TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Seru Intan, Wanita Indonesia Peneliti Nanoteknologi di Prancis

#IDNTimesLife Ia meneliti bidang Imagerie dan Nanoteknologi

Intan Putri Kusumaningrum (instagram.com/intanpkusumanr)

Ketika masih berusia belia, peneliti mungkin menjadi salah satu profesi yang diidamkan oleh sejumlah orang. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan usia, beberapa orang pun pada akhirnya melupakan cita-cita yang pernah ia sampaikan saat kecil dahulu.

Namun, hal ini berbeda dengan Intan Putri Kusumaningrum atau yang biasa disapa Intan. Dirinya sudah sangat menggemari dunia sains sejak kecil dan berkeinginan untuk menjadi seorang peneliti terkemuka yang dapat membantu banyak orang. 

Selama perjalanannya meneliti, ia pernah mendapatkan beberapa penghargaan atas jasanya dalam menciptakan aplikasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Penasaran dengan kisah inspiratif Intan? Mari simak informasinya berikut ini.

1. Kecintaan Intan terhadap dunia sains dimulai sejak ia masih kecil

Intan Putri Kusumaningrum (instagram.com/intanpkusumanr)

Menjadi peneliti memang bukan perihal yang mudah. Namun, jika sudah merasa cinta pada suatu pekerjaan, tentu menyelesaikan apa pun yang harus dikerjakan akan terasa lebih mudah. 

Hal inilah yang Intan rasakan saat menjadi seorang peneliti yang jarang sekali diminati, bahkan oleh perempuan. Dirinya mengaku bila sudah tertarik dengan dunia sains sejak kecil. 

"Jadi emang udah dari kecil itu, emang udah tertarik ke bidang saintifik. Setiap kali di televisi, di media siaran tentang hal-hal berbau saintifik atau wah gimana cara kita membuat robot, atau gimana cara berbagai hal yang pokoknya berkaitan dengan dunia sains, saya tertarik. Terus lama-lama, sampai gede termotivasi," katanya dalam wawancara khusus bersama IDN Times pada Minggu (28/6/2021).

Peneliti wanita peraih Nobel, Marie Curie, turut ambil andil dalam keputusannya menekuni profesi sebagai peneliti. "Salah satu wanita asal Polandia, terus dia pergi untuk melanjutkan studi di Prancis. Nah, itu tuh salah satu karakter yang benar-benar memengaruhi keputusan saya untuk meneruskan aktivitas di dunia sains," tambahnya.

2. Demi mewujudkan impiannya, ia mengambil studi Teknik Fisika selama S1 dan beralih jalur ke Nanoteknologi untuk S2 serta S3 di Prancis

Intan Putri Kusumaningrum (instagram.com/intanpkusumanr)

Dalam mewujudkan impiannya menjadi seorang peneliti, Intan pun berusaha keras, termasuk menekuni studi jurusan Teknik Fisika selama S1 dan Nanoteknologi untuk S2 dan S3. Hal ini ia pilih karena nanoteknologi dianggap sebagai teknologi yang akan sangat bermanfaat di masa depan.

"Teknik Fisika S1 kan, terus S2 aku pindah jalur Nanoteknologi. Kalau S3 lebih ke mikroskopi elektronik, lebih fundamental, jadi mempelajari fisika di skala nano, interaksi antara cahaya dan materi. Pokoknya basic banget, fundamental fisika banget," ucapnya.

Tak hanya itu, Intan belajar di beberapa universitas sekaligus untuk jenjang S2. Sebut saja Ecole Centrale de Lyon, INSA Lyon - Institut National des Sciences Appliquées de Lyon, dan Université Claude Bernard Lyon 1. Kini, Intan mengerjakan proyek riset doktoral S3 di Centre d'Elaboration des Matériaux et d'Etudes Structurales (CEMES) - CNRS UPR 8011 yang bermitra dengan Université Toulouse III - Paul Sabatier.

"Di beberapa universitas itu aku apply nanoteknologi sama nano-elektronik karena menurutku itu futuristic banget. Jadi, kayaknya ini lebih prospektif. Jadi, aku berpindah haluan," lanjut Intan.

