TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Teori Penyebab Tindakan Penyimpangan, Ada Alasanmu di Sini?

Rasanya pengendalian yang ada tak mampu menghentikannya, nih

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/Peggy_Marco)

Ibarat ada pagi dan malam, besar dan kecil, maka ada tindakan menyimpang dan tidak menyimpang. Ya, semua yang ada di muka bumi ini selalu berjalan berlawanan.

Bahkan, saat sudah diusahakan dengan sebuah pengendalian, tetap bukan jaminan tindakan menyimpang tak akan terjadi. Baik disengaja atau tidak, tindakan penyimpangan ini banyak terjadi dalam kehidupan. 

Berangkat dari banyaknya kejadian penyimpangan, muncul banyak pemikiran yang melahirkan teori-teori penyebab tindakan menyimpang. Mulai dari teori biologis, psikologi, sosialiasi, anomie, hingga konflik budaya. Bagamana kelima teori tersebut menjelaskan terjadinya tindakan penyimpangan? Langsung simak ulasannya di bawah ini.

1. Teori biologis

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/3938030)

Menurut teori biologis, tindakan menyimpang terjadi atas ketidaksengajaan, nih. Yang mana adanya kecacatan tubuh menyebabkan pelakunya tidak bisa berprilaku sesuai yang diharapkan. 

Namun, penyimpangan dari teori biologis ini hanya bagian kecil dari berbagai bentuk penyimpangan lainnya yang tidak disenangi oleh masyarakat. Tak jarang, tindakan penyimpangan karena cacat tubuh ini dianggap wajar oleh masyarakat. Mengapa begitu? Jelas karena alasan menyimpang disebabkan oleh ketidakmampuan biologis untuk menyesuaikan diri.

Contoh sederhananya, ketika pelaku mengalami cacat pada tangan kanannya, sehingga untuk makan harus menggunakan tangan kiri. Bagi sebagian orang, hal tersebut merupakan wujud tindakan menyimpang. Namun, atas dasar keadaan, penyimpangan ini dianggap wajar dan tidak apa-apa untuk dilakukan.

2. Teori psikologi

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bagi teori psikologi, tindakan menyimpang terjadi disebabkan oleh penyakit mental. Tak dapat dipungkiri, penyakit mental dan tindakan menyimpang ini memiliki keterkaitan. Yang mana seseorang yang bertindak menyimpang merupakan wujud gejala dari adanya penyakit mental. 

Bahkan, lahirnya teori psikologi ini untuk mendiagnosis sakit mental karena berprilaku menyimpang. Misalnya saja, gangguan mental akibat broken home yang berakhir membuat pelaku menjadi anak yang nakal dan merugikan banyak orang di sekitarnya.

Nah, cacat mental yang diakibatkan oleh broken home ini menyebabkan perilaku menyimpang dengan menjadi anak yang nakal. Pada akhirnya, kecacatan mental dijadikan dalih untuk tidak apa-apa berbuat menyimpang, nih.

Baca Juga: 7 Karakter Anak dengan Penyimpangan di Drakor 2023, Butuh Bimbingan!

3. Teori sosialisasi

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Polina Sirotina)

Teori sosialisasi menganggap bahwa perilaku sosial, baik yang bersifat menyimpang maupun patuh, itu dikendalikan oleh norma dan nilai-nilai yang telah dihayati. Sayangnya, dalam proses menghayati makna norma dan nilai-nilai itu terjadi gangguan. 

Selain itu, dalam pengalaman menjalankan norma dan nilai-nilai juga bisa mengalami gangguan, lho. Misalnya saja dalam nilai kesopanan. Dalam praktik kesopanan mengantre, nyatanya ia menemukan seseorang yang tidak beretika dengan menyerobot antrean.

Bisa jadi, pelaku yang melihat keuntungan dari menyerobot antrean. Itu bisa dengan cepat mendapatkan sesuatu, ya ingin melakukan hal yang serupa. Dengan begitu, terjadi gangguan dalam sosialisasi nilai kesopanan yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang, yakni menyerobot antrean.

4. Teori anomi

Ilustrasi kehidupan sosial (pixabay.com/StockSnap)

Teori anomi merupakan suatu keadaan yang mana seseorang tidak memiliki pedoman nilai yang jelas dalam hidupnya. Tentunya, dengan tidak memiliki arah, jelas ia tak memiliki pegangan dalam menjalani hidup. Nah, situasi dan kondisi tanpa pedoman nilai inilah yang berpeluang besar menjadikan pelaku di dalamnya menjadi bertindak menyimpang.

Contohnya dalam masyarakat dengan pedoman nilai yang tidak jelas ini seperti tidak adanya seperangkat norma atau nilai yang dipatuhi dan diterima secara luas, serta yang mampu mengikat masyarakat. Sehingga, banyak terjadi penyimpangan dalam masyarakat karena tidak ada aturan yang membatasi dan mengaturnya.

Verified Writer

Melinda Fujiana

Have a nice day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya