TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tantangan Mengatur Keuangan Bagi Mahasiswa Rantau

Salah satunya mengabaikan uang receh

ilustrasi dompet kosong (unsplash.com/Emil Kalibradov)

Bagai mahasiswa rantau, menempuh pendidikan di luar kampung halaman pasti tidak mudah. Ada beragam kebutuhan harus dipenuhi. Selain kebutuhan yang menyangkut kegiatan pembelajaran, ada lagi pengeluaran terkait kebutuhan sehari-hari.

Kondisi ini membuat mahasiswa rantau dihadapkan dengan tantangan mengatur keuangan. Tidak terkecuali menentukan mana yang harus didahulukan dan mana yang tidak harus segera dipenuhi. Hidup sebagai seorang mahasiswa rantau, di bawah ini lima tantangan dalam mengatur keuangan.

Baca Juga: 5 Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa di Tanah Rantau, Setuju?

1. Sering tergiur nongkrong bareng teman 

ilustrasi nongkrong (unsplash.com/Toa Heftiba)

Kehidupan sebagai mahasiswa di tanah rantau memiliki kesan tersendiri. Hidup jauh tanpa pengawasan orang tua, sebagian merasakan kebebasan beraktivitas. Tapi tanpa disadari, banyak aktivitas-aktivitas kecil yang bisa menguras uang saku.

Mahasiswa rantau pasti tahu apa itu nongkrong bareng teman. Ini dilakukan guna mengisi waktu agar tidak terasa kesepian karena jauh dari keluarga. Tapi aktivitas nongkrong yang terlalu sering bisa membuat pengeluaran semakin membengkak. Terlebih jika nongkrong dilakukan di kafe atau pusat perbelanjaan.

Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan Bagi Kamu Orangtua Baru

2. Kebingungan mengalokasikan mana uang untuk kebutuhan sehari-hari dan mana untuk menunjang kegiatan pembelajaran 

ilustrasi menenteng tas (unsplash.com/Jacek Dylag)

Sebagai seorang mahasiswa di tanah perantauan, ada banyak kebutuhan harus ditanggung. Di sisi lain, kita memiliki sejumlah kebutuhan terkait kegiatan belajar yang harus dipenuhi. Tapi kebutuhan hidup seperti membayar kos atau uang makan juga tidak bisa diabaikan.

Banyaknya kebutuhan menjadi tantangan dalam mengatur keuangan bagi mahasiswa di tanah rantau. Terkadang seseorang hanya condong ke salah satu sehingga melupakan kebutuhan lainnya. Akibatnya, tidak semua kebutuhan bisa terpenuhi.

3. Sering membeli barang-barang yang tidak direncanakan 

ilustrasi memegang uang (unsplash.com/Sharon McChutcheon)

Menjalani kehidupan sebagai mahasiswa rantau sudah pasti tidak mudah. Kondisi keuangan harus selalu dijaga agar tetap stabil. Tapi belajar mengelola keuangan dengan cermat juga bukan hal yang gampang diterapkan.

Pasti kita pernah melihat seseorang membeli barang setelah ditawari temannya. Entah merasa sungkan atau karena memang berminat dengan barang tersebut. Hidup sebagai mahasiswa di tanah perantauan, ini bisa membuat pengeluaran tidak terkendali. Padahal apa yang dibeli belum tentu akan berguna di kemudian hari.

4. Menggunakan uang untuk pengeluaran kecil yang sebenarnya tidak penting 

ilustrasi memegang uang (unsplash.com/Igal Ness)

Mahasiswa di tanah rantau sering melakukan pengeluaran-pengeluaran kecil yang terlihat sepele. Mungkin saat pergi dan pulang dari kampus membeli minuman kemasan, aneka makanan instan, dan berbagai pengeluaran kecil lain di samping pengeluaran utama.

Bagi sebagian orang, pengeluaran kecil seperti ini tidak berarti. Tapi jika dilakukan setiap hari sudah pasti menguras isi dompet. Pengeluaran-pengeluaran kecil bisa berujung pada pemborosan. Termasuk membuat kebutuhan utama jadi tidak bisa terpenuhi.

Baca Juga: 5 Cara Orangtua Tunggal Mengatur Keuangan untuk Masa Depan Si Kecil

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya