Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kalimat yang terdengar kurang menyenangkan pasti menyakiti hati. Contohnya kritikan terkait kekurangan atau ucapan yang bersifat menghina. Walaupun sudah lama berlalu, tapi kata-katanya masih melekat kuat di ingatan. Tipe orang yang suka melontarkan kalimat tajam kerap berkonflik dengan masyarakat sekitar.
Tapi tunggu dulu, pernahkah kamu berpikir mengapa seseorang melontarkan kalimat demikian? Tentu ada sebab di baliknya. Mungkin karena sudah kebiasaan sejak dulu berbicara seperti itu atau memang ada dendam dan kebencian yang ingin ditujukan kepada orang tersebut. Kamu bisa membaca penjelasannya di bawah ini.
1. Terbawa oleh lingkungan sekitar
ilustrasi mengkritik tajam (pexels.com/Yan Krukau) Lingkungan sekitar bisa mempengaruhi karakter dan pembawaan seseorang. Kamu bisa melihat dari cara seseorang bertingkah laku sampai caranya dalam berbicara. Terkadang kita bertemu dengan seseorang yang cenderung kasar dan sering melontarkan kalimat kurang menyenangkan. Hampir semua perkataannya menimbulkan luka di hati.
Ini membuktikan lingkungan sekitar menjadi sebab seseorang kerap melontarkan kritikan tajam. Mereka ikut arus orang-orang di sekitarnya yang melakukan perbuatan serupa. Melontarkan kalimat tajam bukan dianggap sebagai perbuatan tabu, tapi sebagai kebiasaan yang sudah diwajarkan. Orang-orang seperti mereka juga tidak berpikir jika ucapannya menorehkan luka di hati yang mendengar.
Baca Juga: 5 Cara Anti Baper Menghadapi Setiap Kritikan
2. Kurang menyukai seseorang
ilustrasi saling membenci (pexels.com/ArtHouse Studio) Kebiasaan buruk kita sering memaksa seseorang agar sesuai standar yang dianggap benar. Tapi standar itu hanya berlaku untukmu, sedangkan orang lain belum tentu memiliki sudut pandang serupa. Tapi sayangnya, kamu tidak memiliki kesadaran akan hal tersebut. Perilaku tidak suka langsung ditunjukkan kepada seseorang yang kurang sesuai dengan standar versi dirimu.
Perilaku seperti ini turut jadi sebab seseorang melontarkan kritikan tajam. Ia tidak bisa mengendalikan rasa tidak sukanya kepada orang lain. Sikap benci langsung muncul dan terlihat jelas.
Mereka yang tidak sejalan dengan standarnya langsung dianggap salah dan berhak disingkirkan. Sikap demikian tentu menimbulkan perpecahan di lingkungan sosial.
3. Pernah mendapat kalimat tajam serupa
ilustrasi mengkritik tajam (pexels.com/Antoni Shkraba) Bagaimana perasaanmu saat mendapat kritikan tajam? Contohnya saja kekurangan fisikmu dikomentari tanpa rasa sungkan sedikit pun. Sakit hati pasti muncul. Seiring berjalannya waktu, berubah menjadi dendam berkepanjangan. Timbul keinginan membalasnya dengan perbuatan serupa. Kalau bisa balasan, tersebut jauh lebih menyakitkan.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Perlakuan demikian juga jadi sebab seseorang kerap melontarkan kritikan tajam. Ia sudah bosan dengan perilaku semena-mena. Dari yang sebelumnya sosok baik dan hati-hati dalam berbicara, berubah karena diperlukan dengan tidak layak. Baginya, kritikan tajam menjadi cara untuk membentengi diri agar tidak gampang diremehkan.
4. Tipe orang yang sering ceplas-ceplos dalam berbicara
ilustrasi orang ceplas-ceplos (pexels.com/Polina Zimmerman) Setiap individu memiliki keunikan masing-masing, termasuk dalam hal berbicara. Mungkin kamu tipe orang yang sangat berhati-hati dan memikirkan apa yang hendak diucapkan. Sebisa mungkin jangan menyakiti perasaan orang lain.
Tapi tidak semua orang memiliki karakter dan pembawaan demikian. Kamu harus siap menghadapi mereka yang sering ceplas-ceplos dalam berbicara.
Perilaku demikian juga jadi sebab seseorang kerap melontarkan kritikan tajam. Bukan karena ia benci atau ingin menjatuhkan orang-orang di sekitar, tapi memang gaya bicaranya yang ceplas-ceplos tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
Walaupun kamu merasa tersinggung, tapi orang tersebut tidak merasa jika sikap dan ucapannya telah menyakitimu.
Baca Juga: 5 Trik Jitu Menerima Kritik dan Memperkuat Mentalmu