Pada kesempatan yang sama, ia juga menuturkan bila kesempatan untuk bergabung dengan dunia riset internasional sangat terbuka lebar. Hanya saja, agar dapat meraihnya, kamu harus mencari informasinya dengan baik.

"Asalkan kita mau mempelajari kemampuan yang dibutuhkan, mencari tahu cara membuat surat yang diperlukan, gak malu berkenalan dengan pihak yang berkaitan dengan program beasiswa, dan mencari tahu tentang portal riset yang membuka kesempatan, semua inisiatif itu pasti akan bermanfaat. Everything is possible," jelasnya.

Baca Juga: Kisah Pemilik Ayam Betutu Khas Gilimanuk Bali: Awalnya Sangat Sulit 

3. Saat menempuh studi S1, Intan juga sempat menciptakan aplikasi untuk membantu penderita cerebral palsy berlatih komunikasi

Intan Putri Kusumaningrum (instagram.com/intanpkusumanr)

Gemar dengan dunia sains, Intan muda yang masih duduk di bangku kuliah pada tahun 2011, juga sempat menciptakan inovasi di bidang teknologi. Ia membuat sebuah aplikasi guna membantu penderita cerebral palsy dalam berlatih komunikasi.

"Berawal dari pertemuan saya dengan anak yang mengalami cerebral palsy, saya berpikir bahwa gak semua orangtua mampu membiayai anaknya untuk mengikuti terapi berbicara yang profesional. Dari situlah, saya berpikir bagaimana kalau kita bikin aplikasi untuk melatih anak yang terkena cerebral palsy untuk bisa berbicara dengan baik," ceritanya. 

Dalam mengolah ide yang dimiliki, Intan pun gak segan meminta bantuan orang lain. Baginya, meminta bantuan berbagai pihak sangat penting untuk memberi sebuah pemahaman baru.

"Saya dapat banyak bantuan karena saya gak tahu caranya buat ini. Saya tanya sama senior saya, wah saya gak tau nih caranya bikin animasi. Dengan bantuan berbagai pihak, saya tanya saran-saran tersebut, kemudian saya bandingkan sendiri, elaborasi, dan terciptalah speech therapy tersebut," pungkasnya.

Gak hanya itu, Intan juga pernah dianugerahi penghargaan oleh Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia pada 2011 silam. Penghargaan tersebut Intan terima berkat ide yang ia sampaikan melalui platform BIC (Business Innovation Center).

"Waktu zaman kuliah di Teknik Fisika UGM dulu, saya menemukan 6 ide berbeda yang tanpa diduga diapresiasi oleh Menteri Riset dan Teknologi melalui BIC (Business Innovation Center)," terangnya.

4. Bagi kamu yang ingin melanjutkan studi dan jadi peneliti di luar negeri, Intan berpesan agar bersikap fleksibel dan beradaptasi dengan lingkungan

Intan saat di laboratorium (dok. pribadi)

Menjalani studi serta meniti karier di luar negeri gak bisa dibilang mudah. Perbedaan budaya dan aturan dapat membuat seseorang terkena culture shock. Untuk mengatasi hal ini, Intan berpesan untuk senantiasa toleransi pada kebudayaan di tempat kamu tinggal.

"Namanya tinggal di negara baru, di lingkungan baru, ya harus menghormati adat dan kebudayaan setempat. Bila ingin ditoleransi, maka belajarnya untuk bersikap toleransi," tuturnya.

Intan juga menambahkan, bahwa kamu juga harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru, termasuk bersikap fleksibel dan mau mempelajari aturan yang berlaku. Dalam bertutur kata, kamu harus mampu menguasai bahasa setempat agar gak menciptakan gap saat berkomunikasi.

"Kita harus menguasai, bukan cuma bahasa, tetapi juga cara beradaptasi dengan kebiasaan mereka supaya memiliki hubungan interpersonal antara kita dengan teman, tetangga, dan bos yang baik. Intinya, penting sekali untuk bersikap fleksibel, beradaptasi, dan mempelajari aturan yang berlaku agar dapat membantu relasi dengan orang lain," ujarnya.

Baca Juga: 5 Bukti Kisah Cinta Pemilik Zodiak Sesama Scorpio, Batin Berkoneksi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya