TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Kekeliruan dalam Menyikapi Nasihat Orang Lain, Gak Mau Menyaring!

Kamu tidak bisa menelan nasihat mentah-mentah

ilustrasi mendengarkan nasihat (pexels.com/Cottonbro studio)

Nasihat orang lain seharusnya menjadikan dirimu bijaksana. Ini sebuah teguran agar mau berbenah menjadi yang lebih baik. Namun yang terjadi justru sebaliknya, kehidupan sama sekali tidak tertata. sudah saatnya kamu introspeksi diri.

Barangkali kamu keliru dalam menyikapi nasihat orang lain. Contohnya, asal melaksanakan saran yang masuk tanpa pertimbangan. Bisa juga kamu malah memaksa diri berubah secara keseluruhan dalam satu waktu. Nah, sebaiknya tujuh kekeliruan dalam menyikapi nasihat orang lain ini perlu kamu hindari.

1. Langsung menelan mentah-mentah nasihat yang masuk

ilustrasi mendengarkan nasihat (pexels.com/Cottonbro studio)

Terkadang kamu bersikap kurang layak di lingkungan sekitar. Masyarakat yang mengetahuinya langsung memberi teguran. Kamu dinasihati supaya menjaga tingkah laku dan ucapan. Jangan sampai bertindak sesukanya sehingga menimbulkan kerugian.

Bukannya mempertimbangkan dengan bijak, kamu langsung menelan mentah-mentah nasihat yang masuk. Seolah tidak mau lagi menyaring kebenarannya. Sejak awal langsung emosi tanpa mau berpikir lebih jauh. Sikap seperti ini sebuah kekeliruan. Bahkan bisa memperburuk permasalahan.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kamu Tidak Perlu Memberi Nasihat kala Teman Curhat

2. Hanya mengikuti arahan orang lain setengah-setengah

ilustrasi mendengarkan nasihat (pexels.com/Alex Green)

Mendengarkan arahan orang lain tidak bisa setengah-setengah. Namun, harus menyimak dan memahami secara tuntas, karena hal itu turut mempengaruhi tindakan yang kamu ambil.

Namun, kenyataannya kamu masih sering melakukan kekeliruan dalam menyikapi nasihat. Kamu menjadi sosok yang hanya mendengarkan arahan orang lain setengah-setengah.

Ketika hasil yang diharapkan tidak sesuai harapan justru mengeluh. Tindakan ini berasal dari kesalahan sendiri. Menyimak arahan tidak secara tuntas bisa menimbulkan salah tafsir.

3. Tidak mau menyesuaikan dengan permasalahan yang ada

ilustrasi orang duduk di kursi (pexels.com/Cottonbro studio)

Nasihat orang lain ada beragam. Pada waktu yang tepat, kamu bisa saja menemukan nasihat yang cocok, tapi lingkungan tidak selalu seperti itu. Ada saatnya dirimu mendapat nasihat yang kurang sesuai dengan permasalahan. Sudah pasti hal itu menjadi tantangan yang tak mudah.

Di sinilah kekeliruan yang sering terjadi dalam mengaplikasikan nasihat orang lain. Kamu asal melaksanakannya tanpa mau menyesuaikan dengan permasalahan yang ada. Pada akhirnya banyak hambatan baru muncul. Saat nasihat sudah tidak cocok dengan permasalahan, rawan terjadi pertentangan.

4. Memaksa diri berubah secara total dalam satu waktu

ilustrasi perempuan muda (pexels.com/Pixabay)

Tidak dapat dimungkiri jika kita masih kerap melakukan kesalahan, termasuk memiliki kebiasaan buruk yang tidak kunjung dibenahi. Orang sekitar memberi nasihat dengan maksud agar kamu berubah menjadi yang lebih baik. Namun, kamu justru mengaplikasikan nasihatnya dengan cara keliru.

Kamu memaksa diri berubah secara total dalam satu waktu. Kalau bisa kebiasaan buruk harus hilang dalam sekejap. Padahal yang namanya berubah tidak bisa dilakukan secara instan. Kamu harus melakukannya secara bertahap agar tidak terkejut dan tertekan.

5. Nasihat orang lain dijadikan sebagai satu-satunya patokan

ilustrasi mendengarkan nasihat (pexels.com/SHVETS Production)

Tidak salah kamu menerima nasihat orang lain. Siapa tahu bisa menjadi motivasi agar berbenah ke arah yang lebih baik. Namun, dalam menyikapi nasihat orang lain juga tidak bisa sembarangan. Kamu harus memiliki sudut pandang yang luas supaya tidak terjebak kebenaran sendiri.

Di antara kekeliruan dalam menyikapi nasihat orang lain yakni menjadikannya sebagai patokan. Kamu menganggap nasihat tersebut sebagai satu-satunya kebenaran. Padahal kenyataan tidak seperti itu. Nasihat dari satu orang belum tentu cocok, jika diterapkan ke lingkungan sekitar.

6. Memaksa semua orang mematuhi nasihat tersebut

ilustrasi mendengarkan nasihat (pexels.com/SHVETS Production)

Nasihat orang lain memiliki sisi plus minus tersendiri. Mungkin menjadi teguran agar kamu memiliki kesadaran berbenah. Sayangnya, kamu mengharuskan orang-orang sekitar juga mematuhi nasihat tersebut. Tidak boleh ada yang menentang.

Sudah seharusnya kekeliruan ini dihindari. Karena setiap orang memiliki prinsip hidup masing-masing yang tidak bisa dipaksakan. Ketika kamu menyuruh mereka mematuhi satu nasihat, pasti timbul perselisihan. Satu nasihat yang cocok untukmu belum tentu cocok untuk orang lain.

Baca Juga: 5 Cara Memberi Nasihat supaya Teman Tidak Tersinggung

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya