TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peran Penting Peneliti Perempuan dan Tips Melahirkan Peneliti Hebat

Dunia butuh science dan science butuh perempuan!

Zoom Meeting L'Oreal-UNESCO for Women in Science. 10 November 2022 (IDN Times/Nurkorida Aeni)

Sudah bukan rahasia lagi jika peneliti memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Seiring dengan perkembangan zaman yang terus melaju pesat, begitu pula dalam dunia science, akan ada banyak hal yang butuh dilakukan studi lanjut oleh para peneliti.

Meskipun saat ini ada cukup banyak peneliti, tetapi berdasarkan data yang diterbitkan oleh UNESCO di tahun 2021, tercatat bahwa persentase peneliti perempuan di dunia hanya 33,3 persen saja. Sementara, di Indonesia menurut Survei Angkatan Kerja Nasional 2020, hanya 3 dari 10 perempuan yang berkarier di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).

Menyikapi hal tersebut, L'Oreal bekerja sama dengan UNESCO menggelar kegiatan bertajuk L'Oréal-UNESCO for Women in Science. Pada Zoom meeting yang diselenggarakan pada Kamis (10/11/22), acara tersebut dihadiri oleh Dr. Itje Chodidjah M.A, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dan Mohamad Fikri Alhabsie, Director of Corporate Responsibility L’Oréal Indonesia, sebagai narasumber yang memaparkan beberapa hal seperti di bawah ini.

1. Alasan rendahnya persentase peneliti perempuan

Zoom Meeting L'Oreal-UNESCO for Women in Science. 10 November 2022 (IDN Times/Nurkorida Aeni)

Melihat persentase yang diterbitkan oleh UNESCO dan AKN, ada berbagai hal yang menjadi penyebab mengapa jumlah peneliti perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki. Kurangnya dukungan dari berbagai pihak menjadikan pergerakan perempuan dalam melakukan penelitian jadi terbatas.

Fikri menjelaskan bahwa, "Kita melihat banyak sekali perempuan-perempuan peneliti dengan mimpi juga dengan penelitian yang luar bisa. Tapi memang, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada gender gap issue dalam dunia penelitian."

Selain itu, Dr. Irtje juga menambahkan bahwa penyebab lain sedikitnya jumlah peneliti perempuan karena rendahnya minat perempuan muda di bidang science. Sehingga, itu menjadi PR penting untuk dikaji lebih jauh lagi.

2. Peran penting peneliti untuk masa depan

Zoom Meeting L'Oreal-UNESCO for Women in Science. 10 November 2022 (IDN Times/Nurkorida Aeni)

Gak bisa dipungkiri bahwa peneliti memiliki peran penting bagi seluruh masyarakat. Terlebih lagi, saat ini orang-orang cenderung merasa haus akan informasi yang valid di tengah maraknya berita hoax yang mudah tersebar luas di internet. Melihat fenomena tersebut, Dr. Irtje mengemukakan bila itu adalah peluang yang baik untuk para peneliti.

“Jadi, penelitian ini nantinya akan memiliki prospek yang baik. Karena dengan perkembangan teknologi ini, rata-rata yang diminta adalah data. Misalnya, mengatakan makanan ini sehat bagi penderita diabet, apa buktinya? Ruangan ini akan baik untuk kesehatan karena memiliki ventilasi yang begini dan begini,” jelasnya.

Baca Juga: [QUIZ] Kamu Cocok Jadi Peneliti Bila Bisa Jawab Soal Biologi Ini

3. Pentingnya mendukung perempuan di bidang science

Zoom Meeting L'Oreal-UNESCO for Women in Science. 10 November 2022 (IDN Times/Nurkorida Aeni)

Meskipun sering dipandang sebagai sosok yang lemah oleh sebagian orang, tapi nyatanya perempuan memiliki potensi melakukan penelitian hebat layaknya laki-laki, bahkan mungkin bisa lebih baik lagi. Sehingga, untuk memaksimalkan potensi tersebut dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak.

“Perempuan dari bangun tidur hingga tidur ini berhubungan dengan sains, menurut saya. Kita bangun tidur supaya bersemangat itu ngapain? Nah, ini semua butuh peneliti-peneliti perempuan yang mampu memahami arti mendetail dan lebih banyak urusan dengan kehidupan sehari-hari yang membuat penelitian itu lebih relevan dengan kebutuhan manusia, dengan kebutuhan-kebutuhan setiap hari,” ungkap Dr. Itje.

Artinya, penelitian yang dilakukan oleh perempuan cenderung akan lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga, jika jumlah peneliti perempuan lebih banyak, maka akan ada beragam informasi baru yang bermanfaat bagi setiap orang.

4. Cara memotivasi gen Z untuk berkarier dan masuk di dunia science

Zoom Meeting L'Oreal-UNESCO for Women in Science. 10 November 2022 (IDN Times/Nurkorida Aeni)

Meskipun banyak orang yang paham betul begitu pentingnya peran para peneliti untuk masa depan, tapi kebanyakan cenderung enggan untuk terjun di dunia ini. Dr. Itje menyebutkan banyak dari mereka yang berpikir dan memandang peneliti itu sosok orang yang ada di lab, ada di tempat-tempat yang gak berhubungan dengan orang-orang.

Sehingga, dibutuhkan upaya agar bisa memotivasi kawula muda atau gen Z  untuk mau berkarier di bidang ini. Salah satu caranya yaitu dengan mengampanyekan bahwa penelitian bisa sangat menarik karena akan membangun kehidupan yang lebih baik di masa depan.

“Saat ini belum banyak para peneliti atau orang-orang yang memahami tentang pentingnya penelitian itu mengomunikasikan hal ini kepada generasi muda. Ini yang menurut saya dijadikan highlight, bahwa peneliti yang tahu persis dampak dari penelitian, dampak dari iptek, untuk kehidupan saat ini. Apalagi dengan berbagai perubahan sosial yang terjadi. Para peneliti perlu melakukan kampanye kepada generasi muda dengan bahasa-bahasa yang mudah dipahami,” jelas Dr. Itje.

Dalam menyikapi fenomena ini, sebaiknya peneliti memanfaatkan platform media sosial yang tengah berkembang pesat. Mereka bisa menuturkan hasil penelitiannya dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh gen Z, sehingga makin banyak orang, khususnya perempuan yang tertarik dengan bidang ini.

Baca Juga: W20 Post Summit: Stereotipe Turut Jadi Hambatan Perempuan Agar Berdaya

Verified Writer

Nurkorida Aeni

Mari berteman!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya