TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sifat Buruk saat Mengerjakan Skripsi, Hindari Sekarang Juga!

Bikin waktu kelulusanmu jadi semakin lama!

Ilustrasi melihat jam tangan (unsplash.com/Brad Neathery)

Ternyata banyak kendala yang dirasakan mahasiswa tingkat akhir dalam pengerjaan skripsi, lho. Biasanya disebabkan karena faktor eksternal seperti dosen pembimbing yang tidak jelas maupun kendala lain seperti ada masalah teknis saat penelitian.

Namun, salah satu kendala terbesar yang biasanya terjadi adalah karena diri sendiri. Contohnya sifat buruk saat mengerjakan skripsi yang seharusnya bisa segera kamu hindari. Sebab hal tersebut memperburuk situasi dan bisa menyebabkan wisudamu semakin lama. 

Bagi kamu yang ingin tahu apa saja sifat buruk saat mengerjakan skripsi, simak penjelasan detailnya berikut ini dan renungkan, ya!

1. Malas dalam mengerjakan skripsi 

ilustrasi rebahan tidak banyak aktivitas (pexels.com/daniyal ghanavati)

Bukan jadi rahasia lagi, jika salah satu sifat yang bisa merusak tujuan yang ingin dicapai manusia adalah malas. Begitu juga dengan skripsi, apabila kamu malas dalam mengerjakannya maka skripsimu bisa-bisa terbengkalai dan tidak ada arah serta tujuan lagi.

Maka dari itu kamu harus sadari betul keadaanmu sekarang, ya. Apakah kamu sedang malas-malasan ataukah tidak. jika sekarang dalam kondisi malas, kamu bisa membulatkan tekad kuatmu yang dulu. Ingat juga pengorbananmu sampai detik ini. Ingatlah berapa banyak uang yang harus kamu keluarkan, dan berapa banyak tenaga dan waktu yang sudah dikorbankan.

Gak mau, kan, hanya gara-gara sifat yang satu ini cita-cita serta target yang diinginkan hancur lebur begitu saja. Nah, apabila merasa bosan, refresh otak kamu dulu aja. Namun ingat, jangan sampai keterusan dan malah tidak kembali mengerjakan skripsimu, ya.

2. Menunda tanpa ada batasan waktu yang jelas

Ilustrasi menunda pekerjaan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menunda merupakan pasangan dari sifat malas. Kebanyakan mahasiswa tingkat akhir kesulitan untuk mengontrol sifat ini, lho. Alasannya begitu banyak, mulai dari pusing dan bingung mengerjakan skripsi, serta menyepelekan pengerjaan skripsi karena dikira waktu masih panjang. 

Semua hal itu biasanya dipicu karena faktor kurang bersemangatnya mahasiswa. Selain tekad yang lemah, tidak adanya tujuan serta cita-cita menjadi faktor utamanya. Mahasiswa juga sering menyepelekan dan malah tidak memiliki sifat proaktif untuk mengerjakan skripsi, lho. Antara mahasiswa dan dosen teradang malah saling menunggu satu sama lain. Alhasil, pekerjaan selalu ditunda dan bakal lama pengerjaannya. 

Maka dari itu, untuk mengatasinya kamu perlu menyadarinya terlebih dahulu, nih. Setelah itu, baru kuatkan niat, tekad serta tujuanmu, ya. Rancang juga action plan setiap harinya. Contohnya kamu punya target harian, seperti menulis satu halaman per hari. Dijamin kamu gak bakal terasa dan tiba-tiba sudah sampai kesimpulan. Manfaat lain dari menerapkan kegiatan ringan ini adalah agar kamu tidak cepat bosan, lho. Simpel banget kan?

Baca Juga: 5 Persepsi yang Malah Membuatmu Tak Produktif di Masa Sibuk Skripsi

3. Rasa takut dan malu berlebihan saat ketemu dosen pembimbing

Illustrasi takut dan bimbang (pexels.com/Inzmam khan)

Dosen yang baik dan perhatian ternyata belum cukup untuk mempercepat mahasiswa tingkat akhir untuk lulus, lho. Salah satu penyebab mahasiswa lama lulus adalah mempunyai sifat malu dan takut saat ketemu dosen. 

Baik itu karena melakukan kesalahan saat penelitian maupun malu karena tidak pernah bimbingan sebelumnya. Takut dimarahi, dibentak, bahkan ditolak untuk bimbingan. Semua itu memang terkadang muncul dibenak mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

Namun, tahukah kamu semua itu hanyalah overthinking dan hanya pikiran negatif yang muncul. Nyatanya dosen pembimbing tidak akan pernah melakukan hal sekejam itu. Bagimanapun keadaanmu, mereka tetap akan mendukung dan berusaha membimbingmu, kok. Saat kamu melakukan kesalahan maupun hanya sekedar bimbingan seperti biasanya.

Maka dari itu jangan pernah ragu dan memiliki sifat takut berlebihan seperti itu, ya. Sadari dan hindari sekarang juga. Sudah saatnya kamu beranikan diri kamu demi masa depan yang cerah.

4. Perfeksionis, terlalu menuntut kesempurnaan

Illustrasi kaca mata pembesar (pexels.com/pixabay)

Sebagai seorang mahasiswa memang sangat wajar ketika mendambakan hasil penelitian dan skripsi yang amat bagus. Namun, tidak disarankan kamu berlebihan dalam hal tersebut, ya. Alih-alih ingin terlihat bagus, eh malah kamu jadi punya sifat yang perfeksionis.

Sifat ini begitu menyusahkan jika kamu memilikinya, lho. Kamu akan selalu terkekang pada ketidaksempurnaan yang pasti selalu ada pada tulisan skripsimu. Alhasil, kamu tidak akan pernah puas dan terus merevisi tanpa henti. Ujung-ujungnya kamu akan telat waktu lulus dan malah menyesal setelahnya.

Sadari sedini mungkin jika kamu memang memiliki sifat seperti itu, ya. Jangan lupa untuk tidak terlalu menuntut  kesempurnaan. Sebab ujungnya hanya ketidakpuasan dan wisuda malah semakin lama.

Salah satu solusi jika kamu punya sifat ini adalah buat parameter tersendiri agar kamu tidak selalu merevisi skripsimu untuk tampil sesempurna mungkin. Contoh nyatanya adalah jika kamu sudah melakukan editing tiga kali, maka kamu bisa cukupkan dan tidak perlu melakukan editing lagi. Tinggal serahkan ke dosen pembimbing untuk dikoreksi lagi atau disetujui. Gampang bukan?

Baca Juga: 5 Hal Ini Perlu Dilakukan Sebelum Sidang Skripsi, Kuatkan Mental Kamu!

Verified Writer

Norman Wijaya

Semakin kreatif dan informatif! @norman_wijaya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya