TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Bukti Kebaikanmu Tidak Tulus, Selalu Mengharap Imbalan!

Apakah ada maksud lain di balik kebaikanmu?

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Mike Jones)

Berbuat kebaikan kepada sesama sudah seharusnya dilakukan. Sebagaimana nasihat pepatah, apa yang ditanam kelak pasti akan dituai. Ketika kita menanam kebaikan, kelak juga akan memanen kebaikan. Tapi dalam berbuat baik, kita juga sering tidak tulus.

Di balik kebaikan, ada maksud dan tujuan tertentu. Padahal berbuat baik karena ada maksud lain itu tidak baik, lho. Secara tidak langsung kamu telah memanipulasi diri sendiri. Berikut ini adalah lima bukti jika kebaikanmu ternyata tidak tulus

1. Kamu berharap orang-orang sekitar akan memuji kebaikanmu 

ilustrasi mengobrol (pexels.com/RODNAE Productions)

Sebaris pujian membuat kita senyum-senyum sendiri. Pujian muncul ketika kita melakukan suatu kebaikan atau meraih prestasi tertentu. Contohnya, orang-orang mengatakan "kamu baik sekali" atau "kamu sangat hebat".

Salah satu bukti bahwa kebaikanmu ternyata tidak tulus yaitu berharap pujian dari orang-orang sekitar. Kamu merasa kecewa ketika sudah berbuat kebaikan namun tidak memperoleh pujian seperti yang diharapkan. Jika kamu sering berbuat kebaikan karena ingin pujian, lekas perbaiki niat itu.

Baca Juga: [QUIZ] Kamu Orang yang Tulus atau Penuh Kebohongan?

2. Ada maksud dan tujuan lain di balik kebaikan 

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Yan Krukov)

Anjuran berbuat baik sering kita dengar. Berbuat baik tidak harus mengeluarkan banyak biaya atau usaha. Kebaikan bisa berasal dari hal-hal sederhana. Tapi niat baik juga kerap berbelok.

Di balik kebaikan yang sudah kamu berbuat, terselip maksud dan tujuan lain. Kamu ingin dihormati orang lain atau dianggap menjadi yang paling berjasa. Ketika maksud dan tujuanmu tidak tercapai, kamu pun berhenti berbuat kebaikan.

3. Ingin mendapatkan imbalan atas kebaikan yang kamu lakukan 

ilustrasi memberi hadiah (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Imbalan dan kebaikan seringkali beriringan. Tanpa disadari, hal ini sering membuat kita salah niat. Sehabis berbuat kebaikan kepada sesama, kita menginginkan adanya imbalan. Contohnya, mendadak berbuat baik karena ingin jabatan atau posisi tertentu.

Tentu saja ini menjadi bukti kuat bahwa kebaikanmu tidak tulus. Kamu berbuat kebaikan semata-mata ingin mendapat imbalan. Padahal seandainya tulus, kebaikan yang kamu perbuat akan lebih indah.

4. Menuntut pengakuan orang lain atas kebaikan yang sudah kamu lakukan 

ilustrasi mengobrol (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Dalam berbuat kebaikan, kita sering terpaku pada pandangan orang lain. Semua dilakukan karena penilaian orang lain. Kamu ingin dianggap sebagai sosok yang paling hebat, unggul, maupun pengakuan-pengakuan yang lain.

Ini termasuk bukti bahwa kebaikan yang kamu lakukan tidak tulus. Kebaikan sudah seharusnya dilakukan atas dasar keikhlasan. Ketika kamu berbuat kebaikan hanya karena ingin pengakuan dari orang lain, kebaikan itu akan menjadi sia-sia.

Baca Juga: 6 Alasan Sikap Ramah Tak Selalu Bikin Orang Nyaman, Takut Gak Tulus

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya