TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Novel tentang Guru, Penuh Inspirasi dan Dedikasi

Mengabadikan jasa guru dalam novel inspiratif

ilustrasi guru (pexels.com/Max Fischer)

Guru merupakan pahlawan penuh kesabaran dan dedikasi. Peran serta dedikasi mereka dalam membentuk karakter generasi muda bukan sekadar vital, melainkan krusial dalam memajukan peradaban. Selain mentransfer ilmu pengetahuan, guru juga berperan penting dalam membentuk moral dan karakter, menciptakan generasi yang cerdas dan beradab.

Pentingnya peran dan dedikasi guru seringkali menjadi pendorong inspiratif bagi para penulis untuk mengabadikan jasanya dalam sebuah karya tulis. Seolah-olah menjadi prasasti yang abadi dalam ingatan, menggambarkan betapa besar pengaruh guru dalam kehidupan. Seperti empat rekomendasi novel tentang guru berikut ini, kisah-kisah yang terangkum di dalamnya memperlihatkan perjalanan penuh dedikasi seorang guru.

1. Guru Aini karya Andrea Hirata

Guru Aini (gramedia.com)

Guru Aini merupakan karya novelis terkenal Indonesia, Andrea Hirata. Novel ini mengisahkan perjalanan Desi Istiqomah, yang mencintai matematika sejak kelas 3 SD. Dengan cita-cita menjadi guru matematika, Desi bertekad untuk memberantas kebodohan dalam mata pelajaran yang sering dianggap sulit tersebut. Setelah lulus SMA, Desi melanjutkan kuliah ikatan dinas D3 untuk menjadi guru matematika.

Setelah menyelesaikan kuliah, Desi diangkat sebagai pegawai negeri dan ditempatkan di pulau terpencil, Tanjong Hampar, di Sumatera. Desi yakin bahwa menjadi guru di daerah terpencil memberikan kesempatan untuk menegaskan bahwa profesi guru adalah bentuk kebebasan. Kebebasan untuk berbagi pengetahuan, memberikan wawasan, dan menginspirasi murid-murid untuk meraih impian mereka, tanpa memedulikan pandangan negatif masyarakat terhadap guru. Hal ini mencakup persepsi terhadap gaji guru, tingkat apresiasi dari masyarakat terhadap guru, dan aspek-aspek lain yang terkait.

Baca Juga: 5 Paradoks Kehidupan yang Bisa Mengubah Caramu Menjalani Hidup

2. Botchan karya Natsume Soseki

Botchan (gramedia.com)

Botchan, novel karya Natsume Soseki, mengisahkan perjalanan seorang guru muda yang memberontak terhadap sistem pendidikan di sekolahnya demi menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Setelah menyelesaikan kuliah di Tokyo University of Physics, Botchan menerima tawaran mengajar di sebuah desa terpencil di Matsuyama, Pulau Shikoku. Dalam minggu pertama sebagai guru matematika, Botchan sudah dihadapkan dengan murid-murid yang sengaja menjahilinya. Botchan juga mengalami konflik dengan rekan-rekan guru yang bersikap aneh.

Botchan merasa aturan sekolah tidak relevan dan tidak efisien. Bahkan masih ada tradisi turun-temurun yang tidak penting tapi terus dipertahankan tanpa alasan yang jelas. Pemikiran kuno dan monoton dalam sistem pendidikan sekolah menjadi hambatan bagi perkembangan sekolahnya menuju institusi yang lebih modern.

3. Dua Belas Pasang Mata karya Sakae Tsuboi

Dua Belas Pasang Mata (gramedia.com)

Oishi, seorang guru muda di desa nelayan miskin, selalu mengajar penuh kasih sayang kepada kedua belas muridnya. Namun, kebahagiaan mereka terhenti ketika perang tiba, memaksa Oishi dan murid-muridnya beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Dalam novel ini Oishi dengan tekun menempuh perjalanan sejauh 8 km ke Desa Tanjung setiap hari dengan sepedanya untuk mengajar. Tujuannya adalah untuk menghemat waktu dan bukan untuk terlihat 'kebarat-baratan'. Melihat Oishi bersepeda, anak-anak selalu berlarian dan mengejarnya setiap kali ia melintasi jalanan dari desa menuju sekolah. Sayangnya Oishi terpaksa berhenti mengajar karena kakinya cedera, membuatnya harus istirahat berbulan-bulan. 

Verified Writer

Milla

I am a learner.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya