TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Hal yang Membuat Sosok Problematik Gemar Memperbesar Masalah

Mereka dikenal gemar mencari sensasi

ilustrasi berdebat (pexels.com/Alex Green)

Siapa yang tidak kenal dengan sosok manusia problematik? Di lingkungan sekitar bahkan pasti ada satu orang dengan karakter demikian ini. Ciri khas dari mereka yang memiliki karakter problematik selalu ingin memancing masalah. Bahkan memperbesar persoalan kecil yang tidak seharusnya dibesar-besarkan.

Menghadapi orang dengan karakter problematik kerap memancing emosi. Sudah tentu menimbulkan keheranan tersendiri mengenai sikap orang-orang problematik yang tidak mengenal aturan.

Jika kita mencermati lebih detail, ternyata ada beberapa hal yang membuat sosok dengan karakter problematik gemar memperbesar masalah. Mengetahui empat hal di bawah ini, mari lebih bijaksana.

1. Kurangnya keterampilan pemecahan masalah

ilustrasi berpikir (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Permasalahan harus dipecahkan dengan cepat dan tepat. Jika tidak, maka akan mempengaruhi aspek-aspek penting dalam hidup. Bahkan menjadi pemicu utama terjadinya kegagalan dan kekacauan.

Tapi sikap berbeda justru ditunjukkan oleh tipe orang yang memiliki sifat problematik. Alih-alih menyelesaikan masalah dengan segera, mereka justru memperbesar dan menyeret banyak pihak yang tidak seharusnya terlibat.

Sikap demikian ini dipicu oleh kurangnya keterampilan pemecahan masalah. Mereka tidak memiliki kemampuan analisis yang baik. Sosok problematik tidak mampu menyusun strategi secara efektif dan efisien untuk menangani masalah. Mereka bertindak atas dasar penilaian subjektif dan keputusan nekat. 

2. Gemar mencari sensasi

ilustrasi sensasi di media sosial (pexels.com/Cottonbro)

Di era sekarang ini, banyak orang tergila-gila dengan popularitas, baik di dunia maya maupun kehidupan nyata. Mereka merasa bangga saat dirinya dikenal banyak orang.

Jika popularitas itu diraih dengan cara-cara yang baik tentu menjadi nilai positif tersendiri. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Seseorang rela meraih popularitas dengan segala cara. Termasuk membuat sensasi yang memicu penilain negatif dari lingkungan sosial.

Hal tersebut menjadi alasan orang-orang dengan karakter problematik gemar memperbesar masalah. Ia merasa sensasi adalah cara paling efektif untuk meningkatkan popularitas. Setelah kekacauan terjadi, terdapat perasaan bangga karena dirinya dikenal publik. Ia sadar eksistensinya sudah mulai dilirik lingkungan sekitar.

Baca Juga: 6 Strategi Menyikapi Karakter Teman Problematik, Jangan Gegabah!

3. Sebagai upaya menghindari tanggung jawab

ilustrasi sosok gila hormat (pexels.com/Antoni Shkraba)

Manusia berintegritas selalu memegang dan melaksanakan tanggung jawab yang menjadi bagiannya, baik tanggung jawab kepada dunia kerja, diri sendiri, maupun tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.

Tapi apakah semua orang sadar akan tanggung jawab yang diemban? Ternyata tidak. Masih banyak tipe orang yang memilih kabur tanpa menyelesaikan tanggung jawab.

Fakta di atas turut menjadi penjelasan mengapa sosok problematik gemar memperbesar masalah. Mereka menggunakan kekacauan sebagai strategi defensif untuk menghindari tanggung jawab dan konskuensi.

Dengan membuat masalah terlihat lebih besar, sosok problematik berharap bisa mengalihkan lingkungan sosial. Ia tidak lagi terbebani dengan sederet tanggung jawab yang harus segera dituntaskan.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya