Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Topik mengenai perilaku toksik memang tidak ada habisnya. Yang pasti perilaku toksik mengganggu ketenangan. Tidak hanya perilaku toksik yang dilakukan kepada orang lain. Tapi juga tindakan toksik yang ditujukan pada diri sendiri.
Kamu kehilangan semangat dan kepercayaan diri. Perilaku toksik mengurungmu dalam kesedihan dan keterpurukan. Agar terhindar dari hal tersebut, kamu harus menghindari lima bentuk perilaku toksik pada diri sendiri. Berikut lima di antaranya.
1. Menuntut diri sendiri agar selalu sempurna
ilustrasi serius bekerja (pexels.com/Cottonbro studio) Tidak ada yang salah dengan konsep kesempurnaan. Pastinya semua orang menginginkan hal tersebut. Tapi kita juga harus sadar jika kesempurnaan itu terbentuk dari berbagai macam kekurangan.
Apa jadinya jika kamu menuntut diri sendiri agar selalu sempurna? Kamu sama saja dengan bersikap toksik pada diri sendiri. Saat kesempurnaan itu tidak tercapai, kamu merasa bersalah dan terbebani.
Baca Juga: 7 Cara Berhenti Bergantung pada Orang Lain, Toksik Buat Diri Sendiri!
2. Menghakimi diri secara berlebihan saat mengalami kegagalan
ilustrasi bersedih (pexels.com/Ron Lach) Mengalami kegagalan adalah fenomena yang wajar. Kamu tidak perlu berkecil hati berlebihan karenanya. Apalagi sampai menghakimi diri sendiri berlebihan. Seolah kamu melakukan kesalahan besar yang tidak pernah bisa dimaafkan.
Menghakimi diri sendiri secara berlebihan saat mengalami kegagalan termasuk perilaku toksik. Padahal saat mengalami fase itu, kamu sangat butuh dukungan. Tapi dirimu sendiri malah tidak bisa diajak menjadi sosok supportif.
3. Membiarkan hidupmu sepenuhnya dikendalikan orang lain
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Karolina Grabowska) Orang lain terkadang ingin ikut campur atas kehidupan kita. Mulai kepo dengan urusan pribadi, ataupun mengharuskan kita ikut standarnya. Sebagai sosok yang tegas, kamu harus bisa memiliki kendali atas kehidupan yang dijalani.
Ketika membiarkan hidup sepenuhnya dikendalikan orang lain, kamu telah bersikap toksik pada diri sendiri. Padahal orang lain belum tentu tahu letak kebahagiaanmu. Kehidupan yang dikendalikan orang lain belum tentu membuat kamu nyaman.
4. Tidak memberi kebebasan bagi diri sendiri
ilustrasi perempuan bersandar pintu (pexels.com/Cottonbro studio) Ada perasaan senang dan bahagia ketika kamu bisa merasakan kebebasan. Contohnya bebas menuangkan ide dan kreativitas. Atau bebas menjadi diri sendiri tanpa tekanan orang lain.
Tapi bagaimana jika kamu tidak memberi kebebasan bagi diri sendiri? Inilah bentuk sikap toksik pada diri sendiri. Hidupmu terasa penuh beban dan terkekang. Kamu tidak bisa bebas mendapatkan kebahagiaan hidup.
Baca Juga: 5 Sebab Kita Sering Bersikap Toksik ke Diri Sendiri, Kebiasaan?