Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kesederhanaan harusnya mendatangkan kebahagiaan. Kamu merasa beruntung hanya dengan hal-hal kecil sekalipun. Tapi kenyataan justru berbanding terbalik. Kamu tidak kunjung menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Sebaliknya, justru diliputi kekhawatiran dan penyesalan.
Tidak mungkin kondisi seperti ini terjadi begitu saja. Pasti ada penyebab di baliknya. Mungkin kamu masih setengah hati dalam menjalani kesederhanaan tersebut. Atau sekadar ikutan orang lain. Agar kesederhanaannya kamu jalani tidak sia-sia, segera cari tahu penyebabnya. Mungkin salah satunya di bawah ini.
1. Mengaku hidup sederhana tapi menyimpan iri
ilustrasi menjalani hidup sederhana (unsplash.com/Aleksandra Sapozhnikova) Iri termasuk sifat buruk yang kerap mengotori hati. Kamu merasa tidak suka dengan kehidupan orang lain. Padahal sosok yang kamu benci tidak memiliki salah apa pun. Kehidupannya sama sekali tidak pernah bersinggungan denganmu. Di sinilah kamu harus belajar introspeksi diri.
Sifat iri jadi sebab kamu gak kunjung menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Hidupmu tidak benar-benar tenteram dan bahagia. Karena sifat iri, tidak pernah ada rasa berkecukupan. Rasa dengki terhadap kehidupan orang lain bikin kamu gak bisa mensyukuri yang sudah dimiliki.
Baca Juga: 5 Alasan Kamu Sudah Menemukan Kebahagiaan, Ogah Kepo Urusan Orang!
2. Mengaku sederhana tapi masih suka membandingkan diri dengan yang lain
ilustrasi dua orang perempuan (unsplash.com/Max Titov) Setiap manusia sudah dikaruniai kehidupan dan porsi keberuntungan masing-masing. Tergantung bagaimana kita mengelola dan mensyukurinya. Tapi ada satu hal yang bikin heran. Walaupun hidup dalam kesederhanaan, tapi tak kunjung menemukan kebahagiaan. Pikiran justru kalut tanpa arah. Sudahkah kamu mengetahui penyebabnya?
Mungkin kamu mengaku sederhana, tapi masih suka membandingkan diri dengan yang lain. Baik dari segi pencapaian, atau keberuntungan yang dimiliki. Kehidupan orang lain kamu jadikan sebagai patokan kebahagiaan. Kemudian merasa terpuruk ketika menyadari kehidupan sendiri tidak bisa seperti orang lain yang penuh kebahagiaan.
3. Masih setengah hati dalam menjalani kesederhanaan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi menjalani hidup sederhana (unsplash.com/Tina Markova) Keputusan menjalani hidup penuh kesederhanaan harusnya berasal dari hati. Kamu memang berniat hidup bersahaja dan apa adanya. Namun demikian, kita justru tidak memiliki kesungguhan niat seperti itu. Seringkali memilih hidup sederhana karena ada tujuan tertentu. Entah demi ambisi pribadi maupun tujuan yang lain.
Sikap demikian jadi sebab kamu tidak kunjung mendapat kebahagiaan dalam kesederhanaan. Dari luar mungkin kehidupanmu terlihat bersahaja, tapi hati kecil merasa terpaksa. Kamu tidak bisa menikmati setiap momen yang dijalani. Dan ketika tujuan itu tidak tercapai, langsung berganti penyesalan.
4. Kamu memilih hidup sederhana karena ikut-ikutan
ilustrasi menjalani hidup sederhana (unsplash.com/Adrian Swancar) Lingkungan sekitar bisa mempengaruhi pola pikir dan keputusan yang kamu ambil. Tidak terkecuali dengan keputusan menjalani hidup sederhana. Sikap demikian tidak salah, asal diiringi dengan kemantapan hati. Tapi sayangnya, kita memilih hidup sederhana karena ikutan tren sesaat.
Padahal tren akan berlalu dengan cepat. Tentunya jadi sebab kesederhanaan yang kamu jalani tidak mendatangkan kebahagiaan. Lambat laun, kamu merasa bosan dan menyesal. Dan ketika tren itu sudah berlalu, tidak ada rasa tertarik lagi hidup dalam kesederhanaan. Kamu balik lagi ke kehidupan sebelumnya yang penuh kepalsuan.
Baca Juga: 5 Cara Mengenali Diri Sendiri untuk Menemukan Kebahagiaan