TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Stigma yang Melekat pada Wibu atau Pencinta Anime Jepang, Nolep!

Yuk, berhenti bully wibu!

kolase poster anime (unsplash.com/Dex Ezekiel)

Citra negatif seringkali melekat pada orang-orang yang suka dengan anime Jepang. Kelompok yang akrab disebut sebagai wibu ini mendapatkan pandangan buruk dari orang lain. Opini publik ini terus tersebar di media sosial dengan cepat sehingga membentuk sebuah persepsi yang bisa menjadi paten.
 
Stigma terhadap wibu dikaitkan dengan kepribadian bahkan menjurus ke fisik. Tentu saja hal ini merupakan opini negatif yang bisa berujung pada perundungan pada individu atau kelompok pencinta anime. Berikut ada beberapa stigma yang sudah sering dijumpai.

Baca Juga: 8 Potret Nama Anak Terinspirasi dari Anime, Wibu Sejak Dini

1. No life

ilustrasi bermain game anime (unsplash.com/Senad Palic)

No life sering diplesetkan ke dalam bahasa gaul dengan sebutan nolep. Istilah ini merujuk pada seseorang yang anti sosial dan tidak mau bergaul dengan orang lain. Wibu dilabeli sebagai orang no life karena kesibukannya hanya diisi dengan menonton anime sepanjang waktu.
 
Apalagi jika wibu introvert maka intensitasnya untuk bersosialisasi bisa terbilang sangat minim. Padahal pada dasarnya manusia adalah makhluk yang membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa hidup sendiri.  Tidak ada individu yang benar-benar bisa hidup sendirian tanpa ada kegiatan sedikit pun. Minimal ia membutuhkan beras yang ditanam oleh petani atau kurir untuk mengantarkan makanan agar seseorang bisa terus hidup.

2. Tidak cinta budaya sendiri

perempuan Jepang (freepik.com/freepik)

Anime sangat erat kaitannya dengan budaya Jepang mulai dari alur cerita dan musik yang khas bisa mempengaruhi selera seseorang.  Wibu juga kerap dianggap tidak cinta dengan budaya Indonesia dan lebih memilih negara yang pernah menjajah Tanah Air itu. Stigma ini menjadi senjata bagi orang-orang non-wibu untuk menyerang pencinta anime melalui media sosial.
 
Seseorang tidak bisa menghakimi orang lain hanya karena ia menyukai sesuatu. Bisa saja anime adalah hiburan yang tepat baginya. Apalagi media sosial hanyalah wadah yang menunjukkan sebagian kecil kehidupan yang tidak bisa dijadikan sampel penilaian secara keseluruhan. Bagaimana jika ternyata kehidupan yang ditunjukkannya hanya tentang anime dan tidak pernah mempublikasikan kehidupan pribadinya yang lain?

Baca Juga: Wibu adalah Istilah untuk Pencinta Budaya Jepang, Ini Ciri-Cirinya

Verified Writer

Muhammad Nizam

Masa depan tidak akan seburuk itu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya