TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Makna Nyepi untuk Kehidupan, Sakral bagi Umat Hindu 

Rahajeng Rahina Nyepi caka 1946 

ilustrasi umat hindu sembahyang (pexels.com/el jusuf)

Nyepi, yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Saka adalah salah raya paling sakral bagi umat Hindu di Indonesia. Ini merupakan hari di mana umat Hindu merayakan tahun baru dengan cara yang unik yaitu dengan melakukan puasa total atau dikenal dengan "sepi total" selama 24 jam. Selama periode ini, tidak ada aktivitas manusia yang diizinkan, termasuk bekerja, bepergian, atau bahkan menyalakan lampu.

Tahun baru Saka jatuh pada bulan Maret-April, bertepatan dengan perubahan tahun Saka Hindu, sesuai dengan perhitungan kalender Hindu. Hari Nyepi ini memiliki banyak makna dan pelajaran yang dapat diambil dari praktik puasa total yang dilakukan selama 24 jam. Berikut adalah lima makna Nyepi yang relevan bagi kehidupan sehari-hari.

1. Refleksi diri dan spiritualitas

ilustrasi umat hindu (pexels.com/Titah Anamika)

Nyepi adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan diri, mengevaluasi perjalanan spiritual kita, dan mencari kedamaian dalam diri kita sendiri. Dengan menjalani puasa total, kita membebaskan diri dari gangguan dunia luar dan memiliki kesempatan untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan yang sejati.

Ini adalah saat yang tepat untuk menghubungkan diri dengan yang Maha Kuasa melalui meditasi dan introspeksi. Umat Hindu diimbau untuk merenungkan kesalahan dan kekurangan mereka, serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dalam kehidupan spiritual dan praktik agama mereka. Dengan melakukan ini, mereka dapat mengalami pertumbuhan dan transformasi pribadi yang positif.

2. Menjaga harmoni dengan alam semesta

ilustrasi Pura di Tanah Lot (unsplash.com/Harry Kessell)

Selain menjadi waktu introspeksi pribadi, Nyepi juga mengajarkan kita untuk menjaga harmoni dengan alam semesta. Selama 24 jam, semua aktivitas manusia dihentikan untuk memberikan kesempatan bagi alam untuk "beristirahat".

Hal ini menjadi bentuk penghormatan terhadap alam dan lingkungan kita. Dalam kehidupan sehari-hari, menghargai alam dan menjaga kelestariannya adalah prinsip yang sangat penting. Mereka menyadari bahwa mereka adalah bagian integral dari alam dan bahwa tindakan mereka memiliki dampak langsung pada keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan lingkungan.

Baca Juga: Rentetan Nyepi di Denpasar Menghasilkan 940 Ton Sampah

3. Disiplin dan pengendalian diri

ilustrasi rutinitas masyarakat Desa Panglipuran (unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Puasa total selama 24 jam pada Hari Nyepi membutuhkan disiplin dan pengendalian diri yang kuat. Menahan diri dari godaan dan kebiasaan sehari-hari merupakan tantangan yang nyata, tetapi dengan melakukan ini, kita belajar untuk mengendalikan diri dan menghargai kesederhanaan dalam kehidupan.

Selama Nyepi, umat Hindu juga diharapkan untuk mengendalikan diri dari dorongan negatif seperti kemarahan, kebencian, atau nafsu duniawi lainnya. Ini mencerminkan upaya untuk mencapai kedamaian batin dan kesucian pikiran dengan menekan emosi negatif dan mendorong keadaan pikiran yang positif dan penuh kedamaian.

4. Menghargai waktu dan keheningan

ilustrasi pura saat nyepi (unsplash.com/Niklas Weiss)

Nyepi mengajarkan kita untuk menghargai waktu dan keheningan. Dalam budaya yang serba cepat dan sibuk seperti saat ini, seringkali kita lupa untuk memperlambat dan menikmati momen-momen tenang dalam hidup kita.

Hari Nyepi adalah waktu yang tepat untuk merasakan ketenangan dan keheningan, membiarkan diri kita bersantai dan menikmati ketenangan tanpa gangguan. Dengan menjaga keheningan dan menahan diri dari aktivitas duniawi, umat Hindu membersihkan diri dari dosa dan karma negatif, serta mempersiapkan diri untuk memulai siklus baru dengan semangat yang segar.

Verified Writer

Oktavia Isanur Maghfiroh

keep going!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya