TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perasaan yang Selalu Disimpan Anak dari Seorang Abdi Negara

Tak banyak orang tahu!

retailmenot.com

Beberapa waktu lalu, kembali kita dikejutkan oleh peristiwa penyerangan yang dilakukan kepada para abdi negara yang bertugas di tanah Papua. Meski dibilang hal yang wajar dan sudah menjadi resiko bagi para abdi negara, namun tidak ada yang benar-benar ingin bekerja dengan resiko sebesar ini. Tak hanya rekan mereka saja yang dibuat sedih ketika mengetahui rekan seperjuangan gugur lebih dulu. Tapi keluarga dan juga kerabat lain pasti turut bersedih.

Tak terkecuali jika mereka yang gugur sudah memiliki keluarga, istri dan anak. Sangat membanggakan memang memiliki ayah seorang abdi negara. Namun dengan segala resiko yang mengancam mereka, tentu saja ada perasaan takut kehilangan yang dipendamnya. Bahkan ada banyak perasaan lain yang disimpan oleh seorang anak dari para abdi negara. Perasaan ini memang jarang diucapkan, bahkan terlalu haru untuk sekedar disampaikan. Berikut ini adalah sedikit perasaan yang banyak kami pendam bagi ayah atau ibu kami yang sedang mengemban tugas sebagai abdi negara.

1. Kami cemas saat mereka bertugas

pexels.com/@pixabay

Tidak ada hal lain selain rasa cemas yang kami miliki. Kami bangga saat mereka mengenakan seragam dengan semua atribut yang dibawa. Pergi menaiki kendaraan besar, kapal yang gagah sampai pesawat yang besar, membuat kami sangat ingin mengabadikan dan memamerkan kepada setiap orang yang bertanya. Mereka seolah membawa rasa bangga di dada. Tapi beban mereka jauh lebih besar yang mereka pikul di pundak.

Sebagai anak, kami selalu merasa cemas saat mereka pergi bertugas. Tak hanya ketika mereka melakukan tugas di berbagai daerah rawan konflik atau daerah yang membuat mereka sulit menghubungi kami. Meski mereka hanya menjaga keamanan di suatu tempat khusus, kami pun sangat cemas memikirkannya. Kami tak kuasa menyampaikan kekhawatiran kepada mereka. Yang bisa kami katakan hanyalah semangat dan doa. Supaya mereka senantiasa bahagia dan tak merasa terbebani dalam setiap tugasnya.

Baca Juga: 5 Perasaan yang Terpendam di Hatimu Saat Melihat Orang Lain Sukses

2. Kami ingin mereka punya banyak waktu pribadi

pexels.com/@specna-arms-306304

Menjadi abdi negara berarti menyerahkan semua hidupnya kepada negara dan tanah airnya. Apapun yang diperintahkan atasan, diminta oleh negara, mereka harus dengan sigap berdiri dan berlari menghampiri. Seolah tak ada waktu bagi mereka untuk menikmati waktu pribadi yang dimiliki oleh semua orang.

Sebagai anak, kami selalu merasa haru saat melihat mereka lelah. Ada kalanya mereka pulang hanya untuk menyapa kami. Tapi lupa dengan waktu untuk istirahat. Bahkan mereka mungkin lupa jika mereka juga memiliki hobi yang kadangkala ingin dilakukan untuk melepas penat. Kami ingin menyampaikan pada mereka yang lelah setelah menyelesaikan perintah. Memberikan waktu untuk sejenak menikmati hobi atau sekedar melakukan aktivitas pribadi yang membuat mereka kembali ceria.

3. Kami pun takut jika mereka sedang marah

pexels.com/@pixabay

Ya, menjadi anak dari seorang abdi negara memang suatu kebanggaan bagi kami. Melihat mereka bertugas juga membuat teman-teman kami terkesan dan iri. Tapi ada perasaan yang tak banyak orang lain tahu rasanya menjadi kami. Yaitu perasaan takut pada mereka. Sesekali kami ingin menjauh, terlebih saat mereka sedang marah.

Ketegasan yang dibentuk selama pendidikan dan perjalanan karirnya, membentuk pribadi yang juga tegas dalam kehidupan sehari-hari. Sudah pasti kami adalah salah satu yang paling tahu bagaimana mereka cukup membuat kami takut saat sedang marah. Meski kami takut, tapi kami senang saat mereka marah pada kami. Karena di situlah kami merasa diperhatikan oleh orang tua yang bahkan jarang sekali berada di sisi kami.

4. Kami ingin mereka banyak di rumah

pexels.com/@panditwiguna

Beberapa prajurit harus rela pergi berbulan-bulan meninggalkan keluarga untuk melaksanakan misi negara. Baik di dalam maupun luar negeri. Mereka harus jauh dari keluarga dalam waktu yang lama, termasuk komunikasi yang sulit dilakukan. Hal itulah yang menjadi alasan kami ingin mereka punya waktu pengganti.

Salah satu yang paling ingin kami sampaikan sebagai anak adalah meminta waktu mereka untuk bersama keluarga di rumah. Setelah lama berada di medan juang, kami ingin melihat mereka, merawat hingga membuat mereka bersantai di rumah. Bermain bersama sanak saudara termasuk anak-anaknya. Ya, kami ingin ayah atau ibu kami punya lebih banyak waktu bersama di rumah. Setidaknya menemani kami belajar dan menyempatkan waktu untuk menemani kami bercerita.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Kamu Jangan Selalu Pakai Perasaan dalam Hidup

Verified Writer

Nelsi Islamiyati

Menulis adalah salah satu terapi terbaik saat kita mulai lelah berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya