Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Salah satu tren arsitektur yang memiliki tingkat popularitas yang terus meningkat ialah konsep open space atau denah lantai terbuka. Konsep ini, menghindari sekat atau partisi di antara ruang umum seperti ruang tamu, dapur, ruang keluarga dan ruang makan.
Namun, bagi kamu yang ingin menerapkan konsep ini pada hunian, sebaiknya ketahui beberapa kekurangannya dulu, ya! Hal ini demi meminimalkan kerugian dan kesan rumah yang tidak nyaman di masa yang akan datang.
Sebagaimana dikutip Bobvila dan HGTV, berikut lima kekurangan dari konsep rumah open space yang perlu kamu ketahui. Pertimbangkan dulu sebelum menerapkannya, ya!
1. Lebih sulit untuk menjaga kebersihan
Ilustrasi desain rumah open space (Pexels/Max Vakhtbovych) Rumah dengan konsep open space, biasanya lebih sulit untuk dijaga kebersihannya. Pasalnya beberapa ruang umum yang dijadikan satu ruang membuat debu atau bulu hewan peliharan lebih mudah untuk bertebaran di mana-mana.
Penerapan dari konsep open space juga cenderung lebih mudah terlihat berantakan. Hal ini lantaran, gerak penghuni rumah yang fleksibel, membuat barang-barang mudah berpindah tempat atau berserakan. Intinya, konsep open space lebih membutuhkan usaha ekstra untuk membersihkan dan merapikan rumah.
Baca Juga: 9 Inspirasi Desain Dapur Bertema Pastel, Gemasnya Bak Dapur Mainan!
2. Mahal untuk dibangun
Ilustrasi membangun rumah (Pexels/Ron Lach) Tidak adanya dinding interior, bukan berarti biaya pembangunan rumah akan lebih murah. Justru tanpa dinding interior, membuat konstruksi bangunan lebih mahal. Sebab, tak adanya penopang konstruksi yang berada di tengah, membuat konstruksi rumah secara keseluruhuan harus memiliki kekuatan dua kali lipat daripada umumnya.
Dalam membuat rumah dengan konsep open space juga perlu menyewa tukang atau kontraktor yang lebih bewawasan dan berpengalaman. Jika tidak, hal ini bisa membuat bangunan rumah tidak bertahan dengan lama atau rawan roboh.
3. Biaya listrik yang lebih mahal
Ilustrasi rumah open space dengan jumlah lampu yang relatif lebih banyak (Pexels/Max Vakhtbovych) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Konsep rumah dengan denah lantai terbuka memang memiliki tingkat pencahayaan yang baik pada pagi hingga sore hari. Namun, hal ini tidak berlaku pada saat malam hari atau ketika kamu ingin menghangatkan dan membuat dingin ruangan.
Ketika malam hari, rumah dengan konsep open space membutuhkan penerangan dari lampu yang lebih banyak. Sebab, ruangannya yang tanpa sekat, mengharuskan kamu untuk menyalakan lampu pada seluruh ruangan, bukan ruangan yang digunakan saja.
Selain itu, denah lantai terbuka juga tidak dapat dibagi pada zona HVAC. Jika ingin ruangan terasa lebih hangat atau lebih dingin, kamu perlu membayar tagihan listrik yang lebih besar, akibat harus menyalakan sistem HVAC pada seluruh area.
4. Kurangnya privasi
Ilustrasi menonton televisi di ruang keluarga (Unsplash/Juan Ordonez) Privasi dalam sebuah rumah open space termasuk salah satu hal yang langka. Terbukanya seluruh ruang umum, membuat aktivitas yang kamu lakukan bisa terlihat oleh orang lain secara jelas, tanpa tedeng aling-aling.
Ketika kamu ingin menonton film dokumenter di ruang keluarga namun di ruang tamu terdapat tamu dari sang ayah, tentunya acara menontonmu terasa tidak nyaman bukan? Nah, hal-hal semacam inilah yang membuat rumah dengan konsep open space perlu dipertimbangkan.
Intinya, jika kamu telah memilih rumah dengan konsep open space, kamu akan sulit menemukan waktu atau ruangan tersendiri ketika ingin beraktivitas di ruang umum.
Baca Juga: 9 Inspirasi Desain Kamar Tidur Bergaya Vintage Minimalis, Klasik!