TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Sebab Seseorang Gemar Berpenampilan Sok Kaya, Ingin Disanjung?

Kemewahan dianggap sebagai wujud rasa bangga

ilustrasi tampil sok kaya (pexels.com/Denys Gromov)

Pola hidup yang dijalani seseorang terkadang membuat kita heran. Alih-alih bergaya sesuai kemampuan, justru menonjolkan penampilan sok kaya. Kemewahan yang ditunjukkan berbanding terbalik dengan budget yang dimiliki. Pada kasus yang lebih parah, sampai rela berhutang dalam jumlah besar.

Rasa ingin tahu timbul. Mengapa seseorang gemar berpenampilan sok kaya? Apalagi kondisi finansialnya sampai tidak stabil, justru  membebani diri. Mereka memilih gaya hidup demikian juga ada sebab yang mendorong. Entah dipicu keinginan diri maupun lingkungan sosial. Temukan tujuh jawabannya dalam artikel ini.

1. Tuntutan lingkungan pergaulan

ilustrasi tampil sok kaya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap lingkungan memiliki ciri khas tersendiri. Ada lingkungan yang diisi orang-orang sederhana. Mereka sadar dengan kondisi diri dan tidak memaksakan di luar batas kemampuan. Tetapi lingkungan lain belum tentu memiliki pola kebiasaan serupa. Ada yang didominasi persaingan karena tidak kalah.

Tuntutan lingkungan pergaulan turut mendorong seseorang berpenampilan sok kaya. Ia takut terasing dari lingkup pergaulan saat tertinggal. Segala hal dilakukan agar bisa mengikuti penampilan yang dianggap keren. Meski harus memaksa diri di luar batas kemampuan.

Baca Juga: 7 Tips untuk Memikat Orang di Setiap Acara, Berpenampilan Menarik?

2. Untuk menutupi perasaan tidak percaya diri

ilustrasi tampil sok kaya (pexels.com/DAVOD NAZARI)

Pernahkah kamu merasa minder? Banyak hal yang membuat seseorang merasa tidak percaya diri atas kondisinya. Mungkin ia memiliki kekurangan dari segi fisik. Atau memiliki pengalaman menyakitkan karena terasing dari lingkungan pergaulan.

Kenangan menyakitkan tersebut sudah terekam di ingatan. Orang-orang tidak percaya diri berusaha menutupinya dengan berbagai cara. Termasuk melalui penampilan mewah. Ia ingin orang-orang sekitar tahu dalam dirinya juga terdapat keunggulan. Dengan demikian, tidak berhak mendapat perlakuan semena-mena.

3. Tidak mampu mengenali prioritas

ilustrasi tampil sok kaya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengenakan barang-barang branded, gadget dengan fitur canggih dan terbaru, atau fashion trendi sudah menjadi fenomena yang lumrah dijumpai. Apalagi bagi kalangan generasi muda, bahkan rela berpenampilan sok kaya. Kira-kira, apa yang membuat mereka bersikap seperti itu?

Salah satu sebabnya tidak mampu mengenali prioritas. Mereka tidak mampu membuat batasan yang pasti antara kebutuhan dan keinginan. Berpenampilan mewah dianggap sebagai kebutuhan utama. Jika jumlah pendapatan tidak memungkinkan, mereka sampai berhutang demi kepuasan sesaat.

Baca Juga: 6 Tips Berpenampilan di Kantor agar Tetap Elegan dan Profesional

4. Menganggap kemewahan sebagai simbol rasa bangga

ilustrasi tampil sok kaya (pexels.com/Ali Pazani)

Kemewahan memang menyilaukan mata. Banyak orang mengejar kemewahan dengan berbagai cara. Apa pun yang terjadi, harus terlihat kaya dan glamour. Walaupun kehidupan di dunia nyata berbanding terbalik dengan penampilan mewah dan mengesankan yang ditunjukkan.

Orang-orang berpenampilan sok kaya tidak terlepas dari mindset. Mereka memiliki pemikiran jika kemewahan adalah simbol dari rasa bangga. Dengannya, orang-orang sekitar menaruh hormat dan respek. Kualitas hidup dinilai hanya berdasarkan materi dan penampilan fisik.

5. Memiliki pandangan tersendiri terkait prestise dan status

ilustrasi tampil sok kaya (pexels.com/Filipe leme)

Status sosial turut menentukan kedudukan seseorang di mata masyarakat. Mereka yang memiliki status sosial tinggi cenderung mendapatkan perlakuan istimewa. Tidak heran banyak orang berusaha mengesankan bahwa dirinya memiliki prestise dan status sosial terpandang.

Cara yang ditempuh untuk membangun prestise dan status sosial dengan mengubah penampilan. Sosok yang memiliki status sosial tinggi identik memiliki keuangan mapan. Dengan berpenampilan sok kaya, setidaknya menjadi bukti dirinya memiliki kondisi keuangan yang mumpuni sehingga layak dihormati.

6. Kebutuhan akan validasi

ilustrasi tampil sok kaya (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Pengakuan orang lain memang tidak memiliki dampak berarti bagi kesibukan. Namun, banyak orang kecanduan olehnya. Jika tidak memperoleh validasi sosial, kehidupan yang dijalani terasa hambar. Kebutuhan akan validasi ternyata mempengaruhi tingkah laku yang ditunjukkan.

Mereka berpenampilan sok kaya demi mendapat pengakuan bahwa hidupnya bahagia. Pemahaman seperti ini sudah mendarah daging dan mempengaruhi tingkah laku sehari-hari. Ia rela memanipulasi hidupnya jauh dari kenyataan untuk sebuah pengakuan yang belum tentu terbukti kebenarannya.

Baca Juga: 5 Alasan untuk Tidak Bersikap Sok Kaya, Lebih Baik Apa Adanya!

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya