TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Kesehatan Mentalmu Menurun dan Butuh Penanganan Segera!

Jangan tunggu sampai parah

ilustrasi orang sedang konseling (pexels.com/Alex Green)

Kondisi mental seseorang sebenarnya tidak pernah menetap 100 persen pada titik yang sama. Ia bersifat fluktuatif, artinya mengalami perubahan secara terus menerus. Kadang kondisi mental berada pada titik di atas ketika seseorang sedang merasa sejahtera dan bahagia, terkadang berada di bawah ketika sedang stres dengan banyaknya tuntutan hidup. Namun, hal ini tidak boleh menjadi alasan seseorang menjadi abai dengan kesehatan mentalnya sendiri.

Kondisi mental yang sedang down memang tidak selalu berarti memiliki gangguan psikologis. Hal itu wajar terjadi bila seseorang memikul beban yang dirasa sangat berat dan lelah dengan hal tersebut. Tapi, bila kondisi itu berlangsung untuk waktu yang lama, kamu sangat disarankan untuk meminta bantuan professional kesehatan mental. Jangan karena berpikir kondisi kesehatan mental selalu naik turun, kamu malah mengabaikan sinyal-sinyal tubuhmu yang butuh pertolongan itu, ya!

Baca Juga: 5 Tips Menuju Kesehatan Mental yang Lebih Baik, Penting!

1. Menghindari bersosialisasi dengan orang lain

ilustrasi berinteraksi dengan lingkungan sosial (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Terlepas dari karakter kepribadian introver dan ekstrover, kamu sebagai makhluk sosial sejatinya saling membutuhkan antar sesama. Bedanya, para introver mungkin lebih nyaman bersosialisasi dengan teman dekatnya dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan para ekstrover sebaliknya.

Bila kamu menemui dirimu merasa mudah lelah ketika berinteraksi dengan orang lain, padahal sebelumnya hal itu tidak pernah terjadi, maka kamu harus mulai waspada. Apalagi kalau kamu mulai mengisolasi diri dari dunia luar dan tidak ingin sama sekali bertemu dengan orang lain. Tetap berinteraksi dengan lingkungan sosial adalah salah satu jalan untuk membuat kita senantiasa connect dengan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar. 

2. Pola tidur berantakan

ilustrasi orang kesulitan tidur(pexels.com/AndreaPiacquadio)

Ada juga, nih, yang biasanya sulit tidur di malam hari, lalu akan tertidur dengan sangat pulas di siang hari. Akibatnya, aktivitas sehari-harinya ikut terganggu karena rasa kantuk yang tidak bisa ditahan. Ada pula yang sedikit-sedikit jadi mudah mengantuk padahal sudah minum berliter-liter kopi. Bila hal ini terjadi pada dirimu, padahal kamu sudah berusaha menerapkan pola tidur yang benar, maka kamu juga harus mulai waspada.

Tidur yang berantakan, entah itu sulit tertidur maupun terlalu banyak tidur, menjadi salah tanda bahwa dirimu sedang tidak baik-baik saja. Sulit tidur bisa menjadi gejala dari gangguan kecemasan, sedangkan kelebihan tidur juga bisa jadi indikasi dari gangguan depresi. Jadi, kalau pola tidurmu mulai tidak karuan, segera berikan jeda untuk diri sendiri melepas segala jenis tekanan yang ada, misalnya refreshing, relaksasi, ataupun menghindari benda-benda elektronik yang rawan membuat seseorang insomnia.

3. Sulit fokus

ilustrasi mengalami kelelahan psikologis (pexels.com/Andrew Neel)

Kalau kamu juga menemui dirimu menjadi sulit fokus atau berkonsentrasi pada segala tugas dan pekerjaanmu, maka ini bisa menjadi sinyal bahwa kondisi kesehatan mentalmu sedang menurun. Hal ini bisa ditandai dengan sulitnya menyelesaikan satu tugas sederhana, berpikir secara spontan, atau bahkan tidak fokus ketika berbicara dengan teman. Biasanya, ini terjadi ketika dirimu berada pada tahap sangat kelelahan, baik itu secara fisik maupun psikis. Untuk itu, kamu butuh beristirahat agar hal tersebut tidak menjadi semakin parah.

4. Selalu merasa lelah

ilustrasi sedang kelelahan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Pernahkah kamu mendapati dirimu sendiri merasa sangat lelah padahal tidak melakukan apa-apa? Atau kamu hanya melakukan satu hal kecil tapi merasa energimu terkuras habis? Orang-orang yang tidak paham mungkin akan menganggap hal tersebut sebagai kemalasan.

Bagi orang dengan kondisi mental kurang baik, dirinya seakan-akan kehabisan energi untuk melakukan aktivitas yang selama ini dilakukannya, bahkan untuk aktivitas yang disukai seperti hobi. Meski telah mendapatkan tidur dan makan yang cukup, ia tetap seakan-akan tidak memiliki energi untuk bergerak. Akibatnya, satu pekerjaan kecil harus ia lakukan dengan sangat keras dan membutuhkan effort yang tidak seperti biasanya. Pernah alami?

Baca Juga: Perbedaan Mental Health dan Mental Illness, Jangan Keliru!

Verified Writer

Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya