TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Nadhifa, Sukses Cross-Path Karier dari Fisika ke Bidang IT

Dirinya kini menekuni profesi sebagai Business Intelligence

Nadhifa Aqilla Husna, Business Intelligence Analys Shopee sekaligus lulusan program Bangkit by Google. (dok. Pribadi Nadhifa Aqilla Husna)

Jakarta, IDN Times - Perjuangan RA Kartini dalam memberdayakan perempuan, sukses menciptakan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Kini, gak ada lagi batasan di ranah sosial terhadap sosok perempuan, baik mengenai pekerjaan, hak, dan apa pun yang dulunya bersifat timpang tindih mengatasnamakan gender.

Hebatnya, perempuan dengan cita-cita menempuh karier di bidang teknologi, bukan lagi jadi hal yang mustahil. Pembuktian ini muncul dari cerita salah satu perempuan yang mengejar passion hingga jadi sebuah profesi yang digemari, meskipun tidak memiliki latar belakang yang selaras.

Dia adalah Nadhifa Aqilla Husna yang saat ini menekuni pekerjaan di bidang IT, tepatnya sebagai Business Intelligence Analyst di Shopee. Lewat diskusi hangat bersama IDN Times pada Jumat (28/7/2023) secara daring, dirinya membeberkan kisah suksesnya menjalani cross-path karier dari fisika ke bidang IT. Penasaran? Yuk, simak informasi lengkapnya berikut ini!

1. Cross-path dari fisika ke IT bukan perihal mudah. Nadhifa perlu mempersiapkan banyak hal, bahkan ketika ia masih berada di semester 5

Nadhifa Aqilla Husna, Business Intelligence Analys Shopee sekaligus lulusan program Bangkit by Google. (dok. Pribadi Nadhifa Aqilla Husna)

Jurusan kuliah memang gak bisa menjadi indikator pekerjaan yang akan ditekuni di masa depan. Oleh karena itu, jangan heran bila ada beberapa orang yang pada akhirnya cross-path karier dari jurusan kuliahnya.

Hanya saja, hal tersebut tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi, beberapa perusahaan yang memberikan kualifikasi pekerjaan dengan menyantumkan jurusan kuliah secara spesifik.

Hal ini pun dirasakan oleh Nadhifa. Untuk menekuni pekerjaan impiannya, ia bahkan harus mempersiapkan banyak hal sejak masih duduk di semester 5. Walau butuh proses panjang, namun pada akhirnya kesempatan datang silih berganti mewarnai jejak pengalamannya saat ini.

"Cross-path itu gak bisa tiba-tiba, apalagi bagi jurusan seperti aku yang gak nyambung sama sekali satu dan lainnya. Jadi, ini aku memang sudah persiapkan lama, dari semester 5 dengan ikut kegiatan di Kampus Merdeka, program Bangkit yang diinisiasi oleh Google, dan program Gigih yang diinisiasi oleh GOTO," tuturnya.

"Gak sampai situ, aku juga mencari internship untuk menambah pengalaman. Alhamdulillah, aku bisa dapat banyak pengalaman yang dicari sehingga mendukung proses pencarian kerja, di mana ketika apply kerjaan, banyak yang interest dan melirik posisi aku," imbuh perempuan berusia 23 tahun tersebut.

2. Nadhifa juga sempat menjajaki beragam pekerjaan agar menemukan passion yang benar-benar ia minati

Nadhifa Aqilla Husna, Business Intelligence Analys Shopee sekaligus lulusan program Bangkit by Google. (dok. Pribadi Nadhifa Aqilla Husna)

Butuh banyak percobaan hingga akhirnya bisa menemukan profesi yang benar-benar digemari dan sesuai passion. Terlebih, saat ini satu bidang pekerjaan pun bisa menawarkan berbagai macam jenis posisi.

Dari hal tersebut, Nadhifa berpesan agar jangan takut mencoba setiap kesempatan yang ada guna menemukan satu titik profesi yang benar-benar menurutmu cocok. Dirinya pun demikian, pernah menjadi tutor fisika hingga desainer grafis.

"Sebelumnya aku juga sempat mencoba beragam pekerjaan, seperti tutor fisika, desainer grafis, hingga akhirnya melihat peluang ke IT dan merasa cocok. Seperti lagu Coldplay, "If you never try, you never know", jadi cobain aja," tegasnya.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Boneka untuk Anak Perempuan, Jangan Asal Beli!

3. Meski sempat merasa salah jurusan, namun dirinya mengaku banyak mengambil pelajaran dari jurusan kuliahnya

Nadhifa Aqilla Husna, Business Intelligence Analys Shopee sekaligus lulusan program Bangkit by Google. (dok. Pribadi Nadhifa Aqilla Husna)

Ketika ditanya soal latar belakang pendidikan, ia mengaku bila ada sedikit pandangan bila dirinya salah jurusan. Bahkan, orangtuanya sempat shock karena keputusan yang ia ambil tersebut. Pasalnya sejak SD hingga SMA, dirinya sangat menyukai fisika dan menekuni bidang tersebut sampai mengikuti olimpiade fisika beberapa kali.

"Awalnya suka fisika, tapi ujung-ujungnya aku ngerasa gak enak hati sama ini, agak bosan, mikir jadi apa ya nanti. Terus ya udah mulai cari alternatif lain dan ketemu deh sama dunia IT ini dan merasa lebih cocok sama aku," ceritanya.

"Jujur waktu itu, mama aku sempat shock, kenapa yang dari SD sampai SMA pilih fisika, kok pindah jadi statistik dan data IT. Namun setelah aku jelaskan, akhirnya diterima karena aku juga sudah besar dan bisa ambil keputusan sendiri," imbuh Nadhifa.

Namun, untuk memilih posisi sebagai Business Intelligence Analyst bukan sepenuhnya keputusan dari Nadhifa. Sebab, keinginannya kala itu hanya menjajaki pekerjaan di bidang data dan kesempatan yang ada ialah posisi tersebut.

"Waktu itu aku penginnya kerja yang data-data gitu, kaya data analis, data scientist, atau data engineer. Tapi karena dapat tawarannya Business Intelligence dan itu mirip dengan data analis, aku pilih dan gak menyesal karena sesuai dengan ekspektasi dan apa yang aku harapkan," lanjutnya antusias.

4. Latar belakang pendidikan membuatnya semakin terpacu untuk mengejar passion-nya dalam dunia kerja

Nadhifa Aqilla Husna, Business Intelligence Analys Shopee sekaligus lulusan program Bangkit by Google. (dok. Pribadi Nadhifa Aqilla Husna)

Latar belakang pendidikan yang cukup berbeda gak menghentikan langkah Nadhifa untuk menekuni kegemarannya. Hanya saja, ada beberapa momen yang kadang ia kurang sukai, terutama saat pembagian pekerjaan.

Kadang Nadhifa merasa dinilai kurang bisa diandalkan dalam mengerjakan tugas, tugas yang diberikan dirasa sangat biasa. Namun, dirinya justru melihat hal ini sebagai tantangan untuk menunjukkan bahwa dirinya bisa diandalkan

"Karena aku gak punya background yang selaras, mungkin mereka (teman-teman di tempat kerja) mengira aku kurang bisa diandalkan. Jadi, mereka suka kasih tugas yang gampang-gampang saja dan giliran yang susah dilempar ke orang lain," tuturnya.

Baca Juga: 7 Cara Mengetahui Jika Kamu Berada di Jalur Karier yang Tepat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya