TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Menghindari Konten Bertema Konsumtif selama Puasa

Aspek spiritual akan terlupakan

ilustrasi diskon belanja (pexels.com/Artem Beliaikin)

Di era sekarang ini, media sosial memang berkembang sangat besar. Beragam informasi bisa dijumpai dengan mudah. Kamu disuguhkan dengan bermacam konten menarik. Namun, tidak semuanya memiliki pengaruh yang baik. Beberapa diantaranya justru konten bertema konsumtif.

Hal ini juga yang akan kita jumpai selama bulan Ramadan. Konten yang bertema konsumtif menjelma sebagai hiburan di waktu luang. Tanpa disadari, sebenarnya keberadaan konten bertema konsumtif harus dihindari. Jika kamu ingin tahu alasannya, mari baca enam alasan untuk menghindari konten bertema konsumtif selama puasa.

1. Dapat melupakan aspek penting spiritual

ilustrasi berdoa (pexels com/Thirdman)

Tidak dapat dimungkiri jika bulan Ramadan terasa istimewa. Hari ini juga ditunjukkan dengan adanya berbagai macam konten di media sosial. Tidak terkecuali konten yang mengedepankan ajakan berperilaku konsumtif dengan alasan mengistimewakan bulan mulia ini.

Oleh sebab itu, kita perlu menghindari beberapa konten konsumtif selama bulan Ramadan. Ini penting untuk menjaga fokus pada aspek spiritual. Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menyimak konten konsumtif bisa mengurangi fokus dan konsentrasi dalam beribadah.

Baca Juga: Kunci Bahagia, 5 Tips Ampuh Mengatasi Ketidakadilan dalam Hidup

2. Sebagai upaya menghindari pemborosan

ilustrasi boros (pexels.com/Max Fischer)

Tanpa perlu dijelaskan lebih jauh, pasti kamu sudah paham pemborosan bukan sikap yang baik. Jika kita melihat kebiasaan satu ini, tentu dipengaruhi oleh beberapa hal. Termasuk keberadaan konten yang bertebaran di media sosial. Dalam hal ini, tentu harus menyikapi dengan bijaksana.

Mengapa langkah ini penting? Menghindari konten bertema konsumtif selama bulan Ramadan bisa meminimalisir pemborosan. Kamu tidak mudah tergoda melakukan pengeluaran yang tidak pasti. Termasuk mencegah diri dari godaan promo dan diskon yang menarik.

3. Agar tidak mengganggu fokus pada kegiatan bermakna

ilustrasi perempuan berhijab (pexels.com/The Lazy Artist Gallery)

Pastinya kamu sudah paham jika kehadiran bulan Ramadan itu istimewa. Namun yang perlu dipertanyakan, di mana letak sisi keistimewaan tersebut? Apakah bulan Ramadan istimewa karena adanya berbagai macam konten konsumtif yang mewarnai? Contohnya seperti tawaran promo-promo menarik.

Ternyata bulan Ramadan istimewa bukan karena keberadaan konten tersebut. Tapi di bulan yang mulia ini kita juga memiliki banyak kegiatan bermakna. Baik yang berkaitan dengan sosial maupun spiritual. Paparan konten konsumtif bisa memecah fokus sehingga lupa dengan kegiatan bermakna tersebut.

4. Berpotensi mematikan kesadaran sosial

ilustrasi belanja banyak barang (pexels.com/Kindel Media)

Tidak dapat dimungkiri bulan Ramadan memang sarat akan pelajaran berharga. Bukan hanya menyangkut kehidupan diri sendiri. Namun, kita juga diingatkan mengenai kesadaran sosial dengan lingkungan sekitar.

Tapi sayangnya, keberadaan konten yang bersifat konsumtif bisa melupakan segalanya. Menyambut bulan yang mulia ini, kamu justru lebih fokus pada kehidupan dunia maya. Sikap demikian dapat mematikan empati dan kepedulian. Kamu bersikap apatis dan individualis di tengah lingkungan sosial.

5. Membuat kita lupa akan kesederhanaan

ilustrasi konsumtif (pexels.com/Angela Roma)

Bagaimana caramu dalam mengisi bulan Ramadan di tahun ini? Dalam rangka menghilangkan kebosanan, seringkali kita larut dengan konten-konten bersifat konsumtif. Apalagi didukung dengan keberadaan media sosial yang bisa diakses dengan mudah.

Padahal, menghindari konten yang bertema konsumtif selama bulan Ramadan menjadi keharusan. Alasannya simpel, yakni untuk menjaga kesederhanaan. Sedangkan konten yang bersifat konsumtif justru mendorong perilaku berfoya-foya sehingga aspek kesederhanaan terlupakan.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya