TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Mengapa Sosok Dewasa Muda Rawan Terjebak Haus Validasi

Ingin eksistensinya diakui oleh masyarakat

ilustrasi bersalaman (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sosok dewasa muda identik dengan semangat tinggi dan kreativitas. Mereka mampu menciptakan gagasan unik dan merealisasikannya menjadi suatu karya. Di sisi lain, sosok manusia dewasa muda juga kerap terjebak sikap haus validasi.

Mereka menganggap pengakuan dari orang lain adalah segalanya. Saat pengakuan itu tidak didapat, semangat mengaktualisasikan diri mengalami penurunan. Tentu menimbulkan rasa penasaran, apa yang membuat sosok dewasa muda lawan terjebak haus validasi? Berikut enam alasannya.

1. Masa pencarian identitas

ilustrasi generasi muda (pexels.com/Sewupari studio)

Seseorang dikatakan memasuki fase dewasa muda Saat memasuki usia 20-an. Jika dilihat sekilas, tentu menjadi fase yang menyenangkan. Kamu memiliki waktu dan energi untuk menciptakan kreativitas. Namun, masalahnya, sosok dewasa muda juga rawan terjebak haus validasi.

Saat berada di fase ini, seseorang mulai mengalami masa pencarian identitas. Ia ingin membangun jati dirinya yang unik dan memiliki ciri khas berbeda dengan orang-orang lainnya. Sosok dewasa muda merasa kurang yakin dengan diri sendiri sampai memperoleh konfirmasi dari lingkungan sekitar.

2. Adanya tekanan dari lingkungan sosial

ilustrasi bullying (pexels.com/Yan Krukau)

Di usia dewasa muda, kamu telah memiliki kebebasan menentukan jalan hidup. Termasuk merancang rencana mengenai tujuan yang ingin diraih. Di sisi lain, menjadi sosok dewasa muda juga penuh tantangan. Salah satunya rawan terjebak haus validasi.

Di antaranya karena tekanan dari lingkungan sosial. Contohnya, seperti sikap membandingkan antar individu. Bisa juga saat lingkungan memaksakan standar yang menjadi pedoman mayoritas orang. Hal ini dapat memicu keinginan untuk mendapatkan validasi dari orang lain, agar merasa diakui atau setidaknya tidak merasa inferior.

3. Rendahnya rasa percaya diri

ilustrasi insecure (pexels.com/Thirdman)

Bisa dikatakan, sosok dewasa muda memang penuh dengan berbagai penyesuaian. Mulai dari mengenali prinsip dan pendirian, sampai menumbuhkan sikap optimis atas masa depan. Pada fase ini, tidak jarang seseorang mudah terjebak haus validasi.

Salah satunya karena rasa percaya diri yang rendah. Beberapa sosok dewasa muda mungkin memiliki sikap pesimis mengenai kemampuan dirinya. Ketidakpastian diri dapat mendorong seseorang untuk mencari persetujuan dari orang lain, sebagai bentuk pengakuan akan nilai dan potensi diri.

Baca Juga: 5 Alasan Gak Terus Memanjakan Teman dengan Validasi Berulang

4. Adanya pengaruh dari media sosial

ilustrasi kecanduan media sosial (unsplash.com/Timothy Hales Bennett)

Generasi muda di era sekarang identik dengan perkembangan teknologi digital. Terutama jika menyangkut media sosial. Tidak hanya sebagai media berkomunikasi. Namun keberadaan media sosial juga memegang peranan sebagai sarana kebebasan berekspresi.

Keberadaan dari media sosial juga menjadi alasan sosok dewasa muda rawan terjebak haus validasi. Di era media sosial, seseorang seringkali diukur oleh seberapa banyak tren yang diikuti. Hal ini dapat menciptakan lingkungan di mana seseorang merasa perlu untuk terus-menerus mencari validasi dan perhatian.

5. Keinginan menunjukkan eksistensi

ilustrasi lingkup pergaulan (vecteezy.com/tu ia photo engineer7562)

Menerima validasi dari lingkungan sosial adalah suatu kebanggaan. Contohnya saat kamu diakui sebagai sosok yang cerdas. Pengakuan bisa meningkatkan rasa percaya diri. Di sisi lain, sosok dewasa muda justru rawan terjebak sikap haus validasi.

Mereka bisa seperti ini karena adanya keinginan menunjukkan eksistensi. Sosok dewasa muda ingin lingkungan mengetahui apa dan siapa dirinya. Kalimat pujian atau pengakuan menjadi cara paling efektif untuk meningkatkan popularitas.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya