Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Apakah kamu pernah ragu mengambil keputusan karena hati kecilmu merasa tidak yakin? Alih-alih berani memulai langkah yang ada sudut-sudut pikiran justru dipenuhi oleh perkiraan buruk. Dirimu sendiri mendahulukan sudut pandang negatif yang membuat nyalimu jadi menciut.
Kondisi seperti ini merupakan bukti kamu sedang terkekang dalam sudut pandang destruktif. Jika dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin prosesmu justru akan semakin terhambat. Bahkan bisa jadi kamu tidak berkembang sama sekali.
Lantas, perspektif destruktif seperti apa sajakah yang bisa membuatmu tak kunjung maju? Yuk, cermati tulisan di bawah ini.
1. Menganggap kemampuan diri sendiri rendah
ilustrasi sedang murung (pexels.com/David Garrison) Memang tidak dapat dimungkiri jika masing-masing orang sudah dibekali dengan kelebihan serta kekurangannya. Mereka yang pandai dalam hal matematis bisa saja memiliki kelemahan dalam bidang seni, begitupun sebaliknya. Kamu hanya perlu mengasah apa yang menjadi minat dan ketertarikanmu secara optimal sehingga bisa melakukan yang terbaik.
Namun, akan berbeda ceritanya jika kamu masih memiliki cara pandang yang bersifat destruktif. Salah satu perspektif destruktif yang sering menghambatmu untuk maju adalah menganggap kemampuan diri sendiri rendah. Kamu berasumsi, bahwa dirimu sendiri tidak bisa melakukan apapun.
Baca Juga: 5 Bahaya Menyampaikan Kritik Destruktif, Rawan Konflik!
2. Cenderung menyalahkan diri sendiri secara berlebihan
ilustrasi sedang murung (pexels.com/Dids) Jika membahas kesalahan, sudah pasti ini menjadi sesuatu yang pernah dilakukan semua orang. Ketika melakukan suatu kesalahan, langkah terbaik yang perlu dilakukan adalah mempertanggung jawabkan dan berkomitmen bahwa tidak pernah mengulangi kembali ke depannya.
Namun, bagaimana jadinya jika kita justru menyalahkan diri sendiri secara berlebihan? Ini merupakan salah satu di antara perspektif destruktif yang menghambat kita untuk maju. Menyalahkan diri sendiri secara berlebihan malah membuatmu terpuruk dan semakin banyak tanggungan terbengkalai.
3. Menuduh orang lain saat bertemu dengan situasi di luar ekspektasi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi menyalahkan (pexels.com/Liza Summer) Memang tidak dapat dimungkiri jika hidup penuh dengan lika-liku. Adakalanya berada di atas namun tidak menutup kemungkinan kamu bisa berada di bawah. Bahkan, seringkali apa yang terjadi berbanding seratus delapan puluh derajat dengan ekspektasi.
Salah satu perspektif destruktif yang bisa menghambat kita untuk berkembang menjadi yang lebih baik yaitu cenderung menyalahkan orang lain ketika mendapati situasi yang berbeda jauh dengan ekspektasi. Padahal bisa jadi apa yang terjadi akibat ulah kecerobohanmu sendiri.
4. Menganggap bahwa kemungkinan terburuk pasti akan terjadi
ilustrasi berwajah murung (pexels.com/Mikhail Nilov) Ketika sedang merencanakan sesuatu, sudah seharusnya bagi kita membuat pertimbangan yang mendetail. Setiap sisi kemungkinan perlu dianalisis secara tajam agar kita bisa mengambil langkah terbaik dalam mengantisipasi. Namun, bagaimana dengan sikap yang terlalu berlebihan dalam menganggap bahwa kemungkinan buruk pasti akan terjadi?
Anggapan seperti ini termasuk dalam sudut pandang destruktif yang bisa menghancurkan kemajuanmu. Mempertimbangkan kemungkinan terburuk boleh, tapi jangan sampai ini membuatmu tertekan apalagi sampai diliputi kecemasan sepanjang waktu.
Baca Juga: Momen Instropeksi, Ini 7 Penjelasan tentang Penyesalan Secara Ilmiah