TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Pos Keuangan yang Wajib Dialokasikan agar Finansial Stabil

Harus diterapkan mulai sekarang!

ilustrasi mengalokasikan keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Mengatur keuangan bukan perihal mudah. Kemampuan manajemen finansial yang baik memerlukan pemahaman dasar yang tampaknya tak dimiliki semua orang. Belum lagi, keinginan biasanya lebih besar daripada sumber daya yang ada. 

Untuk menghindari besar pasak daripada tiang, kita perlu lebih disiplin dalam mengatur finansial. Ini bisa dimulai dengan mengalokasikan pendapatan ke beberapa pos keuangan yang penting. Lakukan secara rutin setiap bulan demi mencapai kesejahteraan finansial di masa mendatang.

1. Pos tempat tinggal

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Tima Mirashnichenko)

Jika kamu belum memiliki hunian pribadi, pos tempat tinggal menjadi satu yang tak boleh dilewatkan setiap bulannya. Sebaiknya, alokasikan 25 persen total pendapatan bulanan untuk tempat tinggal, baik itu berupa indekos, sewa rumah, ataupun apartemen.

Dengan kata lain, jika pendapatanmu berkisar Rp5 jutaan per bulan, maka biaya sewanya berada di angka Rp1,25 jutaan per bulan. Namun, kamu bisa menyesuaikan persentasenya dengan kebutuhan pribadi.

2. Pos keperluan dasar

ilustrasi mengalokasikan keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pos satu ini tak boleh terlupakan. Ini berisi anggaran keperluan bulanan, seperti listrik, air, gas, hingga pulsa dan data internet. Walau besaran tagihannya bervariasi setiap bulan, tapi ada baiknya kamu membatasi alokasinya sebanyak 5-10 persen dari total pendapatan.

Untuk memangkas anggaran, kamu bisa menghemat pemakaiannya sehingga biaya yang dikeluarkan bisa ditekan. Gunakan seperlunya saja, ya!

3. Pos transportasi

ilustrasi menggunakan transportasi umum (pexels.com/Samson Katt)

Selanjutnya ialah pos yang tak kalah penting, yakni pos transportasi. Ini menjadi pos yang tak bisa dipangkas, kecuali jika mobilitasmu sangat rendah. Besaran persentase yang bisa dialokasikan tentunya disesuaikan dengan tingkat mobilitasmu setiap harinya. Namun, umumnya ini memakan 5-10 persen dari total pendapatan.

Jika kamu memiliki transportasi pribadi, maka pos ini bisa dimanfaatkan untuk memenuhi biaya bensin dan perawatan kendaraan. Namun, jika kamu merupakan pengguna moda transportasi umum, buatlah perhitungan kasar yang dapat mencakup pengeluaran untuk transportasi setiap bulannya.

Baca Juga: 5 Tips Tingkatkan Produktivitas Keuangan, Raih Kebebasan Finansial!

4. Pos makan

ilustrasi membeli makanan (pexels.com/Tim Samuel)

Pangan menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar kita dapat beraktivitas dengan optimal dan produktif. Namun, seperti halnya keperluan dasar dan transportasi, jumlah anggaran untuk makan sangat bervariasi. Sering kali pos keuangan satu ini juga melebihi bujet yang telah ditetapkan.

Namun jangan khawatir, kamu tetap bisa berhemat dengan berbelanja di pasar dan masak sendiri alih-alih membelinya di luar. Membawa bekal ke sekolah atau ke tempat kerja juga sangat dianjurkan. Meski begitu, makan di restoran boleh tetap dilakukan sesekali, kok.

5. Pos asuransi

ilustrasi asuransi kesehatan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tak ada satu pun orang yang bisa memprediksi masa depan. Untuk mengantisipasi hal itu, membeli produk asuransi dapat sedikit meringankan kekhawatiran akan ketidakpastian masa depan. Jika suatu hari terjadi hal yang tak diinginkan, paling tidak kamu tak mengalami kerugian parah karena sudah mempersiapkan hal tersebut sebelumnya.

Asuransi yang dimaksud bisa berupa asuransi jiwa, kesehatan, hingga pendidikan. Bahkan, kamu bisa membeli asuransi untuk melindungi aset yang kamu miliki, seperti rumah dan kendaraan. Kamu bisa mengalokasikan 10-20 persen total pendapatan untuk pos ini.

6. Pos cicilan utang

ilustrasi membayar utang (pexels.com/Monstera)

Utang menjadi kewajiban yang harus segera dilunasi agar kamu bisa hidup dengan tenang. Sejatinya, rasio utang terhadap pendapatan yang dinilai sehat ialah sebesar kurang dari atau sama dengan 35 persen. Ini perlu menjadi pertimbangan agar kamu tak kelabakan setiap bulannya.

Lantas, bagaimana jika jumlah cicilan per bulannya melebihi 35 persen? Kamu bisa rutin mencatat arus kas tiap bulan dan menekan anggaran di pos keuangan lain agar cicilan tak menunggak. Kamu juga dapat meningkatkan jumlah pendapatan per bulan dengan melakukan pekerjaan sampingan.

7. Pos dana darurat

ilustrasi dana darurat (pexels.com/Karolina Grawboska)

Jika semua pos keuangan sudah dialokasikan sepenuhnya, kini saatnya kamu menyisihkan anggaran untuk dana darurat. Idealnya, dana darurat mampu mencakup 3-6 kali pengeluaran. Namun, ini berlaku bagi kamu yang masih lajang dan tak memiliki tanggungan apa pun selain diri sendiri.

Apabila sudah berkeluarga, pastikan dana darurat yang tersedia dapat memenuhi paling tidak 9 kali pengeluaran. Namun, persentase anggaran yang bisa dialokasikan untuk pos ini biasanya berkisar 10 persen setiap bulannya.

Baca Juga: 5 Hal Terkait Finansial yang Harus Dibicarakan Sebelum Menikah

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya