalam menonton film atau membaca novel thriller sebaiknya juga diperhatikan. Jangan terlalu sering kalau kamu tak ingin pikiran serta perasaanmu sangat terpengaruh oleh ketegangan yang ditimbulkan. Kecuali, dirimu melakukannya bukan sekadar untuk mencari hiburan melainkan juga keperluan pekerjaan.

Seperti kamu adalah penulis novel thriller atau pengulas film genre ini. Orang yang profesional di bidang ini biasanya sudah kebal dengan efek pada pikiran dan perasaan. Namun jika dirimu sekadar menjadi penonton atau pembaca, sebaiknya gak terus menenggelamkan diri di genre ini.

Selang-seling pilihan film atau novelnya. Selain buat membendung akibat yang tak diinginkan dari terlalu banyak menikmati tayangan atau bacaan yang menegangkan, juga supaya wawasanmu bertambah. Kamu bisa membatasi film thriller untuk 1 atau 2 akhir pekan dalam sebulan. Atau setelah menyelesaikan sebuah novel genre ini, lalu ganti ke genre yang berbeda.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya