TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tanda Kamu Lakukan Self-abandonment, Sikap Abai pada Diri Sendiri

Jangan anggap remeh!

ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Self-abandonment merupakan kondisi di mana seseorang mulai mengabaikan diri sendiri. Biasanya, hal ini muncul akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh orang terdekat di masa kanak-kanak, baik secara emosional maupun fisik. Sayangnya, orang kerap gak sadar kalau sudah terjebak dalam "rutinitas" self-abandonment hingga seolah jadi kebiasaan yang lumrah dilakoni.

Jangan anggap remeh, mulai kenali tanda-tanda self-abandonment lewat enam hal berikut ini. Yuk, segera upayakan keluar dari kondisi ini demi kesehatan dan kestabilan mentalmu.

1. Meminimalkan perasaan dan kebutuhan sendiri demi orang lain 

ilustrasi pertemanan (Pexels.com/Elijah O'Donnell)

Pengabaian terhadap diri sendiri biasanya diawali dari kebiasaan meminimalkan perasaan dan kebutuhan pribadi demi orang lain. Kamu beranggapan bahwa kebahagiaan orang lain layak didahulukan hingga rela mengorbankan diri sendiri.

Memang benar sikap ini mampu menjauhkanmu dari egoisme. Namun, bukan berarti kamu boleh abai pada diri sendiri. Idealnya, pemenuhan kebutuhan dan kepedulian atas perasaan pribadi gak otomatis tergeser saat keinginan menyenangkan orang lain muncul.

Baca Juga: Perbedaan Self Improvement dan Self Development Beserta Contohnya

2. Bertahan dalam hubungan yang tidak sehat 

ilustrasi pasangan (Pexels.com/RODNAE Productions)

Logikanya, saat hubungan sudah mulai gak sehat, kamu berhak bahkan wajib pergi demi menjaga kesehatan mentalmu. Sayangnya, meski sadar terjebak dalam hubungan toksik, orang kerap memilih untuk bertahan dengan alasan yang jauh dari logis, seperti sudah terlanjur cinta.

Bahkan, terkadang kamu akan merasa mampu mengubah orang lain dan gak tega meninggalkan hubungan tersebut. Padahal, semakin keras bertahan, kamu justru akan memperdalam luka batin akibat pengabaian atas perasaau selama ini demi orang yang belum tentu memikirkan dirimu.

3. Menekan dan menyangkal emosi yang dirasakan 

ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Setiap orang punya emosi masing-masing lengkap dengan hak untuk mengekspresikannya, sepanjang masih di jalur yang positif. Namun, cukup banyak orang yang menekan atau bahkan menyangkal emosi yang dirasakannya demi terlihat baik-baik saja di depan orang lain.

Sikap semacam ini pada akhirnya akan membuatmu kehilangan kepekaan atas emosi sendiri. Rasa marah, kecewa, bahkan sedih, sengaja kamu sembunyikan seolah semua itu gak penting. Padahal, pengabaian ini justru jadi "pintu masuk" bagi kerusakan mental jangka panjang.

4. Mengkritik diri sendiri secara berlebihan 

ilustrasi merasa tertekan (Pexels.com/RODNAE Productions)

Sebenarnya, kritik bisa jadi alat untuk menempa dan memperbaiki kualitas diri agar semakin baik. Namun, saat kritik jadi terlalu tajam dan hanya ingin menyerang atau bahkan menyudutkan, mental justru jadi mudah jatuh hingga merasa sulit untuk bangkit.

Gak cuma dari orang lain, kritik yang berasal dari diri sendiri malah berdampak lebih "kejam" dan jauh lebih berbahaya. Saat kamu makin keras mengkritisi diri sendiri, hasil yang didapat justru akan semakin jauh dari harapanmu.

Kamu akan merasa gak berharga karena sudah kehilangan kepercayaan diri dan kecintaan pada diri sendiri. Pengabaian di level ini cenderung mampu membuatmu tergiring dalam sikap merendahkan diri dan rasa putus asa.

5. Tidak menetapkan batasan dengan orang lain 

ilustrasi mengobrol (Pexels.com/fauxels)

Membuat batasan pribadi sama pentingnya dengan menyayangi diri sendiri. Pasalnya, tanpa penerapan batasan, orang akan sering melanggar privasimu atau bahkan semakin mudah memanfaatkanmu demi kepentingan pribadi mereka. Dalilnya tentu saja sikap tolong menolong sesama teman atau atas dasar konsep kekeluargaan.

Di sinilah pentingnya sebuah batasan. Bukan hanya untuk menjaga kewarasan mentalmu sendiri, tapi juga untuk menanamkan pemahaman pada orang laim kalau kamu punya aturan yang wajib mereka patuhi. Berhubungan dekat boleh saja, tapi bukan berarti orang boleh melanggar batas privasimu.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Belum Memiliki Self Actualization yang Baik

Verified Writer

T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya