TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal Ini Bikin Sadar jika Menilai Berdasarkan Penampilan Itu Keliru

Penampilan hanya bagian kecil dari identitas

ilustrasi bersalaman (pexels.com/RDNE Stock Project)

Penampilan sering dijadikan standar utama dalam menilai kualitas diri seseorang. Seolah mencerminkan karakter dan watak yang sesungguhnya. Tapi sadarkah kamu jika menilai berdasarkan penampilan itu keliru? Bahkan bisa dikatakan kurang bijak.

Karena penampilan belum tentu mencerminkan kondisi seseorang yang sesungguhnya. Sayangnya, masih belum banyak yang sadar akan kenyataan tersebut. Tapi setelah mengetahui sejumlah penjelasan di bawah ini, yakin kamu hanya mau menilai seseorang berdasarkan penampilan?

1. Tampilan luar seseorang bisa dimanipulasi

ilustrasi pekerja kantor (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kesalahan yang sering terjadi adalah menilai seseorang berdasarkan penampilan terluar. Kemudian sudah menganggap bahwa sosok manusia tersebut tidak layak dihormati. Penampilan dari sisi luar dianggap mencerminkan segalanya.

Ternyata ada hal penting yang membuat kamu sadar jika menilai berdasarkan penampilan itu keliru. Perlu diketahui, tampilan luar seseorang bisa dimanipulasi. Mereka yang berpenampilan sederhana belum tentu manusia tidak berkualitas.

Baca Juga: 6 Tanda Seseorang Belum Pantas Menjadi Panutan, Gemar Menjatuhkan!  

2. Karakter seseorang tercermin dari sikap dan tutur kata

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Nappy)

Di era sekarang ini, penampilan dijadikan sebagai tolok ukur utama. Bahkan istilah good looking menjadi jargon panutan milenial dan gen Z. Jika kita memperhatikan lebih jauh, ternyata penampilan dari sisi luar belum tentu mencerminkan diri seutuhnya. Semoga dengan adanya penjelasan ini bisa menyadarkan.

Karena karakter seseorang tercermin dari sikap dan tutur kata. Mereka yang berpenampilan necis dan glamour belum tentu mampu menjaga sikap dan tutur katanya dengan baik. Begitu pula dengan orang yang berpenampilan sederhana. Kamu baru bisa mengetahui karakter asli seseorang saat sudah mengobrol dan terbiasa dan memahami alur berpikirnya.

3. Kualitas diri seseorang diukur dari pola pikir dan integritas

ilustrasi pekerja kantor (pexels.com/Antoni Shkraba)

Entah apa yang membuat orang-orang lebih memilih menilai sesama berdasarkan penampilan luar. Seolah ini dijadikan sebagai patokan utama untuk menentukan kualitas seseorang. Memiliki pola pikir seperti ini tentu harus memiliki kesadaran berbenah.

Semoga adanya penjelasan ini bisa menyadarkan bahwa menilai berdasarkan penampilan itu keliru. Kualitas diri seseorang diukur dari pola pikir dan integritas. Sedangkan orang yang berpenampilan sederhana belum tentu memiliki pola pikir tertutup dan kebiasaan buruk.

4. Bisa mengarah pada penilaian subjektif

ilustrasi bersalaman (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ketika seseorang terjebak penilaian subjektif, ia mudah terombang-ambing di tengah lingkungan sosial. Bahkan sering terhasut informasi tidak benar. Penilaian subjektif justru dianggap sebagai satu-satunya fakta dan dijadikan patokan.

Kondisi demikian menyadarkan kita agar tidak gampang menilai seseorang dari sisi terluar. Menilai seseorang berdasarkan penampilan dapat memicu penggunaan stereotip yang tidak akurat. Ini dapat menyebabkan diskriminasi terhadap kelompok atau individu tertentu berdasarkan penampilan mereka.

5. Penampilan hanya satu aspek kecil dari identitas

ilustrasi sosok gila hormat (pexels.com/Gustavo Fring)

Menilai karakter dan kepribadian orang pada faktanya tidak bisa sembarangan. Kita harus memiliki pertimbangan yang akurat. Tapi sayangnya, masih cukup banyak orang yang tertipu dengan pesona penampilan luar.

Tentu kita harus memiliki sikap bijak menghadapi fenomena seperti itu. Sadari jika menilai berdasarkan penampilan luar itu keliru. Karena penampilan hanya satu aspek kecil dari identitas. Terlalu sering menilai seseorang dari sisi penampilan, bisa bikin kamu kerap tertipu

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya