Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Editor's Talk menjadi salah satu sesi webinar di Indonesian Writers Festival (IWF) 2021 yang paling banyak dinanti oleh community writers. Di hari ketiga gelaran IWF 2021 kali ini, tema yang diangkat berkaitan dengan berbagai mitos yang berkembang di antara commuter terkait isu-isu proses moderasi artikel.
Mengusung tajuk "Editor's Talk: Mitos & Fakta Community Writer dan Launching IDN Times Korea", yuk intip apa saja deretan mitos dan fakta yang banyak menyita perhatian commuter IDN Times.
1. Submit pagi bakal lebih cepat terbit
sesi Editor's Talk di IWF 2021 (youtube.com/IDN Times) Siapa nih yang masih percaya kalau semakin pagi submit artikel, maka peluang publish-nya juga akan semakin besar? Ternyata anggapan ini cuma mitos, lho. Para community editor sepakat bahwa waktu submit gak ada hubungannya dengan kecepatan dan peluang artikel terbit.
Para editor ini juga menambahkan kalau tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menerbitkan artikel. Selama artikel yang dikirim oleh commuter sudah sesuai dengan aturan dan punya daya tarik, pasti bakal langsung dilirik editor untuk diterbitkan.
Baca Juga: IWF 2021: 5 Rahasia Tiap Kanal IDN Times agar Tulisan Cepat Terbit
2. Editor punya jam publish tertentu
sesi Editor's Talk di IWF 2021 (youtube.com/IDN Times) Berbeda dengan jam kerja orang kantoran pada umumnya, ternyata community editors punya loyalitas kerja yang di luar dugaan. Gak ada jam kerja khusus, para editor bak kerja 24 jam demi memoderasi artikel commuter dan menerbitkannya.
Berdasar pengakuan ini, mitos tentang jam publish pun ikut terpatahkan. Bahkan Yudha Viktor, salah satu community editor spesialis kanal science, geek, dan hype Indonesia, sampai punya moto "hidup untuk ngedit". Wah, luar biasa ya.
3. Telat kerjain revisi, gak akan diedit. Duh!
sesi Editor's Talk di IWF 2021 (youtube.com/IDN Times) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Revisi dari editor memang masih sering dialami oleh commuter. Terlepas dari poin apa saja yang menjadi alasan pengembalian artikel tersebut, ternyata kondisi ini memunculkan kekhawatiran dari commuter kalau hasil revisi yang terlambat di-submit kembali tidak akan diedit oleh editor.
Siantita Novaya mengatakan anggapan ini cukup optional. Pasalnya, artikel di kanal tertentu yang butuh kecepatan publish memang harus segera diangkat agar beritanya gak basi. Lain cerita dengan artikel timeless, nih. Pengerjaan revisi yang mungkin sempat tertunda masih bisa 'termaafkan' dan tetap diedit hingga berujung terbit.
4. Editor punya community writer favorit
sesi Editor's Talk di IWF 2021 (youtube.com/IDN Times) Beberapa commuter memang kerap terlihat mudah menghasilkan tulisan seolah para editor gampang meloloskan artikelnya. Alhasil, sebagian commuter lain beranggapan kalau editor menjadikannya writer kesayangan yang karyanya sering dinanti atau bahkan difavoritkan.
Padahal, anggapan ini cuma mitos lho. Bagi editor, semua penulis itu sama dan akan diperlakukan sejajar. Sebab, indikasi pertama dan utama dari terbitnya artikel adalah artikel itu sendiri. Judul yang menarik ditambah dengan isi tulisan yang berbobot merupakan kunci penting lolosnya artikel dari proses moderasi.
Baca Juga: IWF 2021: Rian Ungkap Peran Jurnalis Musik dalam Karier D’Masiv