TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Alasan Tidak Perlu Gengsi Mengakui Rasa Takut, Kamu Gak Sendiri!

Apa yang membuatmu ragu mengakui perasaan takut?

ilustrasi merasa takut (pexels.com/Aliaksei Lepik)

Seringkali kita takut menghadapi beberapa situasi. Apalagi saat dihadapkan dengan pemikiran buruk sejak awal. Tapi anehnya, justru terang-terangan berusaha menyangkal rasa takut yang ada dalam diri. Sampai memanipulasi berpura-pura kuat dalam menghadapi situasi tidak diharapkan. Memiliki kebiasaan seperti ini tentu harus diperbaiki.

Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang tidak perlu gengsi mengakui perasaan takut. Apalagi sampai memanipulasi perasaan secara berlebihan. Karena ini bisa berakibat buruk bagi kenyamanan dan kebahagiaan. Mari renungkan empat alasan di bawah ini agar mampu berpikir lebih bijaksana. Bukan hanya memaksa diri terlihat kuat di tengah keterpurukan.

1. Kehidupan adalah tentang keberanian dan kelemahan

ilustrasi berjiwa petualang (pexels.com/Cuan Thong Tran)

Seringkali kita menyangkal rasa takut yang hadir. Bahkan memaksa diri agar tetap kuat dalam berbagai situasi. Memiliki rasa takut dianggap sebagai simbol kelemahan. Bahkan saat rasa takut itu muncul, cenderung menyudutkan diri secara berlebihan. Perlu diketahui, kamu tidak seharusnya merasa gengsi mengakui perasaan takut. Apalagi sampai lari sedemikian rupa.

Karena kehidupan adalah tentang keberanian dan kelemahan. Keduanya merupakan situasi yang saling berkaitan. Saat kamu mengakui perasaan takut, tentu bisa memahami kedua hal tersebut dengan baik. Untuk selanjutnya menumbuhkan motivasi dan keberanian dalam menghadapi permasalahan serta keluar dari situasi tidak diharapkan.

2. Risiko dalam setiap tindakan pasti ada

ilustrasi takut (pexels.com/RDNE Stock project)

Tidak dapat dimungkiri beberapa orang berusaha menolak rasa takut. Bahkan menganggapnya sebagai simbol kelemahan. Ketika rasa takut muncul, langsung memanipulasi diri dengan berbagai cara. Termasuk meyakinkan semua yang dihadapi pasti baik-baik saja. Di sinilah kita harus merenungkan beberapa hal.

Tidak seharusnya merasa gengsi mengakui perasaan takut yang ada di dalam diri. Apalagi menyangkal risiko yang dihadapi dengan alasan pasti akan baik-baik saja. Perlu diketahui, menghadapi risiko bukan berarti rapuh atau lemah. Tapi kita harus paham bahwa konsekuensi dalam setiap tindakan selalu ada. Rasa takut merupakan hal yang wajar dan manusiawi. Kita tidak perlu menyangkalnya secara berlebihan.

Baca Juga: 5 Cara Kreatif Memberikan Motivasi dan Dukungan kepada Pasangan

3. Rasa takut adalah bagian dari kehati-hatian

ilustrasi takut (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Entah apa yang membuat seseorang berusaha menjaga rasa takut secara berlebihan. Upaya memanipulasi pikiran dan perasaan dianggap wajar. Tapi di balik langkah tersebut, kestabilan mental turut terganggu. Bahkan susah membebaskan diri dari keterpurukan. Dalam beberapa situasi, seseorang juga cenderung bertindak nekat tanpa pikir panjang.

Di sinilah penjelasan mengapa kamu tidak boleh merasa gengsi dengan rasa takut. Perlu dicatat, rasa takut adalah bagian dari kehati-hatian. Ini seperti alarm yang memperingatkan agar tidak bertindak gegabah. Kamu cenderung waspada dalam mengambil setiap keputusan. Termasuk mempertimbangkan dampak jangka panjangnya secara detail dan terperinci.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya