Wajah Islam di Kota Hangzhau Tiongkok
Islam tumbuh dengan ramah dan bersahaja.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiongkok terkenal dengan ideologi komunis dan penduduknya tidak mengenal Tuhan. Akan tetapi, bukan berarti kehidupan beragama tidak ada di sana, termasuk Islam. Populasi muslim di Tiongkok paling banyak berada di Provinsi Xinjiang. Sebagian yang lain tersebar di beberapa provinsi, salah satunya adalah Hangzhou. Jika muslim di Uighur Xinjiang sering mendapatkan diskriminasi dan tekanan dari pemerintah, muslim Hangzhou tak demikian menyedihkan. Meskipun sangat minoritas, muslim Hangzhou lebih bebas dalam menjalankan agamanya sehinga Islam mulai tumbuh di sana dengan pesat. Inilah beberapa wajah Islam di kota Hangzhou, Tiongkok.
Masjid Phoenix yang eksotis dan bersejarah.
Masjid Phoenix disebut juga dengan masjid Zhenjiao. Merupakan ikon Islam di Hangzhou. Masjid ini merupakan masjid tertua kedua setelah masjid Huaisheng di kota Guangzhou (dibangun tahun 627 M oleh sahabat Saad bin Abi Waqqash sekaligus di masjid itulah beliau dimakamkan). Masjid Phoenix sendiri dibangun pada era Dinasti Tang (618-907 M).
Arsitektur masjid Phoenix sangat eksotis. Di tengah kesibukan lalu lintas yang cukup padat, saya menemukan gapura kompleks masjid yang cukup asri. Kemudian memasuki pintu gerbang masjid, terdapat bangunan yang kanan-kirinya dihiasi dengan situs budaya dan catatan sejarah masjid dalam bahasa Inggris, Arab, dan tentunya bahasa Tiongkok.
Di mihrab (pengimaman) masjid tertulis kaligrafi Al Qur'an khas china yang masih belum mengalami pemugaran sejak masjid didirikan. Sisi kanannya terdapat mimbar lengkap dengan tongkat khotbah “ansitu”, tidak jauh beda dengan mayoritas masjid di nusantara. Entah mengapa nama Gus Dur (Abdurrahman Wahid) ternyata cukup familiar bagi ulama Tiongkok.
Saat saya "memperkenalkan diri" dari Indonesia dan menyebut nama beliau, seorang Bapak yang menjadi imam di masjid tersebut mengulang nama Gus Dur dua kali sambil memberikan jempolnya. Ketika Jum'at tiba, masjid ini penuh dengan muslim dari berbagai belahan dunia untuk melaksanakan salat Jumat. Paling banyak berasal dari Asia Tengah, Afrika, Malaysia, dan tentunya Indonesia. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa.
Baca juga: Perkembangan Pesat Islam di Korea Bikin Nyaman Jadi Rumah Kedua
Baca juga: Berantas Islamophobia, Remaja Amerika Ciptakan Kartu Ramadan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.